Pengaruh Fluktuasi Mata Uang terhadap Return Saham: Studi pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Josscarios Jonathan , Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, M.B.A.
2017 | Tesis | S2 MANAJEMEN (MM) JAKARTAFenomena subprime mortgage yang terjadi di AS pada tahun 2008 ternyata telah mengulang sejarah kiris ekonomi di Indonesia pada tahun 1998. Kejadian berbeda juga terjadi ketika efek dari penguatan nilai tukar USD terhadap Rupiah pada tahun 2015 yang dalam kenyataannya tidak diikuti dengan penurunan kondisi pasar saham di Indonesia. Investor dan juga perusahaan (emiten) diharapkan untuk mempertimbangkan dan memperhitungkan faktor risiko mata uang dalam sebuah transaksi saham dan juga dalam menjalankan operasional perusahaan. Risiko fluktuasi nilai tukar sebuah mata uang yang dihadapi investor tersebut ternyata mempengaruhi stock return yang dihasilkan dari aktivitas operasional emiten seperti yang dikemukakan oleh Chkili, dkk (2012), dan Bringham, dan Houston (2013). Penelitian ini menggunakan metode regresi linier sederhana dengan sampel penelitian sebanyak 86 emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di sektor Manufaktur. Penelitian ini menggunakan rentang observasi selama 15 tahun 3 kuartal dengan data yang dihimpun secara bulanan. Variabel yang digunakan adalah Earning per Share (EPS) dan Cummulative Abnormal Return (CAR) yang mewakili variabel dependen, Real Effective Exchange Rate (REER) yang mewakili variabel independen, dan total utang yang mewakili variabel kontrol. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap pengembalian saham emiten sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode sebelum tahun 2008, sesudah tahun 2008, pada periode gabungan adalah positif dan signifikan. Selain itu pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang terhadap perubahan arus kas emiten sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode sebelum tahun 2008, sesudah tahun 2008, pada periode gabungan juga menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan.
Subprime mortgage phenomenon which happened in US in 2008 apparently has recalling economic crisis which also happened in 1998. Meanwhile in 2008, Rupiah depreciation was not effect stock market in Indonesia. Investor and company as well should consider and calculate the currency risk which probably will be appeared in doing a transaction or in trading a stock. As documented by Chkili (2012) and Bringham and Houston (2013), currency risk which faced by investor and the company, will affect the stock return from company’s operational activities. This paper is using simple linear regression model which observing 86 manufacturing companies which listed in Indonesian Stock Exchange (IDX). Data is gathered monthly from each company within 15 years and 3 quarters of observation. Variable used in this research is earning per share (EPS) and Cumulative Abnormal Return (CAR) which represent depend variable, Real Effective Exchange Rate (REER) which representing independent variable, and total debt which representing control variable. The result show that the effect of currency fluctuation to stock return in manufacturing sector before 2008, after 2008, and combined is positive and significant. This research also show that the effect of currency fluctuation to cash stream of a company in manufacturing sector before 2008, after 2008, and combined is positive and significant.
Kata Kunci : krisis ekonomi, nilai tukar, return saham, arus kas, earning per share, cumulative abnormal return, real effective exchange rate