Laporkan Masalah

Studi Kasus Rekoordinasi Proteksi Rele Arus Lebih dan Rele Gangguan Tanah pada Busbar 10 KV di PLTU Tanjung Jati B Unit 1 dan 2

CITRA MUSTIKA PUTRI, Ir. Tiyono, M.T ; Ir. Harnoko, St., M.T

2017 | Skripsi | S1 TEKNIK ELEKTRO

Fungsi utama sistem proteksi arus lebih adalah untuk meminimalkan kerusakan pada sistem dan mengisolisir gangguan akibat arus lebih. PLTU Tanjung Jati B merupakan salah satu penopang kebutuhan listrik terbesar untuk daerah Jawa dan Bali, sehingga PLTU ini tidak boleh padam seluruh unit atau sebagian. Namun kenyataannya, terjadi permasalahan yang belum terselsaikan pada sistem proteksi arus lebih di incoming busbar 10 kV unit 1 yang menyebabkan terganggunya proses produksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis untuk mengetahui penyebab gangguan tersebut. Kemudian dilakukan perhitungan ulang koordinasi proteksi arus lebih untuk membuat sistem proteksi yang handal. Koordinasi proteksi dilakukan dengan menentukan setelan rele arus lebih dan rele gangguan tanah yang digunakan pada busbar 10 kV PLTU Tanjung Jati B unit 1 dan 2 agar didapatkan koordinasi yang selektif dan sensitif untuk mengamankan generator, trafo dan peralatan lainnya. Analisis dilakukan berdasarkan data hasil pengujian di PLTU Tanjung Jati B dengan perhitungan arus gangguan untuk mengevaluasi koordinasi proteksi berdasarkan analisis dan perhitungan sehingga diperoleh koordinasi terbaik. Dalam studi kasus ini, ditentukan setelan rele terbaik berdasarkan perhitungan dan didukung dengan simulasi berkaitan dengan gangguan yang terjadi pada sistem. Hasil menunjukan bahwa gangguan yang terjadi tidak disebabkan karena kerusakan alat melainkan adanya arus residual yang melebihi setelan arus rele gangguan tanah. Dengan mencocokkan hasil simulasi dihasilkan setelan GFR yang tepat yaitu dengan pick-up setting sebesar 0,6 A< Isetting <0,8

The Main function of over current protection is minimizing the defect of the system caused by faults and isolating over current faults. Tanjung Jati B Power Plant is one of biggest electrical power producer for Java and Bali region. So, this plant shouldn't extinguished some or whole unit. However, in fact there's a problem which is unsolved in over current protection system of 10kV Unit board 1B incoming busbar which irritate the production proccess. Thus, its necessary to recalculate the recoordination of over current protection to make a reliable protection. Protection coordination execute by determining over current relay and ground fault relay setting which is used in 10kV busbar of Tanjung Jati B Power Plant Unit 1 and 2, so we can get selective and sensitive coordination which can protect the generator, transformator and other equipments. Analyzing process is done based on testing results on the plant with calculating faults current manually for evaluating the protection coordination based on the analysis and calculation to get best coordination. In this case study, best relay setting obtained from the calculation supported by simulation based on the faults. The results show that the fault detected by the relay is caused by residual current which exceed relay's pick-up setting. By comparing with the simulation results, best GFR setting on 10kV Unit board 1B is 0,6 A< Isetting <0,8.

Kata Kunci : Koordinasi Proteksi, Rele Gangguan Arus Lebih, Rele Gangguan Tanah


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.