Laporkan Masalah

DARI SEKOLAH ALTERNATIF KE KOMUNITAS BELAJAR (STUDI DI SEKOLAH QARYAH THAYYIBAH, SALATIGA)

Adriani Galry Adoniram Tobondo, Suharko

2009 | Tesis | Sosiologi

Model pembelajaran individual centered school berimplikasi kepada penyusutan jumlah siswa sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2008. Penyusutan jumlah siswa memberikan pengaruh kepada sikap sekolah untuk tidak menggunakan kata ‘sekolah alternatif’ dan lebih memilih kata ‘komunitas belajar’ seperti pemaparan file-file dalam lima search engine dengan menggunakan tiga keywords. Penyelenggaraan pendidikan alternatif di Qaryah Thayyibah menggambarkan pandangan kritis terhadap kondisi disekitarnya bahwa sekolah juga tidak luput dari kepentingan-kepentingan kelompok tertentu baik erat kaitannya dengan memperkuat kedudukan sosial, ekonomi serta kedudukan politik. Implikasinya, individu tidak memandang sekolah sebagai lembaga yang berperan memanusiakan manusia karena sekolah telah dijadikan sarana reproduksi kedudukan dari kelompok tertentu semisal kelompok dominator. Kondisi tersebut sudah berlangsung sejak lama, sebelum negara Indonesia merdeka dan berlangsung juga pada kondisi saat ini. Sehingga itu, kondisi tersebut menimbulkan kekuatiran bagi individu lain (aktor dari kelompok priyayi) sebagai bentuk perefleksian diri dalam persoalan pendidikan di Indonesia dimana kekuatiran itu digambarkan melalui sebuah pergerakan yaitu gerakan sosial yang telah berlangsung pada era penjajahan sampai saat ini; pergerakan itu dilakukan bertujuan untuk membangun kesadaran kritis dimana setiap individu (aktor) dan organisasi memainkan peran masing-masing dalam pergerakan sosial seperti penerapan model pendidikan Qaryah Thayyibah yang menekankan pendidikan murah tetapi berkualitas. Berkualitasnya suatu pendidikan dilakukan dengan memilih model pembelajaran yang tepat misalnya model pembelajaran Jaringan Pendidikan atau Web Educational di Qaryah Thayyibah untuk mengupayakan proses pembudayaan, kesadaran kritis atau perkembangan intelektual vokasional yang selaras dengan perkembangan kecakapan non vokasional. Konsep-konsep inilah yang melabelkan sekolah tersebut berbeda dari sekolah konvensional umumnya dan saat itu pula sosialisasi sekolah alternatif diperkenalkan ke publik. Upaya mendeskripsikan kondisi dilapangan dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui penggunaan metode khusus semisal hasil analisa data sekunder dari pengamatan beberapa file di search engine berupa website dan penggunaan dua instrumen penelitian bersamaan yakni pedoman wawancara serta kuisioner. Upaya tersebut dilakukan untuk mendukung deskriptifikasi dengan menggunakan pedoman wawancara, quisioner dan inventarisasi konsep-konsep. Pada akhirnya penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pencapaian gerakan sekolah dalam menumbuhkan kesadaran kritis serta hasil evaluasi deskriptif. Kata Kunci: Hegemoni Kapitalis dan Jaringan Pendidikan

Kata Kunci : Pendidikan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.