Laporkan Masalah

KAMPUNG NELAYAN DI BAGAN DELI, BELAWAN, SUMATERA UTARA DENGAN PENDEKATAN RESILIENT ARCHITECTURE

ARINA FATCHURROCHMAH, Dr. Ir. Budi Prayitno, M.Eng.

2016 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Kawasan Pelabuhan Belawan di Medan, Sumatera Utara yang dikelola oleh PT Pelindo II ini memiliki posisi yang sangat strategis dalam jalur pelayaran dan memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi pelabuhan besar. Perkembangan dari kawasan ini tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor internal maupun eksternal. Salah satunya adalah keberadaan nelayan sebagai salah satu pendukung dari kawasan ekonomi pelabuhan. Meski begitu, mata pencaharian nelayan masih diasosiasikan dengan kata miskin, kumuh, dsb. Begitu juga dengan masyarakat nelayan di sekitar Pelabuhan Belawan yang tinggal di area kumuh, sering terkena bencana rob, dan miskin. Stigma ini dapat dihapuskan dengan meningkatkan taraf hidup nelayan di permukiman baik dari segi ekonomi maupun sosial dengan perbaikan pola kegiatan nelayan, pembelajaran pengetahuaan maritim, serta penataan kawasan yang tepat agar tidak terlihat kumuh. Permukiman nelayan berbeda dengan permukiman pada umumnya, yaitu merupakan lingkungan hunian dilengkapi dengan sarana prasarana yang mampu mendukung kebutuhan sosial dan ekonomi manusia untuk menunjang kegiatan fungsi kelautan dan perikanan. Fungsi kelautan dan perikanan harus secara aktif, efektif, dan efisien dalam membantu perekonomian masyarakat. Selain itu, permukiman harus dapat melindungi kebutuhan penghuninya akan keamanan, terutama dengan adanya banjir rob tahunan di daerah Belawan. Permukiman nelayan di Kelurahan Bagan Deli dipilih karena kelurahan ini memiliki jumlah nelayan terbanyak di area Belawan. Area ini cepat berkembang menjadi kawasan permukiman nelayan dengan adanya Pelabuhan Perikanan Gabion di sebelah timurnya. Selain itu lokasi ini juga berdampingan dengan area tambak di sebelah barat permukiman. Pendekatan desain dilakukan dengan menekankan pada isu bencana rob, kemiskinan, dan pertumbuhan penduduk yang menjadi faktor penting dalam perkembangan kawasan pelabuhan. Ide desain dalam perancangan permukiman ini adalah desain yang bersifat preventif terhadap berbagai permasalahan permukiman. Maka dari itu, konsep yang diambil adalah Resilient Habitat dengan penggunaan teknologi bangunan tahan banjir pada struktur hunian, metode trans programming untuk menghasilkan integrasi fungsi antara hunian dan fungsi penunjang permukiman nelayan lain, serta densifikasi pada hunian untuk menciptakan area terbuka bersama sehingga menghilangkan kesan kumuh.

The area of Belawan Port in Medan, North Sumatra, which is managed by PT Pelindo II, has a very strategic position in shipping line and has the potency to be a big port. The development of this city is surely affected by both internal and external factors. One of them is the existency of fisherman as one of stakeholder for the economy state of port area. Even so, the livelihood of fisherman is still associated with poverty, slum, etc. The fisherman society in Belawan Port is also living in slum area, surged with flood disasters, and living in poverty. This stigmas can be erased with increasing the living stage of fisherman in the settlement either economically or socially with refinement of the fisherman activity pattern, maritime education learning, and a proper planning for the slum area. However, fisherman settlement is different from normal settlement, which is a residential area, equipped by infrastructures to support social and economy needs to bolster up the marine and fishing activities. Marine and fishing activities have to actively, effectively, and efficiently support the economy of society. Moreover, the settlement has to protect its residents needs to be safety, particularly from the yearly flooding disaster in Belawan area. The fisherman settlement in Bagan Deli Village is chosen because this village has the most fisherman number in all Belawan area. This area was fast to become a fisherman settlement with the existence of Belawan Ocean Fishing Port (Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan/ PPS Belawan) in the side east of the village. Other than that, this site is also side to side with the fishpond area in the west side of the village. Design approach is done with accentuation in the flooding disaster, poverty, and population growth issues which are important as factors of the port area development. Design idea chosen in the settlement plan is preventive for many settlement issues. Therefore the chosen concept is Resilient Habitat with the use of flood-proof building technology for the housing structure, trans programming method to generate an integration between residential function and another residential support function, and also residential densification to create open space for erasing the slum impression in the village.

Kata Kunci : kampung/ village, nelayan/ fisherman, tangguh/ resilient

  1. S1-2016-330420-abstract.pdf  
  2. S1-2016-330420-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-330420-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-330420-title.pdf