Laporkan Masalah

Dakwah: Sekularisasi Vis a Vis Desekularisasi Agama

HARTADI, Hartadi

2007 | Skripsi | Politik dan Pemerintahan (dh. Ilmu Pemerintahan)

Salah satu fenomena keberagamaan yang menarik yang sempat ditulis oleh KOMPAS pada awal tahun 2006 adalah kunjungan beberapa tokoh agama untuk mengadukan permasalahan yang diderita bangsa Indonesia kepada presiden SBY. Mereka merasa risau dan gelisah karena permasalahan yang diderita bangsa beragama ini semakin bertambah. Apabila dicermati baik melalui media cetak maupun elektronik, kegelisahan tersebut memang beralasan karena memang tindakan-tindakan penyimpangan terhadap agama seakan telah menjadi permasalahan yang akut dan sangat sulit untuk dicarikan solusinya. Tindakan-tindakan penyimpangan yang dilakukan baik dari level individu maupun kolektif bahkan telah mengarah kepada perusakan tatanan alam. Problem besar ini meminjam bahasa Berger disebut dengan sekularisasi agama. Sebuah proses dimana nilai-nilai agama mengalami kemerosotan atau ditinggalkan oleh pemeluknya. Terkait dengan masalah ini, kaum agamawan berusaha menemukan pemecahan atas persoalan yang ada. Mereka merumuskan masalah, berusaha mencari sumber-sumber penjelas serta melakukan upaya sosial, ekonomi, politik dan lain sebagainya. Tidak ketinggalan dalam upaya ini adalah apa yang dilakukan oleh para aktivis dakwah kampus di UGM. Upaya yang dimaksud adalah dakwah. Merujuk kepada penjelasan Berger, upaya ini adalah salah satu bentuk counter-secularization atau desekularisasi. Jadi, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa di wilayah aksi sekularisasi agama yang terjadi dibanyak dimensi manusia dewasa ini tidak berjalan sendirian akan tetapi sebenarnya berdialektika dengan kekuatan desekularisasi yang dilakukan kaum agamawan (termasuk dalam hal ini para ADK di UGM). Menimbulkan pertanyaan kemudian adalah bagaimana sebenarnya keterlibatan ADK di UGM dalam dialektika sekularisasi dengan desekularisasi agama. Guna menjawab pertanyaan di atas, skripsi ini menggunakan metode Hermeneutik,Fenomenologi, dan Partisipasi Aksi dalam analisa datanya. Hermeneutik digunakan untuk membuat interpretasi terhadap nash-nash keagamaan sehingga penjelasan tentang sekularisasi dan desekularisasi tidak bersifat a historis. Hermeneutik yang dipakai dalam skripsi ini tidak seperti yang digunakan dalam model objective hermeneutics, humanis hemeneutics atau critical hermeneutics, akan tetapi menggunakan pertimbangan asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat), asbabul wuruj (sebab-sebab keluarnya hadist), serta kaidah-kaidah yang lain dalam menginterpertasikan nash agama Islam.Dalam keperluan untuk menganalisa data yang bersifat aktual dan dalam usaha agar lebih mendalam, dalam skripsi ini juga menggunakan metode Fenomenologi dan model riset Partipasi Aksi. Sebagai pisau analisa, digunakan kolaborasi dari Teori Pertukaran Homans dan Blau,Interaksionisme Simbolik Mead, serta Teori Sistem. Walaupun secara filsafat sosial berbeda,keluasan tema skripsi ini menuntut untuk penggunaan ke- 4 teori tersebut. Hasil yang didapatkan adalah keterlibatan ADK di UGM dalam dialektika sekularisasi dengan desekularisasi agama adalah keterlibatan aktif serta bersifat ideologis. Ketersambungan mereka dengan aktivis dakwah sebelum mereka dan atau yang berada di luar kampus memiliki dua potensi yang sangat terkait dengan bagaimana penyikapan yang dilakukan oleh para ADK di UGM. Apabila disikapi secara positif maka dalam kaitannya dengan upaya menolak sekularisasi agama akan mendukung mereka, tetapi apabila sebaliknya, maka upaya desekularisasi yang mereka lakukan akan terhambat. Sekularisasi yang mereka tolak adalah bersumber dari sekularisme yang terpatri dalam persepsi banyak orang. Di wilayah akademis, arus besar ilmu pengetahuan yang diajarkan di UGM saat ini masih menghendaki sekularisasi agama. Oleh karena itu, upaya desekularisasi agama yang dilakukan oleh para ADK di UGM sebenarnya sampai saat ini dan mungkin juga ke depan masih akan menghadapi banyak tantangan.

Kata Kunci : Dakwah; Agama


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.