IMPLEMENTASI AKUNTANSI ASET TETAP SESUAI PSAK NO 16 DI LINGKUNGAN PT ANGKASA PURA I (PERSERO) CABANG BANDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA
IRWAN KURNIA R, Faiz Zamzami, S.E., M.Acc., QIA.
2016 | Tugas Akhir | D3 AKUNTANSI SVMenurut PSAK Nomor 16 Tahun 2011, Aset Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Aset tetap merupakan salah satu komponen yang penting bagi perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Kebijakan perusahaan dalam pengelolaan terhadap aset tetap terutama dalam hal perlakuan akuntansi harus dilakukan dengan konsisten dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, sehingga tidak berdampak pada penilaian yang tidak wajar ketika disajikan dalam laporan keuangan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data dari PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. Akuntansi aset tetap yang dianalisis meliputi pengakuan awal aset tetap, pengeluaran setelah perolehan awal, penyusutan, pengukuran setelah pengakuan awal, penghapusan aset tetap, dan pengungkapan atau pelaporan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dilakukan dengan menggambarkan akuntansi aset tetap yang diterapkan di perusahaan terhadap Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK Nomor 16. Perusahaan tidak melakukan review atas nilai residu dan umur manfaat aset tetap dan perusahaan belum pernah melaksanakan akuntansi penurunan nilai (impairment) terhadap aset tetap yang dimiliki. Dalam hal tersebut, perusahaan hendaknya melakukan review atas nilai residu dan umur manfaat minimum setiap akhir tahun buku. Selain itu, perusahaan hendaknya menyesuaikan metode penyusutan yang diterapkan sesuai kondisi aset di lapangan.
According to PSAK No. 16, fixed assets are tangible assets held for use in the production or supply of goods or services for rent to others, or for administrative purposes and they are expected to be used for more than one period. The fixed assets is one of the component that essential for companies to carry out operations. The company's policy in the management of fixed assets, especially in terms of accounting treatment should be done consistently and in accordance with applicable accounting standards, so it does not impact the unnatural valuation when presented in the financial statements. This study was conducted using data from PT Angkasa Pura I (Persero) Branch Adisucipto International Airport in Yogyakarta. Accounting for fixed assets are analyzed include the initial recognition of the assets after the initial acquisition expenses, depreciation, measurement subsequent to initial recognition, the elimination of fixed assets, and the disclosure or reporting. This study uses qualitative descriptive method, performed by describing fixed asset accounting applied at the company and Financial Accounting Standards applicable. The results showed that PT Angkasa Pura I (Persero) Branch Adisucipto International Airport in Yogyakarta not fully in accordance with PSAK No. 16. The Company does not undertake a review of the residual value and useful life of fixed assets and the company has never been implementing the accounting for impairment on fixed assets which are owned. In that case, the company should conduct a review of the residual value and useful life of minimum each financial year end. In addition, the company should adjust the depreciation method applied according to the conditions of assets.
Kata Kunci : Akuntansi, Aset Tetap, PSAK No 16