PEMANFAATAN ALAT SERPIH DI CERUK LAYAH KECAMATAN SAMPUNG, KABUPATEN PONOROGO, JAWA TIMUR (BERDASARKAN KAJIAN MIKROSKOPIS JEJAK PAKAI DENGAN PERBESARAN RENDAH)
KATRYNADA JAUHARATNA, Dr. Anggraeni, M.A.
2016 | Skripsi | S1 ARKEOLOGICeruk Layah merupakan situs yang berada di Kawasan Karst Sampung, Ponorogo, Jawa Timur. Dari hasil penggalian tahun 2000-2002 oleh Balai Arkeologi Yogyakarta diketahui bawah temuan yang paling banyak ditemukan adalah artefak batu dan fragmen tembikar. Terhadap artefak batu, telah dilakukan kajian teknoekonomi dan klasifikasi secara makroskopis akan tetapi, masih dibutuhkan kajian lebih mendalam untuk memastikan apakah artefak batu di Ceruk Layah telah digunakan. Berkaitan dengan hal tersebut, muncul tiga pertanyaan yaitu seperti apakah variasi jejak pemakaian alat serpih, bagaimana aktivitas penggunaannya, dan bagaimana resistansi (daya tahan) objek material yang pernah bersinggungan dengan alat serpih. Penelitian ini menggunakan dua analisis yaitu analisis makroskopis dan mikroskopis. Analisis makroskopis bertujuan untuk mengetahui dimensi, bahan, distribusi, dan letak jejak pakai pada alat serpih, sedangkan analisis mikroskopis yaitu mengidentifikasi variasi jejak pakai pada alat serpih dengan menggunakan mikroskop perbesaran rendah (low magnification) yaitu 50 X, serta mengukur kedalaman dan panjang luka. Tujuan dilakukan pengukuran terhadap luka yaitu untuk membedakan antara luka akibat penyerpihan dan luka akibat penggunaan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa keenambelas alat serpih dari Ceruk Layah memiliki tiga variasi jejak pemakaian yang didominasi oleh luka (fracture), sedangkan striasi (striasion) dan kilapan (polish) jarang dijumpai. Selain itu pada tiap alat serpih memiliki ukuran panjang dan kedalaman kerusakan yang bervariasi juga. Indikasi aktivitas penggunaan alat batu Ceruk Layah berupa kegiatan memotong, meraut, menggergaji, mengikis dan mengebor. Resistansi objek material yang pernah bersinggungan dengan alat serpih terdapat beberapa tingkatan yaitu beresistansi lunak, beresistansi sedang, dan beresistansi keras.
Ceruk Layah is a site that located in Sampung Karst Region, Ponorogo, East Java. Based on the result of excavation conducted by Balai Arkeologi Yogyakarta in the year of 2000-2002, the finds were dominated by stone artefacts and pottery fragments. Techno-economy study and stone artefacts classificaion had been done macroscopically. Further analysis is needed to ascertain whether stone tools in Ceruk Layah had been utilized by its occupants. There are three questions, concerning the variation of microwear of the flake tools, the utilization of the flake tools, and the resistance of the worked materials on flake tools. This study applies macroscopic and microscopic analysis. Macroscopic analysis aims to determine the dimension, material, distribution, and location of microwear of the flake tools. While microscopic analysis aims to identify the microwear of flake tools by using low magnification (50 X), and to measure the depth and length of the fracture of the flake tools. The objective of the measurements of the fracture is to distinguish the fracture caused by flaking and utilization of the flake tools. The results of analysis shows that the sixteen pieces of flake tools in the Ceruk Layah carries three microwears which were dominated by fracture, while striation and polish were rarely found. In addition, each flake tool carries fracture that varies on the length and depth. The flake tools of Ceruk Layah might have been used for cutting, whittling, sawing, scraping, and boring. The resistance of the worked material consist of soft resistance, moderate resistance, and hard resistance.
Kata Kunci : Prasejarah, Ceruk Layah, Sampung, Ponorogo, Serpih, Jejak Pakai