Laporkan Masalah

Kajian perkembangan pola dan struktur ruang Kotagede Yogyakarta

HANDAYANI, Farida, Dr.Ir. Bondan Hermanislamet, M.Sc

2003 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan pola dan struktur ruang Kotagede, Yogyakarta. Kotagede adalah merupakan kota kuna yang merupakan bekas ibukota kerajaan Mataram Islam. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan spasial, reconstruction map yang dimulai sejak 1857 hingga tahun 2000, berpijak pada Gerakan Muhammadiyah Kotagede (1923). Lokasi penelitian adalah Kotagede kuno yang terdiri dari Kelurahan Purbayan, Kelurahan Prenggan (Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta), serta Desa Singosaren dan Desa Jagalan (Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul). Hasil penelitian perkembangan pola dan struktur ruang Kotagede menunjukkan suatu proses perkembangan pola dan struktur kota yang dibentuk dan berhubungan dengan akar budaya jawa, dan berpusat pada elemen-elemen utama kota. Kawasan pusat Kotagede dilandasi dan ditentukan atas empat elemen utama yaitu masjid, alun-alun, pasar dan keraton yang ditunjang oleh jaringan jalan, kawasan kerajinan dan permukiman. Kota berkembang terutama ke arah barat (arah Jalan Mondorakan) karena merupakan jalur pertama yang menghubungkan Kotagede dengan Yogyakarta, sedang ke arah utara tumbuh perumahan baru (instansi / umum), kawasan perdagangan, fasilitas pendidikan, dan pelayanan umum dengan adanya jalan yang menghubungkan dengan pusat pelayanan regional Yogyakarta. Ke arah timur makin berkembang dengan adanya ring rood selatan. Akan tetapi ke arah selatan kota kurang berkembang karena lebih didominasi fungsi religius-spiritual dengan adanya kompleks Masjid- Makam Agung dan tidak ada jalan yang memadai yang menghubungkan wilayah ini dengan wilayah lain. Di Kotagede terdapat 53 masjid yang tersebar di permukiman penduduk, sebanyak 39 (73,58%) masjid dikelola oleh Muhammadiyah Kotagede. Kawasan kerajinan perak tersebar di permukiman penduduk yang sebagian besar merupakan usaha secara turun-temurun didukung dengan adanya modal yang dimiliki dan saat ini berkembang dengan artshop perak di jalan-jalan utama kota.

This research aims to study the development of spatial pattern and structure of Kotagede, Yogyakarta. Kotagede is an old city, the former capital of Islamic Mataram Kingdom. The research applies a qualitative method using a spatial approach, a reconstruction map which started in 1857 and ended in 2000, based on Muhammadiyah Movement in Kotagede (1923). The research location is old Kotagede covering Purbayan and Prenggan villages (in Kotagede sub-district, Yogyakarta City) and Singosaren and Jagalan villages (in Banguntapan subdistrict, Bantul Regency). The research findings show a process of the development of spatial pattern and structure which is shaped by and related to the root of Javanese culture and is centered in the major elements of the city. The central area of Kotagede is based on and determined by the 4 major elements, namely the mosque, the square, the market, and the palace, supported by a road network, craft center, and settlement. The city expands to the west (toward Mondorakan Street) because this street is the primary road connecting Kotagede with Yogyakarta. To the north is the expansion of new housings (for institution and public), trading zone, educational facility, and public service owing to the street connecting this area with the center of Yogyakarta regional service. The expansion to the east is stimulated by the development of the south ring road. The expansion to the south is, however, less progressive owing to the domination of the religious-spiritual function, i.e. the Grand Mosque and Cemetery complex and lack of a road that connects it with the other areas. There are 53 mosques spreading throughout the settlements, 39 (73.58%) of which are managed by Muhammadiyah Kotagede. Silver handicraft centers spread in the settlements as family businesses with the support of strong capital and passed from generation to generation. Today they have developed into silver art shops along the main streets

Kata Kunci : Tata Ruang Kota,Pola dan Struktur Kota Gede


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.