Laporkan Masalah

JAYAPURA DAN ABEPURA: KOEKSISTENSI DUA PUSAT RUANG PERKOTAAN

ALFINI BAHARUDDIN, Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP., MSc., PhD; Dr. Ir. Budi Prayitno, M.Eng; M. Sani Roychansyah, ST., M.Eng., D.Eng

2017 | Disertasi | S3 ILMU ARSITEKTUR

Kota Jayapura merupakan ibukota Provinsi Papua yang terletak di ujung timur Indonesia dan mempunyai perbatasan langsung dengan negara tetangga, Papua New Guinea (PNG). Kondisi geografis Kota Jayapura yang sangat beragam mengakibatkan terbentuknya ruang perkotaan yang terpisah-pisah. Saat ini terdapat dua pusat ruang perkotaan di Kota Jayapura yang dikenal dengan sebutan Jayapura dan Abepura. Secara historis, Jayapura dan Abepura dahulu merupakan dua kota lama yaitu Hollandia Haven dan Hollandia Binnen. Kedua ruang perkotaan ini dipisahkan oleh barier alamiah berupa perbukitan Skyline. Keadaan ini memunculkan karakter yang unik dalam keseluruhan sistem perkotaan Kota Jayapura, sehingga perlu untuk dikaji bagaimana keterkaitan dua pusat ruang perkotaan tersebut dalam keseluruhan sistem Kota Jayapura dari secara temporal, morfologikal dan fungsional. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan kasus tunggal yaitu Kota Jayapura dan dua unit kasus yaitu Jayapura dan Abepura. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung, pengumpulan data sekunder dan wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menemukan adanya dua konsep yang diperoleh dari temuan analisis temporal, morfologikal dan fungsional. Dari hasil analisis temporal, morfologikal ditemukan konsep persistensi dua pusat ruang perkotaan. Dua kota lama yang dahulu didirikan sebagai pusat pemerintahan, masih bertahan eksistensinya hingga saat ini dan membentuk dua ruang perkotaan yang masing-masing mempunyai inti kota. Dari hasil analisis morfologikal, fungsional ditemukan konsep komplementer dan reduksi kompetisi. Dalam keterkaitan fungsional yang terjadi antara Jayapura dan Abepura terdapat fungsi-fungsi yang komplementer dari adanya keunggulan alamiah, dan fungsi-fungsi yang homogen tetapi tidak berkompetisi dalam penyediaan fasilitas ekonomi dan pelayanan publik. Dalam hal ini, fungsi-fungsi homogen yang muncul tidak menyebabkan terjadinya kompetisi, sehingga terjadi reduksi kompetisi. Kedua konsep tersebut membangun sebuah teori koeksistensi pusat ruang perkotaan yang menyatakan bahwa keterkaitan antara dua pusat ruang perkotaan yang terletak berdekatan di mana tidak terjadi peleburan batas-batas ruang perkotaan, akan mengakibatkan persistensi kedua pusat ruang perkotaan dan terbentuknya keterkaitan fungsional yang komplementer dan reduksi kompetisi. Koeksistensi pusat ruang perkotaan ini mengarah kepada koeksistensi segregatif baik secara fisik, image keruangan, dan fungsional dalam hal pemanfaatan fasilitas pelayanan publik dan ekonomi, yang dipengaruhi oleh faktor kondisi geografisnya di mana terdapat pemisah alamiah yang tidak memungkinkan terjadinya peleburan batas-batas ruang perkotaan. Posisi hasil penelitian ini terhadap teori sistem jaringan perkotaan yang telah ada sebelumnya menunjukkan bahwa antara dua kota yang terletak berdekatan tidak hanya membentuk hubungan fungsional yang komplementer atau kompetisi, tetapi juga dapat terbentuk hubungan koeksistensi.

Jayapura City is the capital of Papua Province, located at the eastern end of Indonesia and has direct borders with neighboring countries, Papua New Guinea (PNG). Geographical conditions of Jayapura City is very diverse results in the formation of urban center separated. Currently, there are two urban centers in Jayapura known as Jayapura and Abepura. Historically, Jayapura and Abepura were originally two old cities namely Hollandia Haven and Hollandia Binnen. Both of these urban centers separated by a natural barrier that is hilly Skyline. This situation gave rise to a unique character in the whole urban system of Jayapura City, so it is necessary to examine how the relationship between the two urban centers in the entire system of Jayapura City from the temporal, morphological and functional aspects. The method used is a case study with a single case, Jayapura City and two case units, Jayapura and Abepura. Data collected through direct observation, secondary data collection and structured interviews using a questionnaire. The results found that there are two concepts derived from the findings of the analysis of the temporal, morphologically and functionally. From the analysis of temporal-morphologically found the concept of the persistence of two urban centers. Two of the old town which was originally established as the central government, survive its existence until today and forming two urban centers, each of which has a core. From the analysis of morphologically-functional discovered the concept of complementary and reduction of competition. In the functional interrelationships that occur between Jayapura and Abepura are complementary functions of their natural advantages, and homogeneous but did not compete in the provision of economic and public services. In this case, the functions of the homogeneous appear not lead to competition, resulting in a reduction of competition. Both of these concepts build a coexistence theory of urban center which suggests that the linkage between two adjacent urban centers where there is no fusion of urban center boundaries will result in persistence of both urban centers and form complementary and reduction of competition in the functional linkages. The coexistence of urban center leads to segregative coexistence in physical, image, and functional on the utilization of public and economic service facilities, influenced by geographical conditions where there is a natural barrier that does not allow for the fusion of urban center boundaries. The position of the research findings in the theory of urban network system shows that between two adjacent cities not only formed a complementary functional relationships or competition but also formed coexistence.

Kata Kunci : koeksistensi, persistensi pusat ruang perkotaan, komplementer, reduksi kompetisi, Kota Jayapura

  1. S3-2017-323191-abstract.pdf  
  2. S3-2017-323191-bibliography.pdf  
  3. S3-2017-323191-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2017-323191-title.pdf