Laporkan Masalah

PENGARUH APLIKASI HORMON AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP KEMAMPUAN BERAKAR STEK PUCUK Shorea balangeran (Korth.) Burck

LYDIA SUASTATI, Dr. Ir. Eny Faridah, M.Sc.;Dr. Sapto Indrioko, S.Hut., M.P.

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Shorea balangeran (Korth). Burck sering juga disebut balangeran atau kahui oleh masyarakat lokal adalah salah satu jenis dari suku Dipterocarpaceae yang mempunyai habitat alami pada hutan rawa gambut. Mengingat benih S. balangeran tidak bisa diperoleh setiap tahum karena musim berbuahnya tidak beraturan, maka perbanyakan secara vegetatif secara stek pucuk merupakan alternatif untuk memperbanyak tanaman. Stek pucuk adalah bahan perbanyakan yang diambil dari organ tanaman dan dirangsang untuk membentuk akar atau tunas agar menjadi tanaman baru. Salah satu perangsangan pengakaran dengan aplikasi penggunaan hormon (Harjadi, 2009). Adapun tujuan penelitian ini ialah menganalisis pengaruh hormon auksin, sitokinin dan jumlah penyemprotan terhadap kemampuan berakar stek pucuk S. balangeran, serta untuk mengetahui perbandingan kombinasi dosis auksin, sitokinin dan jumlah penyemprotan yang paling tepat untuk meningkatkan kemampuan berakar stek pucuk S. balangeran. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor yaitu faktor jumlah penyemprotan hormon (tiga taraf) dan faktor dosis pemberian hormon auksin dan sitokinin yang diberikan ke stek pucuk masing-masing empat taraf serta diberi ulangan lima kali sehingga total jumlah stek pucuk yang digunakan adalah 240. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hormon auksin berpengaruh signifikan terbaik pada variabel panjang akar pada dosis 40 ppm. Hormon sitokinin berpengaruh signifikan terbaik pada variabel jumlah akar pada dosis 40 ppm. Dan jumlah penyemprotan berpengaruh signifikan terbaik pada variabel panjang akar pada perlakuan M2. Hasil uji lanjut DMRT menunjukkan bahwa kombinasi hormon A2S4 yang menghasilkan persentase berakar optimum (86,25 %), pada jumlah penyemprotan satu kali dalam satu minggu (M1) dan stek pucuk telah berakar dalam waktu delapan minggu.

Shorea Balangeran (Korth). Burck often also called balangeran or kahui by local people is one of Dipterocarpaceae family that has a natural habitat in peat swamp forest. The seeds of S. balangeran could not be obtained every years due to irregular fruitful season, then the vegetative propagation by shoots cuttings used for multiplication taken from plant organs and stimulated for forming roots or buds to become new plants. Roots stimulated using hormone application (Harjadi, 2009). This study aimed to analyze the effect of hormone auxin and cytokinin dose, amounts of spray to increase rooting ability of S. balangeran shoots, The design of this study used Completely Randomized Design with two factors, namely amount of hormone spraying (three levels) and dose of auxin and cytokinin hormone given to each shoot cuttings (four levels) and repeated in five times so total shoot cuttings were 240. The result showed that auxin hormone have the best significantly effected on the roots length variable at the dose 40 ppm. The cytokinin hormone have the best significantly affected on the roots amount variable at the dose 40 ppm. And the amount of spray has the best significantly affected on the roots length variable in the M2 treatment. The best dose combination from DMRT advanced test resulted that combination of A2S4 hormones significantly affected the percentage of survival variables (roots cuttings) that improved an optimum rooted percentage (86.25%), with the amount of spray was once a week (M1) and already have roots on eighth weeks.

Kata Kunci : shorea, balangeran, stek pucuk, auksin, sitokinin, perakaran;shorea, balangeran, shoots cuttings, root, auxin, cytokinin, spray