Intelektualitas Perempuan Mesir dan Perannya Pasca Revolusi 1952: Kajian Kritik Sastra Feminisme Eksistensialis terhadap Novel Faraj Karya Radhwa Asyur
ALVIN HAQ SHIROTHIE, Prof. Dr. Sangidu, M.Hum.
2017 | Tesis | S2 Agama dan Lintas BudayaPenelitian ini mengkaji tentang novel karya sastrawan Mesir bernama Radhwa Asyur yang berjudul Faraj. Novel ini dipandang memiliki data berupa gambaran tentang perempuan Mesir khususnya pada pasca revolusi 23 Juli 1952. Pasca revolusi, Mesir mengalami pembangunan-pembangunan yang dilakukan pemerintah secara siginifikan termasuk pembangunan dalam pendidikan. Reformasi di bidang pendidikan di Mesir setelah revolusi juga membawa kaum perempuan kepada posisi yang seharusnya. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah juga ikut menguntungkan pihak perempuan. Nasser dengan cita-cita nasionalismenya mengedepankan prinsip kesetaraan dan menghilangkan kesenjangan bagi rakyatnya untuk membawa Mesir menjadi lebih bermartabat. pada saat yang sama kaum perempuan mulai bangkit. Mereka tak ingin melewatkan kesempatannya untuk menunjukkan kemampuannya untuk ikut membangun Mesir menjadi negara yang maju. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah mencari dan menelaah sumber-sumber kepustakaan yang mendukung penelitian. Tahapan kedua adalah meneliti dan menganalisis data menggunakan teori kritik sastra feminis eksistensialis yang dipadukan dengan teori kecerdasan intelektual. Penelitian dengan teori tersebut difokuskan pada intelektualitas perempuan Mesir pasca revolusi 1952 dan perannya dalam masyarakat dan keluarga. Kemudian pada tahap ketiga adalah menghubungkan data-data yang diperoleh dari referensi sekunder dengan objek penelitian, yaitu novel Faraj karya Radhwa Asyur. Dan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pasca revolusi dapat menjadikan perempuan menjadi Ada bagi yang lain, bukan lagi sebagai objek. Eksistensi ini disebabkan perempuan pasca revolusi lebih terdidik, modern, dan tidak terbelakang. Dibuktikan dengan perannya sebagai seorang perempuan yang mampu berperan aktif dalam dunia politik dan menentukan kebebasannya sebagai warga Negara Mesir dengan kemampuannya bekerja di instansi pemerintahan juga tidak lupa pada urusan domestiknya, yaitu menjadi tulang punggung di lingkungan keluarga. . Kata kunci: perempuan, Mesir, feminisme eksistensialis, kecerdasan intelektual
This study examines the novel by Egyptian writer Radhwa Ashour entitled Faraj. This novel is considered to have data in the form of a picture of Egyptian women especially in post-revolution July 23, 1952. After the revolution, Egypt experienced significant government-led development including development in education. The reform in education in Egypt after the revolution also brought women to their proper position. The policies issued by the government also benefit the women. Nasser with his ideals of nationalism put forward the principle of equality and eliminated the gap for his people to bring Egypt into a more dignified one. At the same time women began to rise. They did not want to miss his chance to show his ability to help build Egypt into a developed country. The method of analysis used in this research through several stages. The first step is to search and review the sources of the literature that support the research. The second stage is researching and analyzing data using the theory of literary criticism of existentialist feminists combined with the theory of intellectual intelligence. Research with the theory is focused on the intellectuality of Egyptian women post-revolutionary 1952 and its role in society and family. Then in the third stage is to connect the data obtained from secondary reference to the object of research, the novel Faraj by Radhwa 'Ashour. And the results of this study show that post-revolution can make women into Ada for others, no longer as objects. This existence is due to post-revolutionary women, more educated, modern, and not retarded. It is proved by her role as a woman who is able to play an active role in politics and determines her freedom as an Egyptian citizen with her ability to work in government institution also not forget its domestic affairs, that is to become the backbone in family environment. .
Kata Kunci : female, Egyptian, existentialist feminism, intellectual intelligence