STRATEGI PEMASARAN DARING SEDEKAH ROMBONGAN
AGUS MAHARDIYANTO, Bayu Sutikno, SE, M.S.M, Ph.D
2016 | Tesis | S2 Agama dan Lintas BudayaAjaran Islam mendorong para pengikutnya untuk bersedekah yang berhukum Sunnah apabila dilakukan, kesadaran akan kegiatan Sedekah dan Charity di Indonesia terus meningkat, kegiatan sedekah hari ini terus berkembang dari yang biasanya hanya mengajak bersedekah melalui kotak-kotak amal, hari ini ajakan bersedekah telah berinovasi dengan mengajak secara daring (online). Sedekah Rombongan merupakan gerakan sosial berbasis daring yang mengajak masyarakat luas untuk bersedekah dan membantu sesamanya, gerakan ini juga memiliki fungsi sebagai lembaga amil, gerakan ini mengawalinya dengan mencoba mengabarkan kegiatannya melalui daring tahun 2011 dengan sedekah yang terkumpul waktu itu sebesar Rp 18.000.000. Sampai tahun 2016 dana yang terkumpul menjadi sekitar 43 Miliar lebih, dengan total pasien dampingan 15.516 orang dan terus bertambah sampai tahun 2016. Sebagai gerakan sosial yang terlembagakan, Sedekah Rombongan berbeda dengan lembaga amil zakat lain yang memiliki kantor dan pegawai tetap. Sedekah Rombongan mulai membentuk basis gerakannya di media sosial dan terus berkembang sehingga memiliki rumah singgah, ambulan dan para kurir yang sukarela tanpa gaji. Keberhasilan Sedekah Rombongan ini tidak lepas dari strategi pemasaran Sedekah Rombongan secara daring yang telah terbukti keberhasilannya. Penelitian ini memilih objek Sedekah Rombongan yang telah berhasil mengabarkan kegiatannya secara daring, sebagai bukti keberhasilannya adalah dana yang terkumpul awalnya sebesar Rp.18.000.000 hingga tahun 2016 menjadi 43 Miliar lebih, 14 Rumah Singgah Sedekah Rombongan (RSSR), 34 Ambulan, dan sekitar 500 orang lebih kurir yang tersebar di Aceh, Riau, Palembang, Jawa tengah, Kalimantan, Bali, Papua, Sulawesi dan daerah-daerah lain di seluruh Indonesia. Penelitian ini menggunakan data kualitatif dengan pendekatan eksplotari dan studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan metoda kajian literatur, pemantauan media sosial dan wawancara mendalam dengan pihak Sedekah Rombongan dan dilanjutkan mengkonfirmasi kepada pihak donatur. Analisis data dilakukan dengan membuat transkrip hasil wawancara, membaca berulang-ulang dan menganalisis data tersebut sesuai dengan kebutuhan, proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara simultan dengan proses pengumpulan data. Hasil penelitian ini yang paling signifikan mempengaruhi keberhasilan Sedekah Rombongan adalah strategi foto dan narasi tentang pasien. Lebih lanjut dalam 9 tahapan teori tentang siklus pemasaran melalui media sosial (Barker et al: 2013, Roberts dan Zahay: 2013, Kartajaya et al: 2015, Diamond: 2015) bahwa Sedekah Rombongan telah melakukan 4 tahapan yaitu menetapkan tujuan, pilihan instrumen dan isi pesan, kolaborasi serta kesinambungan. Adapun 5 tahapan lainnya belum dilakukan oleh Sedekah Rombongan yaitu mendengarkan, mendefinisikan strategi, identifikasi target pasar, membentuk komunitas dan monitoring. Adapun satu hal yang dilakukan oleh Sedekah Rombongan tetapi tidak termuat di dalam teori adalah strategi alur pasokan informasi Sedekah Rombongan.
Islamic teaching encourage the adherent to Sadaqah which arbitrate Sunnah if it is done, awareness of Sadaqah and Charity in Indonesia continues to increase, an activity of Sadaqah today continues to grow from that usually only invites Sadaqah through boxes of Sadaqah, today solicitation Sadaqah has innovation by taking online. Sedekah Rombongan is a social movement based online invite the public to Sadaqah and help others, this movement also has a function as an amil institution, this movement began by trying to preach through online activities in 2011 with the fund collected at that time amounted to Rp 18,000,000. Until 2016 the funds raised to around 43 billion more, with a total of 15.516 patients assisted people and continue to grow until 2016. As a social movement that is institutionalized, Sedekah Rombongan is different from other zakah amil institutions have offices and employees remain. Sedekah Rombongan began to create a support base on social media and continues to grow so has the home's Sedekah Rombongan (home for sick people), ambulances and the couriers who volunteer without salary. The success of Sedekah Rombongan not be separated from the online marketing strategy that has proved very successful. This research choose Sedekah Rombongan that have been successfully preaching activities online, as proof of its success is the funds collected initially at Rp.18.000.000 2016 to 41 Billion and more, 14 home's Sedekah Rombongan(home for sick people), 34 Ambulances and around 500 more courier across Aceh, Riau, Lampung, Palembang, central Java, Kalimantan, Bali, Papua, Sulawesi and other regions around the Indonesia. This study uses exploratory research with the qualitative approach and case studies. Data collection techniques with methods of literature review, social media monitoring and in-depth interviews. Data analysis by transcribing the interviews, repeatedly read and analyze these data in accordance with the requirements, the process of data analysis in this research is conducted simultaneously with the process of data collection. The results of this study that most significantly affect for Sedekah Rombongan is photos and narratives strategy about the patient. Further in 9 stages theory of cycles marketing through social media (Barker et al: 2013, Roberts and Zahay: 2013, Kartajaya et al: 2015 Diamond: 2015) that Sedekah Rombongan has made 4 steps, setting goals, choice of instruments and content, collaboration and tuning. As for the 5 other stages have not been performed by Sedekah Rombongan is listening, defining strategies, identifying target markets, create communities and monitoring. As for the things done by the Sedekah Rombongan but is not contained in the theory is the flow strategy of Sedekah Rombongan information.
Kata Kunci : Sedekah, Pemasaran, Media Sosial, Daring, Sedekah Rombongan.