Laporkan Masalah

Perubahan Fungsi Benteng Palasari dan Kaitannya dengan Pembangunan Benteng Gunung Koentji di Kabupaten Sumedang

DEWI SEKAR KARTINI, Dr. Niken Wirasanti, M.Si dan Jujun Kurniawan, S.S.,M.A.

2016 | Skripsi | S1 ARKEOLOGI

Benteng Gunung Koentji dan Benteng Palasari merupakan benteng kolonial yang ada di Kabupaten Sumedang. Keduanya pernah diteliti oleh Aan Kalsan sebagai topik penelitian pada skripsinya pada tahun 2002, dan Oktaviadi Abrianto pada tahun 2007 dalam penelitiannya bersama Balai Arkeologi Bandung. Akan tetapi, dari hasil penelitian tersebut terdapat ketidak sinkronan, di antaranya: denah yang ditampilkan keduanya berbeda satu sama lain; fungsi dari Benteng Palasari yang disebutkan keduanya dirasa kurang sesuai dengan penemuan data dilapangan; adanya penyebutan bahwa kedua benteng tersebut dibangun pada masa yang sama, sedangkan dalam peta tahun 1906 menunjukkan bahwa Benteng Palasari dibangun lebih awal. Oleh karena itu, penelitian ini bukan merupakan penelitian baru, namun menambahkan data untuk menghasilkan hipotesis yang baru. Strategi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deduktif-hipotesis dengan definisi operasionalnya yakni jika hipotesis benar maka perubahan fungsi Benteng Palasari yang semula sebagai pusat pemerintahan (ofensif-defensif) kemudian menjadi barak militer dipengaruhi oleh pembangunan Benteng Gunung Koentji sebagai benteng pertahanan yang baru. Sementara itu, perolehan data dilakukan dengan cara observasi secara langsung ke lapangan, studi pustakan berupa pengkajian peta dan segala hal yang berkaitan dengan kedua benteng tersebut. Tujuan dari penelitian ini sendiri secara garis berar adalah untuk mengetahui fungsi dari kedua benteng dan masa penggunaannya, sehingga pada akhirnya penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan ulang fungsi dari Benteng Palasari kaitannya dengan masa pendudukan kolonial di Kabupaten Sumedang. Pada tahap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kedua benteng tidak difungsikan dalam waktu yang sama, karena Benteng Palasari dibangun lebih awal. Sehingga hipotesis tidak terverifikasi, karena kemungkinan Benteng Palasari tidak difungsikan kembali setelah Benteng Gunung Koentji dibangun dan atau Benteng Palsari merupakan benteng yang berfungsi sebagai pusat pengawasan yang dibangun pertama kali di Kabupaten Sumedang, akan tetapi setelah Benteng Gunung Koentji dibangun, Benteng Palasari difungsikan untuk melengkapi bukan lagi sebagai pusat pengawasan.

Gunung Koentji Fort and Palasari Fort are colonial fortsress in Sumedang District. Both were investigated by Aan Kalsan as a research topic in his thesis in 2002, and Oktaviadi Abrianto in 2007 in his research with Balai Arkeologi Bandung (Bandung Archaeologist Service). However, from the results of these research there is out of sync, including: floor plans that show they are different from each other; function from Fort Palasari mentioned both perceived lack of field data according to the present invention; a mention that the fortress was built at the same time, but the bulding in Puncak Palasari (Fort Palasari current location) are visible on the map in 1906. Therefore, this study is not a new study, but added the data to generate new hypotheses. While the strategies undertaken in this study is deductive-hypothesis with the operational definition that if the hypothesis is correct, then change the original function Palasari fort as the center of government (offensive-defensive) and then became a military barracks affected by the construction of the Gunung Koentji Fortress as new defenses. Meanwhile, the acquisition of data by observation directly to the field, and the library to study the form of assessment questions and all matters relating to the fort. The purpose of this study itself to determine the function of both the castle and its service life, so that in the end, this research aims to interpret the function of Fort Palasari and the relation with the colonial occupation period in Sumedang. At the stage of hypothesis testing showed that both the castle does not function in the same time. So the hypothesis is not verified, because the possibility of Fort Palasari not be used again after the Fort Gunung Koentji built or Fort Palsari is a fortress that serves as a first control center in the Sumedang, but after the Fort Gunung Koentji built, Fort Palasari functionalized to supplement not anymore as a control center.

Kata Kunci : Sumedang, Benteng Palasari, Benteng Gunung Koentji, Benteng Kolonial, Benteng Pertahanan/ Sumedang Palasari Fortress, Gunung Koentji Fortress, Colonial Forts, Fortification