Laporkan Masalah

ADAPTASI MORFOSIOLOGI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN GEMBILI (Dioscorea esculenta (Lour.) Burk.) DI BAWAH JENIS TEGAKAN BERBEDA DI WANAGAMA

DEWI MAHARANI, Dr. Budiadi, S.Hut. M.Agr.Sc.; Dr. Ir. Endang Sulistyaningsih, M.Sc.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Pada tegakan kayu yang sudah cukup berumur tua, komoditas pertanian yang dapat ditanam akan terbatas karena pertumbuhannya dibatasi naungan dari tegakan pohon tersebut. Untuk meningkatkan produktivitas hutan, umbi-umbian yang dapat ditanam di bawah tegakan kayu. Salah satunya yaitu tanaman gembili (Dioscorea esculenta (Lour.) Burk.) adalah tanaman yang mampu tumbuh pada lingkungan dengan intensitas cahaya yang rendah. Umbi gembili merupakan bahan pangan sumber karbohidrat alternatif karena dapat mensubtitusi beras maupun terigu, dan mengandung inulin. Penelitian ini bertujuan: 1) menentukan adaptasi morfologi fisiologi serta produksi umbi tanaman gembili di bawah jenis dan kerapatan tegakan kayu yang berbeda; 2) menentukan jenis dan kerapatan tegakan yang paling optimum untuk hasil gembili. Rancangan penelitian menggunakan rancangan tersarang 2 tahap (two stage nested design) dengan perlakuan utama adalah 3 jenis tegakan kayu yang berbeda yaitu akasia (Acacia mangium Willd.), ekaliptus (Eucalyptus pellita F. Muell) dan jati (Tectona grandis Linn.) sedangkan perlakuan kedua adalah 2 kelas kerapatan tegakan. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam satu arah (one way anova) dan uji T sampel bebas (independent sample T-test), analisis lintasan (path analysis) dan regresi bertahap (stepwise regression). Hasil penelitian menunjukkan: 1) a. pengaruh perbedaan jenis tegakan terhadap adaptasi fisiologi tanaman gembili terlihat pada kandungan klorofil dengan klorofil total teringgi di bawah ekaliptus (34,36 mg/gr), jumlah stomata tertinggi di bawah ekaliptus (8,50 stomata/0,1mm) serta indeks luas daun tertinggi di bawah akasia (0,61 cm2/2500cm2); b. pengaruh perbedaan jenis tegakan terhadap adaptasi morfologi tanaman gembili terlihat pada panjang sulur tertinggi di bawah ekaliptus (219,15 m) dan luas daun tertinggi di bawah akasia (1735,28 cm2); c. pengaruh kerapatan tegakan hanya terlihat di bawah akasia dan hanya terbatas pada karakter kandungan klorofil (fisiologi) dan panjang sulur (morfologi); 2) Rata-rata bobot basah umbi sebagai hasil panen tanaman gembili tertinggi yaitu 50,16 gr/tanaman terdapat di bawah jenis tegakan ekaliptus dengan kelas kerapatan tegakan II (10,33 N/100m2).

Under mature stands, agricultural commodities that can be planted will be limited because its growth is limited by shade of the tree stands. One of tuber plant that can be cultured is Dioscorea esculenta (Lour.) Burk.). Bulbs is an alternative food sources of carbohydrates as it can substitute rice and wheat, and contains inulin. This study aims to: 1) determine the physiological morphological adaptation and tuber production of Dioscorea esculenta under different species and stand densities; 2) determine the type and the most optimum stand densities to Dioscorea esculenta production. The study design using a nested two stages (rancangan 2 tahap) the main treatment is 3 different species of standing timber is akasia (Acacia mangium Willd.), ekaliptus (Eucalyptus pellita F. Muell) and jati (Tectona grandis Linn.), while treatment the second is a class 2 stand densities. Analysis of data using one-way ANOVA (sidik ragam satu arah) and independent samples T test (uji T sampel bebas), path analysis (analisis lintasan) and stepwise regression (regresi bertahap). The results showed: 1) a. effect of different stand species to physiology adaptation seen in chlorophyll content with highest chlorophyll total under Eucalyptus pellita (34,36 mg/gr), highest amount of stomatals under Eucalyptus pellita (8,50 stomatal/0,1mm), and highest leaf area index under Acacia mangium (0,61 cm2/2500cm2); b. effect of different stand species to morphology adaptation seen in long shoot with highest under Eucalyptus pellita (219,15 m) and highest leaf area under Acacia mangium (1735,28 cm2); c. effect of stand densities only seen under Acacia mangium and only limited on chlorophyll content (physiology) and long shoot (morphology); 2) highest of average wet weights as yields of Dioscorea esculenta is 50,16 gr/plant under Eucalyptus pellita on class of stand densities II (10,33 N/100m2).

Kata Kunci : Jenis tegakan, intensitas cahaya relatif, tanaman gembili