STUDI EPIDEMIOLOGI RHINOSINUSITIS KRONIS (RSK) DI POLI THT RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA
HANUM SALSABILA, Dr dr. Luh Putu Lusy Indrawati, SP. THT-KL(K)., M.Kes; dr. Osman Sianipar, M.Sc., Sp.PK
2017 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTERLatar Belakang: Rinosinusitis kronis (RSK) merupakan sekumpulan gangguan yang ditandai dengan peradangan dan remodelling jaringan pada mukosa hidung dan sinus paranasal dengan durasi minimal 12 minggu. Gambaran epidemiologi dibutuhkan untuk pengendalian penyakit RSK pada populasi, terutama di Yogjakarta. Tujuan: Mengetahui gambaran epidemiologi pasien RSK di poli THT RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Cara Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian restrospektif deskriptif dan dilaksanakan RSUP Dr. Sardjito dari Agustus hingga November 2016 dengan metode pengambilan data berupa total sampling. Pasien terdiagnosis RSK dari periode Januari 2013 hingga Desember 2015 yang telah melalui kriteria inklusi dan eksklusi akan diambil datanya dan dicatat dalam borang penelitian. Data akan dianalisis menggunakan SPSS versi 10 dan Microsoft Excel 2010 dan disajikan dalam grafik dan tabel. Hasil : Sampel berjumlah 485 orang, diantaranya terdapat 248 (51,1%) orang wanita dan 237 (48,9%) pria. Kasus RSK terbanyak terjadi pada kelompok remaja (35.3%). Kunjungan terbanyak dilakukan pada bulan Agustus (11,9%). Pasien terbanyak berasal dari provinsi DI Yogyakarta (50.10%), dimana 45.57% berasal dari Kabupaten Sleman. Pekerjaan yang paling banyak dimiliki oleh pasien adalah pelajar (33,06%). Jumlah sinus yang paling banyak terinfeksi adalah 1 sinus (42%) dengan sinus maksilaris sebagai sinus yang paling sering terinfeksi (49,85%). Infeksi sinus unilateral lebih sering terjadi dengan bilangan kasus 105 orang (53,85%). Simptom yang paling banyak dirasakan oleh pasien adalah nasal discharge (29.39%) dan faktor predisposisi yang paling banyak dimiliki oleh pasien adalah riwayat alergi (30.72%). Simpulan : RSK paling banyak terjadi pada wanita dan usia remaja. Kunjungan terbanyak terjadi pada bulan Agustus 2014. Pasien terbanyak berasal dari Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta. Pekerjaan pasien terbanyak adalah pelajar. Jumlah sinus yang paling banyak terinfeksi adalah 1 sinus dengan sinus maksilaris sebagai sinus yang paling sering terinfeksi. Simptom yang paling sering dirasakan adalah nasal discharge. Faktor predisposisi yang paling banyak dimiliki pasien adalah riwayat alergi.
Background : Chronic Rhinosinusitis (CRS) is a group of disease characterized by inflammation and tissue remodeling in mucosal tissue of nasal cavity and paranasal sinuses for at least 12 weeks. The Epidemiological profiles of patients are essential in order to control the occurrence of CRS in population, especially in Jogjakarta. Purpose: This study aimed to find out the epidemiological profile of CRS patients in RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Method : This is a retrospective descriptive study done in RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta from August to November 2016 using sampling method of total sampling. The data from patients diagnosed with CRS who have pass the inclusion and exclusion criteria will be taken from medical record. Data will be analyzed in SPSS 10th edition and Microsoft Excel 2010 and will be presented in graphs and tables. Result: There are 485 CRS patients, 248 subject (51,1%) are females, while 237 (48,9%) are males. Most CRS cases occurred in the adolescent age group (35.3%). Most cases are diagnosed on August (11,9%). Most patients come from DI Yogyakarta (50.10%), where 45.57% resides in Sleman regency. Students is the most frequent occupation (33,06%). The number of most infected sinus is 1 sinus (42%) with Maxilla sinus is the most commonly infected (49,85%). Unilateral infection on the sinus is the most prevalent with 105 cases (53,85%). The most commonly complained symptoms are nasal discharge (29.39 %) and the most common predisposition among subjects are allergic history (30.72%). Conclussion : CRS mostly occured in woman and adolescence age group. Most cases are diagnose on August 2014. Most pasients come from Sleman regency, Di. Yogyakarta. The most commonly occured occupation is students. Single sinus is most commonly infected number of sinus with maxillary sinus as the most commonly infected sinus. Most commonly occured symptom is nasal discharge and the the predisposisition factor having the largest number is alergic history.
Kata Kunci : rinosinusitis kronik, epidemiologi, faktor risiko