Laporkan Masalah

Studi Endapan Paleotsunami di Pesisir Binuanguen, Daerah Wanasalam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Berdasarkan Analisis Sedimentologi dan Paleontologi

DIMAS ALLAN Z, Dr. D. Hendra Amijaya, S.T., M.T.; Dr. Eko Yulianto, S.T., M.T.

2017 | Skripsi | S1 TEKNIK GEOLOGI

Indonesia berada pada daerah pertemuan 3 lempeng penyusun bumi yang aktif menyebabkan seismisitas di Indonesia relatif tinggi. Selain itu Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas. Hal ini menyebabkan sebagian wilayah Indonesia merupakan daerah yang rawan tsunami, salah satunya daerah Pesisir Selatan Jawa. Lokasi penelitian terletak di daerah Pesisir Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi endapan paleotsunami yang ada di daerah penelitian beserta karakteristiknya. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan secara sedimentologi dan paleontologi. Data penelitian diambil dengan menggunakan bor tangan pada rawa di daerah penelitian, selanjunya data diolah melalui analisis granulometri, analisis loss on ignition, analisis mineralogi dan analisis foraminifera. Dari data stratigrafi kuarter di daerah penelitian, ditemukan endapan pasir yang posisinya berada di antara 2 endapan lanau dengan kandungan material organik yang tinggi. Dari hasil analisis granulometri diketahui bahwa lapisan pasir ini memiliki ukuran butir very fine sand-very coarse silt (mean 3,433-4,989 phi). Hasil analisis LoI menunjukan bahwa terdapat penurunan kandungan material organik yang sangat signifikan dengan kontak yang tegas pada batas antara lapisan pasir atas dengan lanau karbonan bawah. Hasil analisis foraminifera menunjukan bahwa endapan pasir ini berasal dari kedalaman 25-180 meter. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya mineral glaukonit pada lapisan pasir atas yang menunjukan bahwa endapan ini berasal dari laut. Dari empat parameter tersebut, endapan pasir atas di daerah penelitian merupakan suatu endapan marine yang terbawa oleh gelombang tsunami dan terendapkan pada rawa diantara pematang pantai (beach ridge) sebagai suatu endapan paleotsunami.

Indonesia is located in a meeting point of 3 active tectonic plates which led to relatively high seismicity in Indonesia. In addition, Indonesia has a very large marine territories. Due to these triple junction, some Indonesian regions is a tsunami-phrone areas, including the southern coastal areas of Java. The research area located in the Coast of Binuangeun, Wanasalam district, Lebak regency, Banten province. The main objective of the research is to identify paleotsunami deposits and its characteristics in the research area. The research use sedimentological and paleontological approach. Field observation was conducted at an undisturbed swamp in the research area. Data were collected using hand drilling tool. Samples were processed through four different analysis, granulometry, loss on ignition, mineralogy and foraminifera. From quarternary stratigraphic record which were taken from the research area, a sand deposit was found amongst 2 organic rich-silt deposits. From granulometrical analysis, grain size of the sand deposit is very fine sand-very coarse silt (mean 3.433-4, 989 phi). Loss on ignition analysis shows a significant decrease of the organic content with a sharp contact between upper sand layer and lower organic-rich silt layer. Foraminifera analysis shows that the upper sand deposits has bathymetry of 25-180 metres depth. Glauconite mineral was discovered in the upper sand deposit, showing that this deposit is originate from marine environment. From four parameters that has been mentioned before, upper sand is a marine deposits that has been transported by tsunami and deposited in the swamp, which situated between beach ridges on the research area as a paleotsunami deposit.

Kata Kunci : swamp, sand deposit, foraminifera, glauconite, paleotsunami

  1. S1-2017-319152-abstract.pdf  
  2. S1-2017-319152-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-319152-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-319152-title.pdf