Militer Amerika Serikat dalam Dinamika Proses Pembuatan Kebijakan Perang Terhadap Irak Tahun 2003
NASUTION, Vivi Indra Amelia, Vivi Indra Amelia Nasution
2007 | Skripsi | Ilmu Hubungan InternasionalMiliter AS sebagai sebuah bentuk prajurit professional memiliki struktur birokrasi yang rapi dan terkoordinir dengan baik. Namun, organisasi militer profesional ini tidak muncul begitu saja, ia membutuhkan waktu yang cukup lama hingga disempurnakan sebagai sebuah sistem yang padu di bawah The Military Department. Bush menempatkan militer sebagai instrument strategis kebijakan luarnegerinya yaitu War on Terrorism (WOT), yang kemudian memutuskan untuk berperang terhadap Irak. Alasan yang melatarbelakangi keterlibatan militer yaitu ; 1) Kondisi tersebut didukung dengan kapabilitas yang dimiliki militer AS. Meski keputusan perang tersebut adalah inisiatif dari Presiden G. Walker Bush, tetap dibutuhkan pertimbangan dan masukan-masukan dari pihak-pihak yang terkait. Diantaranya adalah militer. Militer tersebut baik dalam tataran institusi yaitu JSC, NSC, Military Department, ataupun mantan elit militer yang kini menduduki jabatan strategis di dalam kabinet Bush seperti Colin Powell, Donald Rumsfeld, dan Wayne Downing. 2) Terjadinya tragedi 9/11, pemboman dan pembajakan pesawat yang dilakukan oleh kelompok teroris. Kelompok teroris tersebut disinyalir mendapatkan suplai senjata berbahan nuklir dari negara seperti Irak. Pada saat itu juga, Irak diduga melakukan pengayaan uranium untuk membuat WMD (Weapon of mass destruction). Pemerintah Bush tidak lagi melihat terorisme sebagai suatu kejahatan, tetapi suatu tindakan perang.102 Oleh karena itu, kebijakan luarnegeri yang cenderung menggunakan force dianggap paling sesuai untuk mengahadapi ancaman terorisme. Analisa dan pertimbangan baik dari institusi militer seperti JSC, Dept. Military, Unified Combatant Command, dan para mantan elite militer yang tergabung sebagai penasihat kemanan di NSC, dan kabinet memberikan pengaruh penting bagi keputusan Bush untuk menyerang Irak. Karena secara teknis merekalah yang memiliki pengetahuan dan pengalaman operasional, seperti merancang strategi tempur dan termasuk cara diplomasi untuk mendapatkan sekutu dan dukungan PBB. Tanpa dukungan dan analisa tersebut, inisiatif presiden Bush mendekalarasikan perang terhadap Irak tak akan terlaksana dan tujuan untuk melengserkan rezim Saddam tak akan tercapai.
Kata Kunci : Kebijakan Perang; Amerika-Irak