Laporkan Masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU BERHENTI MEROKOK PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KABUPATEN SLEMAN

NURVITA WIKANSARI, Prof. Dr. dr. Nyoman Kertia, SpPD-KR.; r. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH, Ph.D.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Hipertensi menyebabkan kematian sekitar 7,5 juta jiwa. Prevalensi hipertensi Indonesia sebesar 25.8%. Prevalensi hipertensi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu 25,7%. Prevalensi hipertensi di Kabupaten Sleman 9,9%. Merokok merupakan salah satu faktor risiko hipertensi. Lima dari sepuluh perokok menginginkan untuk berhenti merokok. Faktor demografi dan status kesehatan yang dimiliki perokok mendorong keinginan untuk berhenti merokok. Proporsi mantan perokok di Kabupaten Sleman tertinggi kedua setelah Yogyakarta yaitu sebesar 10.2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku berhenti merokok pada penderita hipertensi di Kabupaten Sleman. Metode: Penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional study. Subyek penelitian ini yaitu seluruh penderita hipertensi dengan memiliki riwayat merokok baik sudah berhenti merokok maaupun masih merokok sebesar 120 responden. Sampel merupakan total sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data secara bivariat dan multivariat mengunakan teknik chisquare dan regresi logistik. Hasil: Faktor yang berhubungan dengan perilaku berhenti merokok pada penderita hipertensi di Kabupaten Sleman yaitu pendidikan dengan PR 1,56 (95%CI= 1,111-2,274; p=0,004) dan riwayat penyakit lain dengan PR 2,7 (95%CI= 1,209-6,031; p=0,007). Umur, pekerjaan, status perkawinan, status ekonomi, dan saran tenaga kesehatan tidak berhubungan dengan perilaku berhenti merokok pada penderita hipertensi di Kabupaten Sleman. Kesimpulan: Pendidikan dan riwayat penyakit lain berhubungan secara statistik dengan perilaku berhenti merokok pada penderita hipertensi di Kabupaten Sleman. Diharapkan institusi kesehatan dan masyarakat mendukung penderita hipertensi untuk berhenti merokok dengan memberi saran dengan baik.

Background: Hypertension causes around 7,5 million deaths. The prevalence of hypertension in Indonesia is amounted to 25,8%. The prevalence of hypertension in Yogyakarta Special Region, namely 25.7%. The prevalence of hypertension in Sleman 9,9%. Smoking is a risk factor for hypertension. Five of ten smokers want to quit smoking. Demographic factors and health status owned encourage smokers desire to quit smoking. The proportion of ex-smokers in Sleman district in Yogyakarta is the second highest after 10,2%. This study aims to identify factors associated with quitting smoking behavior in patients with hypertension in Sleman. Methods: Quantitative research with cross sectional study. The subject of this research that all patients with hypertension with a history of smoking have either already quit smoking maaupun still smoke of 120 respondents. Sample is the total sample have met the inclusion and exclusion criteria. Data analysis techniques using bivariate and multivariate with chi -square and logistic regression. Results: Factors relating to the behavior of smoking cessation in patients with hypertension in Sleman are education with a PR of 1,56 ( 95%CI =1,111 to 2,274; p= 0,004) and a history of other diseases with a PR of 2,7 (95%CI=1,209 to 6,031; p= 0.007). Age, occupation, marital status, economic status, and health workers advice does not relate to the behavior of smoking cessation in patients with hypertension in Sleman. Conclusion: Education and comorbidity factor are assossiated with smoking cessation in hypertension patients in Sleman District. Expected health institutions and community supports hypertensive patients to quit smoking by giving good advice.

Kata Kunci : Hipertensi, Berhenti Merokok, Pendidikan, Riwayat Penyakit, Hypertension, Smoking Cessation, Education, History of Disease

  1. S2-2016-371483-abstract.pdf  
  2. S2-2016-371483-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-371483-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-371483-title.pdf