ORGANISASI PEMUDA TINGKAT LOKAL SEBAGAI WADAH AGENSI BAGI KAUM MUDA (Studi tentang Agensi Dalam Organisasi Pemuda di Dusun Tlogolor, Desa Tlogo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten)
FATHAN ALI MUROBBIY, Dr. Muhamad Supraja, M.Si
2017 | Skripsi | S1 SOSIOLOGIPemuda membutuhkan wadah untuk mengakomodasi apirasi dan energi mereka. Keberadaan Karang Taruna diharapkan dapat mengakomodasi hal tersebut. Namun pada kenyataanya, Karang Taruna sebagai organisasi kepemudaan bentukan pemerintah belum mampu mengakomodasi kebutuhan pemuda tersebut. Karang Taruna tidak populer di tingkat lokal dan kiprahnya hanya terdengar di tingkat provinsi atau nasional. Karang Taruna di Tlogo, Prambanan, Klaten sudah vakum sejak tahun 90-an. Hanya organisasi pemuda tingkat lokal seperti RT dan RW yang masih eksis hingga kini dan menjadi harapan akan kebutuhan pemuda terhadap ruang untuk mengekspresikan diri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui studi kasus dimana melalui metode inilah memungkinkan peneliti untuk menulusuri kasus yang diteliti. Kemudian untuk teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dan studi pustaka. Informan yang dilibatkan dalam penelitian ini meliputi tokoh masyarakat dan tokoh pemuda di Dusun Tlogolor. Analisis dalam penelitian ini menggunakan Teori Strukturasi Anthony Giddens. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi pemuda tingkat lokal memiliki peran penting terhadap perkembangan pemuda Tlogolor. Organisasi pemuda menguatkan posisi pemuda di dalam masyarakat. Organisasi pemuda memiliki citra positif di masyarakat, sehingga masyarakat tak segan dalam memberikan dukungannya secara moril ataupun materiil kepada pemuda. Pemuda memanfaatkan situasi tersebut dengan menjadikan masyarakat sebagai sumber daya mereka dalam mencapai tujuan-tujuan mereka. Disisi lain, organisasi pemuda merupakan wujud dari kontrol sosial dan dominasi oleh masyarakat (golongan tua) atas pemuda dengan adanya nilai-nilai serta norma yang ditanamkan di organisasi pemuda. Dualitas struktur yang terjadi dalam organisasi pemuda menunjukkan bahwa pemuda dan masyarakat berkolaborasi dalam mewujudkan keteraturan sosial dan dalam mewujudkan kepentingan masing-masing.
Youth need space to accommodate their aspirations and energy. The existence of Karang Taruna is expected to accommodate it. But in reality, Karang Taruna as a youth organization formed by the government has not been able to accommodate the needs of these youth. Karang Taruna is not popular at the local level and its track record is only heard at the provincial or national level. Karang Taruna in Tlogo, Prambanan, Klaten has been vacuum since the 90s. Only local youth organizations such as RT and RW still exist today and become the hope of youth's need for space to express themselves. This study uses qualitative methods through case studies where through this method allows researchers to examine the cases studied. Then for data collection techniques done by observation, in-dept interview, and literature study. The informants involved in the study included community leaders and youth leaders in Tlogolor. The analysis in this study using Theory of Stucturation by Anthony Giddens. The results show that local youth organizations have an important role in the development of youth in Tlogolor. Youth organizations reinforce youth positions in the community. Youth organizations have a positive image in the community, so people do not hesitate to providing support morally or materially to the youth. Youth make use of the situation by making people as their resources in achieving their goals. On the other hand, youth organizations are manifestation of social control and domination by the community (old people) over youth with the values and norms instilled in youth organizations. The duality of the structure that occurs in youth organizations shows that youth and community collaborate to realizing social order and to realizing their own interests.
Kata Kunci : Organisasi pemuda, Agensi, Strukturasi, Youth Organization, Agency, Structuration