IDENTIFIKASI LARVA STADIUM 3 INFEKTIF CACING STRONGYLE DI BEBERAPA WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
MAULANA SUPAMA PUTRA, Dr. drh. Penny Humaidah Hamid, M.Biotech
2017 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWANParasit gastrointestinal menjadi salah satu penyakit penting dalam budidaya sapi di Indonesia yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar. Tingkat mortalitas helminthiasis tergolong rendah namun kerugian jangka panjang berupa inefisiensi pakan, biaya pengobatan dan sebagainya mengakibatkan total kerugian yang besar. Infestasi cacing kelompok Strongyl saluran pencernaan merupakan salah satu penyebab menurunnya produktivitas ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis Strongyl dominan yang menyerang sapi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel yang diperiksa berjumlah 152 buah berasal dari Rumah Potong Hewan (RPH) Giwangan Yogyakarta, kelompok ternak Sidorejo Bantul, kelompok ternak sapi Lembu Lestari Prambanan, UPPT sapi perah Fakultas Peternakan UGM, dan UPTD Balai Pengembangan Bibit Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan (BPBPTDK) Kaliurang. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dengan menggunakan metode modifikasi Bierman. Hasil identifikasi larva menunjukkan bahwa larva infektif (L3) yang dominan menyerang sapi di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah larva infektif dari anggota genus Cooperia sp. dengan nilai prevalensi sebesar 35%, disusul oleh Trichostrongylus sp. dengan nilai prevalensi sebesar 20%, Nematodirus sp. dengan nilai prevalensi sebesar 13,3%, Chabertia sp. dengan nilai prevalensi sebesar 13,3%, Haemonchus sp. dengan nilai prevalensi sebesar 10%, Oesophagostomum sp. dengan nilai prevalensi sebesar 5%, dan yang paling rendah yaitu Ostertagia sp. dengan nilai prevalensi sebesar 3,3%. Studi ini menunjukkan variasi jenis strongyle yang menginfeksi sapi di beberapa daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Cooperia sp.
Gastrointestinal parasites become one of the important diseases in the cultivation of cattle in Indonesia which can cause huge economic losses. The mortality rate of helminthiasis is low but long term losses of feed inefficiency, medical costs and so on result in a large total loss. Strongyle infestation of the gastrointestinal tract is one of the causes of declining productivity of farms. This study aimed to identify dominant strongyle species which infecting cattle in Daerah Istimewa Yogyakarta. There were 152 faecal samples collected from Slaughterhouse (Rumah Potong Hewan) Giwangan Yogyakarta, Sidorejo's Farm Group in Bantul, Lembu Lestari’s Farm Group in Prambanan, UPPT sapi perah Faculty of Animal Science Universitas Gadjah Mada, dan UPTD Balai Pengembangan Bibit Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan (BPBPTDK) Kaliurang. The examination of the samples was performed at Parasitology Laboratory of Veterinaty Medicine’s Faculty, Gadjah Mada University using the Baermann modification method. The result showed that infective larvae (L3) that predominantly infecting cows and cattle in Region Daerah Istimewa Yogyakarta are the infective larvae of members of the genus Cooperia sp. with a prevalence value of 35%, followed by Trichostrongylus sp. with a prevalence value of 20%, Nematodirus sp. with a prevalence value of 13,3%, Chabertia sp. with a prevalence value of 13,3%, Haemonchus sp. with a prevalence value of 10%, Oesophagostomum sp. with a prevalence value of 5%, and the lowest is Ostertagia sp. with a prevalence value of 3,3%. This study shows variations of strongyle species that infected cattle in some areas of Yogyakarta is Cooperia sp.
Kata Kunci : Sapi, Larva Infektif, Strongyle, Daerah Istimewa Yogyakarta