Faktor-faktor yang mempengaruhi lolos follow up pada pasien hiv dengan terapi arv di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

SRI PURWANINGSIH , dr. Yanri Wijayanti Subronto, PhD, SpPD-KPTI.FINASIM

2016 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Tropis

Latar belakang : Infeksi HIV merupakan permasalahan global. Meningkatnya kasus dalam berbagai kelompok umur ditemukan diberbagai negara termasuk Indonesia. Di Propinsi DIY penemuan kasus baru meningkat di beberapa rumah sakit yang melakukan pelayanan terhadap pasien HIV dan AIDS, termasuk di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Pemberian terapi ARV ditujukan sebagai upaya untuk menekan perkembang biakan virus namun tidak selalu diikuti dengan kepatuhan minum obat yang baik oleh pasien. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya lolos follow up pada pasien HIV dengan terapi ARV dalam dua tahun petama dimulainya terapi. Metode : Studi kohort retrospektif dilakukan dengan menggunakan data dari rekam medis,register ARV dan register farmasi di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Kritera inklusi meliputi pasien HIV yang mulai terap ARV pada periode Januari 2008-Desember 2012, usia dewasa > 17 tahun dengan rekam medis yang lengkap. Pengamatan dilakukan selama 24 bulan sejak dimulai terapi aRV.analisis data menggunakan STATA V12 Hasil. Didapatkan diantara 369 pasien dalam penelitian selama bulan Januari 2008-Desember 2012 kelompok umur 18-29 tahun merupakan kelompok LFU tertinggi (66.33%) Analisa bivariat menunjukkan pasien dengan koinfeksi TB memiliki hubungan yang signifikan (pvalue<0.05) meningkatkan insiden LFU pada 2 tahun pertama terapi. Pasien yang tidak terinfeksi TB setengah kali lebih protektif LFU dibandingkan pasien yang tinfeksi TB (HR=0,42.95%0.39-0.81)Analisis kesintasan tidak dapat dinilai karena rendahnya pasien yang lolos follow up. Faktor lain seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, stadium klinis,status fungsional, tidak signifikan dengan kejadian lolos follow up. Kesimpulan : Ko infeksi TB dan status fungsional di awal terapi i adalah factor signifikan terhadap kejadian lolos follow up dalam dua tahun pertama terapi ARV.

Background : HIV infection is a global issues. This is related to the increasing cases of HIV and AIDS in various countries including Indonesia. Antiretroviral therapy that adressed for reducing the HIV virus proliferation was not always followed by good medication adherence among patients. ART loss of follow up was a common problem in Indonesia. However, there was limited information about the affected factors of loss to follow up among HIV patients with ART. Obyective. Study aimed to determine the affected factors of loss to follow up among HIV patients in early two years ART. A retrospective cohort study was conducted in Dr. Sardjito Hospital Methode :A retrospective cohort study was conducted using data from medical records, national ART register, and pharmacy data of Dr. Sardjito Hospital. The inclusions criteria were HIV infected patients who start ART on 2008, January until 2012, December, adult patients over 17 years with complete medical records. Patients follow up was done within 24 months on ART. STATA V 12 methods were use in this analisys. Result. The datas were analysed using Kaplan Meier and Cox Proportional Hazard. The study results showed that patients with TB coinfection in the early therapy and working functional status were significant factors in multivariat analisys (pvalue<0,05). Patients without TB coinfection half more protective not experience the loss to follow up compared with coinfection TB patients (HR=0,42.96%0.39-0.81). Conclusions. Were that TB coinfection in early therapy and fuctional status were the significant factors influenced the loss to follow up incidents in the two years early therapy. The other factor such as age, gender, education,risk factor, CD 4 count and HIV clinical stage, were not significantly associated with loss to follow up within in the two year early therapy.

Kata Kunci : antiretroviral therapy (ART), HIV, lost to follow up, CD4, clinical stadium