Laporkan Masalah

Kaderisasi Nasyiatul Aisyiah

FARIDAH, Siti, Siti Faridah

2007 | Skripsi | Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (dh. Ilmu Sosiatri)

Eksistensi sebuah badan otonom Muhammadiyah seperti Nasyiatul Aisyiah (NA) ditengah hiruk pikuknya arus globalisasi memiliki masalah yang pelik dari tahun ke tahun, yakni kaderisasi. Pentingnya kaderisasi dalam NA bukan hanya terletak pada kebutuhan ingin tetap hadir secara fisik ditengah masyarakat, melainkan juga berkaitan dengan bagaimana organisasi itu berperan aktif dalam melahirkan kebijakan-kebijakan yang dapat menjawab permasalahan umat (perempuan khususnya). Dalam rangka menciptakan kader yang mampu mengemban misi NA dalam kehidupan berrmasyarakat dan berbangsa, maka PPNA meletakkan dasar-dasar system perkaderan yang wajib dilaksanakan dalam setiap tingkatan kepengurusan NA. Tidak dapat dihindarkan, PCNA Wirobrajan menghadapi berbagai kendala kaderisasi mulai dari berkurangnya jumlah anggota PCNA setempat hingga menurunnya minat pengurus untuk melaksanakan tanggungjawabnya sebagai penggerak masyarakat, maka PCNA Wirobrajan melakukan berbagai perubahan yang dianggap kontroversial bagi kehidupan perkaderan NA. Apa dibalik permasalahan kaderisasi PCNA Wirobrajan tersebut dan bagaimana PCNA tersebut berusaha keluar dari permasalahan itu, adalah menjadi kajian penulis dalam penelitian ini. Dalam hal ini, sebuah proses internalisasi nilai-nilai yang terangkum dalam sistem perkaderan yang disosialisasikan selama bertahun-tahun, telah didobrak oleh para aktivis PCNA Wirobrajan demi tetap menggerakkan roda kaderisasi yang mulai dihadapkan pada tantangan-tantangan diluar organisasi. Perubahan-perubahan yang terus dijalankan, sehingga pada akhirnya dapat menjadi sebuah alternatif dalam sistem perkaderan yang baru, yang terangkum dalam Gerakan Seribu Ranting oleh PPNA. Demikian, Berger memberikan sebuah pengetahuan bahwa manusia merupakan instrumen dalam menciptakan realitas sosial yang objektif melalui proses dialektis objektifikasi, internalisasi, dan eksternalisasi. Dari kajian teoritis tersebut, studi deskriptif menjadi sebuah pilihan dalam memandu penulis memahami realita yang ada. Melalui wawancara mendalam dengan berbagai pihak dalam Muhammadiyah dan NA yang sangat vital keberadaannya dalam memberikan berbagai keterangan, serta mengcross chek informasi yang didapat. Beberapa penyebab kemunduran kaderisasi dalam PCNA (internal maupun eksternal), pada dasarnya bersinggungan erat antara bagaimana NA memerankan dirinya ditengah masyarakat yang sangat majemuk dan dinamis ini dengan dasar gerakan sosial keagamaan dari seorang K.H. Ahmad Dahlan sejak dulu. Dalam hal ini, penulis melihat bahwa NA masih bermasalah dengan persoalan bagaimana menyambungkan ide-ide modern dengan Islam dalam kalimat-kalimat teologis yang dimengerti umat bawah yang masih belum maju dalam manajemen dan sistem informasinya. Disisi lain, urgensi kaderisasi NA dalam persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi yang memperjuangkan seluruh umat (bukan hanya perempuan) terbentur dalam dikotomi peranan organisasi perempuan dan organisasi diluar perempuan dalam Muhammadiyah,sehingga kaderisasi NA masih sebagai pelengkap organisasi besar Muhammadiyah saja, meskipun pada awalnya tidak demikian bagi Somodirdjo sebagai penggagas berdirinya NA. Harapannya, lewat kendali teologis baik NA maupun Muhammadiyah dapat membentuk etos sosial yang kuat pada aktivis Persyarikatan Muhammadiyah maupun masyarakat pada umumnya.

Kata Kunci : Pemberdayaan Perempuan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.