Laporkan Masalah

Relasi Gender di Wilayah Domestik dalam Perspektif Feminisme Marxis (Studi Kasus Buruh Perempuan PT Yongjin Javasuka Garment II di Sukabumi, Jawa Barat)

REBIYYAH SALASAH, Dr. Hastanti Widy Nugroho

2017 | Skripsi | S1 ILMU FILSAFAT

Penelitian yang berjudul "Relasi Gender di Wilayah Domestik dalam Perspektif Feminisme Marxis (Studi Kasus Buruh Perempuan PT Yongjin Javasuka Garment II di Sukabumi, Jawa Barat)" dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap fenomena masuknya perempuan ke dalam sektor publik yang menimbulkan pergeseran peran dan posisi antara suami dan istri dalam keluarga. Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan: bagaimana relasi gender yang terjadi atara perempuan sebagai istri yang menjadi buruh di PT Yongjin Javasuka Garment II dan laki-laki sebagai suami dalam keluarga? Apa tinjauan Feminisme Marxis dalam melihat relasi gender yang terjadi dalam rumah tangga buruh perempuan PT Yongjin Javasuka Garment II? Penelitian ini memperoleh semua data dan informasi dari hasil observasi dan wawancara terbuka di Kampung Pajagan, Cicurug, Sukabumi serta beberapa data dari berbagai buku, jurnal, maupun tesis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Relasi gender dijadikan sebagai objek material. Untuk menganalisis objek material tersebut digunakan metode deskriptif-filosofis dengan menjadikan Feminisme Marxis sebagai kerangka teoritis atau objek formal yang melandasi penelitian ini. Objek material dan objek formal ini kemudian diolah dengan perangkat metodis: interpretasi, koherensi internal, holistika, dan deskripsi. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini menujukkan tiga hal. Pertama, relasi gender dalam keluarga buruh perempuan berbeda antara satu keluarga dengan keluarga lainnya, tetapi satu hal yang sama adalah bahwa masuknya perempuan ke dalam sektor publik menyebabkan adanya perubahan peran dan posisi perempuan dan laki-laki dalam keluarga. Kedua, perubahan peran dan posisi perempuan dalam keluarga tidak otomatis menghapuskan penindasan terhadap perempuan. Buruh perempuan menemukan masalah-masalah baru yang justru menambah penindasan terhadap perempuan itu sendiri. Ketiga, beberapa pandangan Feminisme Marxis tidak relevan di antaranya adalah pandangan mengenai keluarga dan budaya patriarki dalam masyarakat. Feminisme Marxis tidak melihat keluarga dalam arti dan makna yang lebih sehingga keluarga hanya dipandang sebagai temoat eksploitasi dan penindasan perempuan saja, Feminisme Marxis juga tidak melihat bahwa konsep patriarki telah menyusupi wilayah agama dan budaya sehingga dominasi patriarki dalam pikiran masyarakat masih kuat.

This research titled "Relasi Gender di Wilayah Domestik dalam Perspektif Feminisme Marxis (Studi Kasus Buruh Perempuan PT Yongjin Javasuka Garment II di Sukabumi, Jawa Barat)" is motivated by the author's interest againts the phenomenon of women's entry into the public sector that cause a shift in the role and position between the husband and wife in the family. This study is trying to answer the question : how gender relations that occur between the women as wives who working as labour in PT Yongjin Javasuka Garment II and men as husbands in the family? What is Marxist Feminism review in view of gender relations that occur in the household of women labour that working in PT Yongjin Javasuka Garment II? This research obtain all of data and information from the observation and open interviews in Kampung Pajagan, Cicurug as well as some data from books, journals, and theses. This study used a qualitative approach. Gender relations serve as a material object. To analyze the material object used descriptive-philosophical method to make Marxist Feminism as a formal theoretical framework or object underlying the study. Material object and formal object is then processed by the device methodical : interpretation, internal coherence, holistica, and description. The results in this research suggest three things. First, gender relations within the family of women labour differed from one family to another family, but can be taken one thread at the entrance of women into the public sector led to changes in the role and position of women and men in the family. Second, changes in the role and position of women in the family does not automatically eliminate the oppression of women. Labourers women find new issues that increased the oppression of women themselves. Third, some of the views of Marxist Feminism is not relevant which is the view of the family and the culture of patriarchy in society. Marxist Feminism did not see the family from the other side, with the sense and meaningful so family only viewed as a exploitation and oppression of women only, Marxist Feminism also do not see that the concept of patriarchy has infiltrated religious and cultural region so the patriarchy still dominated in the public mind.

Kata Kunci : Relasi gender, Feminisme Marxis, patriarki, keluarga

  1. S1-2017-352245-abstract.pdf  
  2. S1-2017-352245-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-352245-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-352245-title.pdf