Laporkan Masalah

DAMPAK KONFLIK MALUKU TERHADAP KETAHANAN WILAYAH (Studi Kasus di Kota Ambon )

M. HASYIM LALHAKIM, Prof. Dr. Armaidy Armawi, Prof.Dr.Djoko Soerjo,MA

2016 | Tesis | S2 Ketahanan Nasional

Maluku atau Moluccas salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi alam yang luar biasa besarnya dan menjadi terkenal sejak abad ke 14 dengan perdagangan rempah-rempahnya. Ironisnya, potensi alam yang besar ini tidak membuat masyarakat maluku menjadi masyarakat yang rukun, makmur dan sejahtera tetapi sebaliknya sebagian besar masyarakatnya belum dapat merasakan hasil kekayaan alam yang berlimpah karena banyaknya konflik yang terjadi hingga saat ini. Penulis yang berdinas di Kodam XVI/Pattimura yang membawahi wilayah Maluku dan Maluku Utara dapat melihat dan merasakan adanya potensi konflik yang dapat merugikan dan melemahkan tatanan kehidupan masyarakat Maluku bila potensi konflik tersebut tidak dikelola dengan baik. Hal inilah yang menjadi dasar peneliti untuk meneliti lebih dalam penyebab terjadinya konflik yang sering terjadi saat ini, penanganan yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi terjadinya konflik dan akibat dari konflik yang mempengaruhi ketahanan wilayah sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman atau referensi dalam penyelesaian konflik yang ada didaerah yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing daerah berguna bagi pemerintah daerah, TNI, dan masyarakat sebagai pengetahuan dan referensi untuk mengatasi konflik secara natural dan alami. Metode penelitian yang digunakan secara kualitatif dengan melakukan analisa dengan menggunakan tehnik trianggulasi data untuk mengecek, recek dan cross chek terhadap data dan informasi yang diperoleh dari beberapa nara sumber berbagai elemen masyarakat dan aparat pemerintah serta dari pengamatan dan pelaksanaan langsung dilapangan dan ikut terlibat aktif dalam program emas biru dan hijau yang digagas Kodam XVI/Pattimura sehingga hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan akademis. Penelitian dilakukan akhir tahun 2015 sampai dengan awal 2016 dengan mengambil lokus penelitian di kota Ambon yang menjadi barometer kehidupan masyarakat dan pemerintahan di Provinsi Maluku. Hasil penelitian yang dilakukan bahwa penyebab (pemicu) terjadinya konflik saat ini diantaranya bersumber dari budaya minum yang tidak terkontrol, sengketa lahan, persaingan pribadi yang dilatarbelakangi oleh kecemburuan sosial, harga diri dan kepentingan pribadi serta pendidikan. Disisi lain, konflik-konflik yang terjadi penanganannya sering berlarut larut dan tidak tuntas yang dilakukan oleh aparat pemerintah dan terkesan pembiaran yang mengakibatkan masyarakat memiliki cara sendiri sendiri dalam menangani permasalahannya. Hal tersebut berdampak kepada semakin tegasnya batas pemukiman (segregasi) antara komunitas Islam dan Nasrani dimana masyarakat komunitas muslim merasa tidak aman untuk tinggal di pemukiman mayoritas nasrani demikian juga sebaliknya masyarakat beragama xiv Kristen tidak aman dan nyaman bila berada dan tinggal dilingkungan mayoritas beragama Islam. Disamping itu, semangat separasi terhadap NKRI masih ada dan kembali menguat dengan hadirnya simbol simbol dan kegiatan RMS dibeberapa tempat. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik yang terjadi di Maluku berdampak langsung terhadap ketahananan wilayah Maluku pada khususnya dan Ketahanan Nasional pada umumnya sehingga diperlukan langkah langkah yang konkrit, terintegrasi dan berkesinambungan dari seluruh stake holder untuk dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat seperti yang dilakukan oleh Kodam XVI/Pattimura dengan program emas biru dan emas hijau.

The communal conflicts that took place since 1999 to 2004 express that Moluccas hides significant latent conflict that requires serious attention and problem solving. The writer who is stationed to Military Area Command (Kodam) XVI/Pattimura in which Moluccas and North Moluccas Provinces as part of the area under responsibility of the Kodam, sees and realizes that the hidden conflict potential may paralyze and destruct the social life of people in Moluccas structurally. Moluccas is one of Indonesia provinces which has marvellous natural resource potential. It became very famous among Europeans since 14 century for its spices trade. Ironically, this marvellous natural resource potential does not make Moluccas people live in harmony, peaceful, and prosperous. In fact, the majority people in this region live under poverty and feel unsecured, that consequently creates social conflict in the society life. Therefore, these realities have become view points of the writer to conduct deeper research in order to find out some reasons why these various conflicts often occurred in Moluccas. Then, the writer also wants to seek resolutions the government have implemented to overcome the conflicts that have influenced Moluccas social life. Entitling The Impact of Moluccas Conflicts to Moluccas Territorial Resilience, it is hoped that the research may be used as a reference for local governments, TNI (Military), and society in naturally overcoming similar conflicts that can possibly happen in other different regions based on their typical conditions. The method of the research is qualitative by undergoing analysis and using data triangulation techniques to check, recheck, and cross check the data and information gained from some key speakers such social elements, government officials, and direct observation on the ground. Meanwhile, the writer also actively involves in the program of Blue and Green Gold proposed by Military Area Command (Kodam) XVI/Pattimura. Hence, the result of the research can be morally and academically acceptable. The research is conducted at the end of 2015 to early 2016 by taking research locus in City of Ambon as the barometer of life of the people and Moluccas Government. The results of the research found that some reasons why the conflicts burst are uncontrolled alcohol drinking culture, land ownership dispute, individual competition, and education. Moreover, the resolutions that had been carried out by government officials are not comprehensive, tendentiously met dead end, and abandoned. Therefore, local people took justice by their own ways to find solutions that deteriorated segregation between Moslems and Christians. These two different religions communities who normally live together xvi in many places felt disharmonious and unsecured. Besides, the idea of separation from The Unitary State of Republic of Indonesia (NKRI) still existed and more prominent in its existence by some South Moluccas Republic (RMS) activities in several places. Based on the research, it can be concluded that the occurred conflicts in Moluccas gives direct implications to Moluccas Territorial Resilience specifically, and National Resilience generally. In consequence, some realistic, integrated, and comprehensive efforts from all stake holders have to be applied for the sake of the people as well as what Kodam XVI/Pattimura has been conducted through the program of Blue and Green Gold.

Kata Kunci : Causes of conflict, Conflict Resolutions, Conflict implications, the Program of Blue and Green Gold