INTERAKSI GENOTIPE DAN LINGKUNGAN PADA KEBUN BENIH F-2 Eucalyptus pellita F. Muell. DI WONOGIRI DAN PELAIHARI SERTA IMPLIKASINYA PADA STRATEGI SELEKSI

FASIS MANGKUWIBOWO, Dr. Sapto Indrioko, S.Hut., MP., Dr. Ir. Arif Nirsatmanto, M.Sc.

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menemukan strategi yang tepat dalam proses seleksi family di dalam kebun benih semai uji keturunan jenis Eucaliptus pellita F. Muell. melalui: 1) Menghitung besarnya pengaruh interkasi famili x lokasi; 2) Menghitung besarnya pengaruh interaksi famili x umur; 3) Menghitung besarnya pengaruh interkasi famili x jarak tanam; 4) Mengkaji implikasi interkasi famili dengan beberapa variasi lingkungan pada strategi seleksi yang lebih efektif dan efisien dalam mendukung pemuliaan E. pellita; 5) Mengkaji implikasi interkasi famili dengan beberapa variasi lingkungan pada potensi pemanfaatan benih unggul hasil pemuliaan E. pellita pada tataran operasional Penelitian ini memanfaatkan informasi 2 plot uji keturunan generasi kedua (F-2) E. pellita yang berada di Wonogiri, Jawa Tengah dan Pelaihari, Kalimantan Selatan berumur 24 bulan dan 48 bulan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap berblok (RCBD), 10 blok, masing-masing plot 5 pohon (treeplot) famili 49, dan jarak tanam 4 meter x 1,5 meter dengan penjarangan tanam untuk Wonogiri (40%) dan Pelaihari (80%). Pengukuran data meliputi tinggi, diameter setinggi dada, dan volume batang. Pengaruh interaksi genetik x lingkungan diperkirakan dapat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi seleksi yang dilaksanakan pada plot uji keturunan yang selanjutnya juga akan mempengaruhi perbaikan genetiknya Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi famili x lokasi di Pelaihari dan Wonogiri pada umur 24 bulan (K24-J24) maupun pada umur 48 bulan (K48-J48) terdapat perbedaan yang nyata. Perbaikan genetik terbesar berdasarkan adanya interaksi famili x umur untuk sifat tinggi diperoleh dari hasil seleksi gabungan yang mengacu dari plot uji keturunan Wonogiri umur 24 bulan terhadap umur 48 bulan (J24-J48) sebesar 6,9%. Sedangkan untuk sifat diameter sebesar 7,2% dan volume sebesar 15,4% diperoleh berdasarkan seleksi gabungan plot uji keturunan Wonogiri umur 48 terhadap umur 24 bulan (J48-J24). Perbaikan genetik terbesar berdasarkan adanya interaksi famili x jarak tanam untuk sifat tinggi, diameter maupun volume diperoleh dari hasil seleksi gabungan yang mengacu dari plot uji keturunan Wonogiri umur 48 bulan terhadap plot uji keturunan di Pelaihari umur 24 bulan (J48-K24) masing-masing sebesar 6,5%, 15,6% dan 6,3%. Strategi seleksi yang lebih efektif berdasarkan interaksi famili x lingkungan yang merupakan cerminan dari tingkat kompetisi diperoleh pada seleksi gabungan kombinasi lokasi Wonogiri dan Pelaihari pada umur 48 bulan (J48-K48) dengan memilih sebanyak 16 famili pada deviasi 1-6, 15 famili pada deviasi 6,5-12,5, 11 famili pada deviasi 13,5-18,5 dan 7 famili pada deviasi 19 - 25,5. Berdasarkan hasil perolehan genetik dan kestabilan rangking yang baik pada analisis kombinasi, maka benih dari kombinasi Pelaihari dan Wonogiri umur 48 bulan dapat dimanfaatkan untuk pembangunan kebun benih. Benih unggul yang dihasilkan akan mencegah kehilangan potensi genetik dan kestabilan yang baik untuk skala operasional. Kata kunci: seleksi dalam plot, seleksi famili, pemuliaan tanaman, parameter genetik, kompetisi.

ABSTRAC This study aims to find the right strategy in the selection process of the family in the seed breeding seedling seed species Eucaliptus pellita F. Muell. through: 1) Calculating the magnitude of the influence of family interaction x location 2) Calculating the magnitude of the interaction of family x age 3) Calculating the magnitude of the influence of family interaction x Spacing 4) Assess the implications of family interaction with some environmental variation on a more effective and efficient selection strategy in support of E. pellita breeding. 5) Assessing the implications of family interaction with some environmental variations on the potential use of superior seeds from Eucalyptus pellita breeding at the operational level This research utilizes information of 2 second generation (F-2) E. pellita test plots in Wonogiri, Central Java and Pelaihari, South Kalimantan at 24 and 48 months. The experimental design used was a completely blocked randomized block design (RCBD), 10 blocks, each plot of 5 trees (treeplot) of family 49, and spacing of 4 meters x 1.5 meters with plant spacing ratio for Wonogiri (40%) and Pelaihari (80 %). Data measurements include height, diameter at breast height, and stem volume. The influence of genetic x environmental interaction will affect the effectiveness and efficiency of selection performed on the plot of heredity test which will also affect its genetic improvement The results showed that the interaction of family x location in Kalimantan and Java at 24 months (K24-J24) and at 48 months (K48-J48) there was a significant difference. The largest genetic improvement based on the interaction of the x aged family for high properties was obtained from the result of the combined selection referring to the 24-month age of Wonogiri descent plot to the age of 48 months (J24-J48) of 6.9%. While for the diameter of 7.2% and the volume of 15.4% obtained based on the combined selection of plots of Wonogiri descent test age 48 to age 24 months (J48-J24). The largest genetic improvement based on the interaction of x plant spacing for high properties, diameter and volume was obtained from the combined selection referring to the 48-month-old Wonogiri offspring test plots on the plot of inheritance test in Pelaihari at 24 months (J48-K24) 6.5%, 15.6% and 6.3%). A more effective selection strategy based on interaction of family x environment which is a reflection of the level of competition will be obtained on a combination selection of Wonogiri and Pelaihari locations at 48 months (J48-K48) by selecting 16 families in deviations 1-6, 15 families in deviation 6.5-12.5, 11 families in the deviation of 13.5-18.5 and 7 families in the deviation of 19 - 25.5. From the results of genetic gain and good ranking stability in the combination analysis, the seeds of the 48-month-old Pelaihari and Wonogiri combination can be utilized for the development of seed gardens. The resulting superior seed will prevent the loss of genetic potential and good stability for the operational scale. Keywords: selection in plots, family selection, plant breeding, genetic parameters, competition.

Kata Kunci : seleksi dalam plot, seleksi famili, pemuliaan tanaman, parameter genetik, kompetisi.