Pandangan Empat Mahasiswa Tentang Pria Metroseksual
ULFAH MEGAWATI, Prof.Dr.Irwan Abdullah
2017 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYAMaskulinitas biasa dipahami sebagai hal terpenting dalam mengukur nilai kejantanan seorang laki-laki. Perubahan terkait nilai maskulin pun ditentukan oleh struktur sosial tertentu. Realitas sosial yang terbentuk oleh berbagai wacana menunjukkan bahwa maskulinitas dibangun dalam menentukan standar ideal laki-laki. Standar ideal ini ditunjukkan dengan menyimbolkan pria tertentu sebagai tolak ukur dalam menilai maskulinitas. Penulisan ini menjelaskan tentang hadinya pria metroseksual merupakan gejala lebih lanjut terkait perubahan makna maskulinitas. Nilai maskulin yang biasa direpresentasikan dengan gambaran lelaki berotot, pada gilirannya akan dimaknai berbeda apabila digambarkan sebagai lelaki pesolek. Dalam hal ini maskulinitas mengalami perluasan makna yang sengaja dibangun demi kepentingan pasar. Sebagai bentuk dari konstruksi sosial, maskulinitas terus berubah dan disaat yang bersamaan diberi pemaknaan yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan realitas sosial. Dalam penelitian ini mencoba mengungkapkan bagaimana maskulinitas dipahami oleh perempuan sejalan dengan metroseksual. Mereka menempatkan unsur tubuh laki-laki sebagai representasi nyata dari nilai maskulinitas. Lelaki dikatakan maskulin apabila diikuti dengan perilaku serta pengaturan tubuh tertentu yang ditunjukkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Munculnya metroseksual ke dalam ranah konstruksi maskulinitas menghasilkan beragam persepsi. Entah pria metroseksual diterima sebagai ekspresi dirinya, atau dimaknai sebagai gay. Nampaknya perilaku yang tidak sesuai standar maskulin mengindikasikan homoseksual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerimaan metroseksual sebagai bagian dari maskulinitas tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya. Faktor dari keluarga, teman, pergaulan, dan media massa memberikan pengaruh besar terhadap sosialisasi seseorang dalam menentukan pemahamannya seputar metroseksual. Keadaan ini ditunjukkan dari pengamatan dan pengalaman subjektik yang dialami oleh masing-masing perempuan. Pemahaman metroseksual yang dipersepsikan oleh perempuan menunjukkan bahwa laki-laki pun mengalami ketimpangan gender dimana laki-laki didudukkan sebagai objek yang juga harus memenuhi kriteria maskulinitas yang ditentukan oleh perempuan. Keadaan ini pun tak terlepas dari kurangnya pemahaman tentang gender, sehingga masyarakat hanya terpaku pada batasan gender yang menempatkan maskulin pada laki-laki, begitu pula feminin pada perempuan. Batasan-batasan tersebut juga disebabkan media yang berperan dalam menegasikan adanya stereotype-stereotype gender yang kemudian termazhab ke dalam norma-norma.
Masculinity is commonly understood as the most important in measuring the value of a men's virility. Changes related to masculine are also determined by certain social structures. The social reality formed by various discourses shows that masculinity is built in determining the ideal standard of men. This ideal standard is indicated by symbolizing a particular men as a benchmark in assessing masculinity. This study explains the presence of metrosexual men is a further symptom related to changes in the meaning of masculinity. The common masculinity is represented by the description of muscular man, in turn will be interpreted differently when described as a dandyish man. In this case, masculinity have an extension of meaning deliberately built for the the market. As a form of social construction, masculinity is constantly changing and at the same time being given different meanings adapted to social reality. In this study tried to reveal how masculinity is understood by women in line with metrosexual. They represented the male body element as a real representation of the value of masculinity. Men are considered to be masculine when followed by certain behaviors and body settings shown in everyday life. The appearance of metrosexual into the realm of masculine construction produces multiple perceptions. Either metrosexual man accepted as his expression, or interpreted as gay. It seems that non-standard behavior may be considered indicative of homosexuality. The results of this study indicate that metrosexual acceptance as part of masculinity can not be separated from the influence of its social environment. Factors from family, friends, association, and mass media give a big influence on one's socialization in determining understanding about metrosexual. This is indicated by the observations and subjective experiences experienced by each woman. Understanding perceived by women shows that men encounter gender inequality in which men are placed as objects that must also fulfill the masculinity criteria determined by women. This situation was not separated from the lack of understanding of gender, so that people are only fixated on the gender constraints that put masculine on men, as well as feminine in women. These limitations are also caused by the media which play a role in negating gender stereotypes which are subsequently termed into norms.
Kata Kunci : Metroseksual, maskulinitas, laki-laki, perempuan