MENEROPONG DESA DENGAN DUA LENSA: DINAMIKA PESANTREN DAN PABRIK GULA DI DESA CUKIR, JOMBANG 1900 - 1965
ADHI PANDOYO HAPSARA, Dr. Abdul Wahid S.S., M.Hum., M.Phil.
2016 | Skripsi | S1 ILMU SEJARAHPada dekade terakhir abad XIX, Desa Cukir telah memiliki dua buah lembaga penting berupa Pesantren Tebuireng dan Pabrik Gula Cukir. Fenomena ini yang kemudian membedakan dengan desa-desa lain di Jombang. Kedua insitusi inilah yang selanjutnya menunjukkan pengaruh terhadap perkembangan Cukir. Sepanjang 1900 hingga 1965, merupakan periode penting bagaimana kedua institusi tersebut menampakkan sebuah perkembangan sosial, ekonomi hingga politik dari sebuah sejarah mikro Indonesia. Pertama, sepanjang akhir Hindia-Belanda antara awal abad 20 hingga dasawarsa 1930-an pabrik gula menunjukkan eksistensi aktifitas produksi, dimana sulit dipisahkan dari masyarakat sekitarnya. Sedangkan Pesantren Tebuireng memulai eksistensinya melalui kiprah seorang Kyai bernama Hasyim Asy’ari. Dalam periode inilah sebuah lembaga ekonomi-kapitalistik perkebunan gula dengan sebuah lembaga pendidikan tradisional Islam mengalami perjumpaan. Sebagai tetangga, keduanya menunjukkan dampak sosial penting, dimana salah satunya adalah timbulnya suatu kondisi kosmopolitan. Kedua, Sepanjang 1940 hingga 1965 adalah masa Perang dan Damai. Menjelang pecah perang dunia ke-II, tibalah masa penjajahan dan pendudukan Jepang. Pabrik Gula mengalami kematian, sedangkan Pesantren menjadi lembaga tunggal yang tetap hidup di Desa Cukir. Posisi penting umat Islam melibatkan Pesantren Tebuireng dalam babak-babak penting sejarah Indonesia, mulai dari Kemerdekaan, periode ‘Revolusi Fisik’, hingga masa pemerintahan Republik Indonesia. Di masa yang terakhir pabrik gula dihidupkan lagi, dan kedua Institusi tersebut berdampingan kembali. Namun peristiwa G-30S disusul pembantaian besar-besaran terhadap anggota PKI, akhirnya menunjukkan keterhubungan keduanya dalam perseteruan politik. Penelitian ini menunjukkan bagaimana dinamika institusi-institusi dapat dimanfaatkan selaku alternatif dalam memahami sejarah suatu wilayah. Adapun penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, dengan memanfaatkan sumber-sumber primer seperti arsip, sumber sekunder berupa buku, artikel hingga internet, dan tidak ketinggalan beberapa sumber lisan.
In the last decades of the nineteenth century, Cukir village has had two important institutions in the form of Pesantren Tebuireng and Sugar Factories Cukir. This phenomenon which then differentiate with other villages in Jombang. Both institutions is then shows the effect on the development of Cukir. Throughout 1900 to 1965, was an important period reveal how the two institutions of a social development, economics to politics on a micro history of Indonesia. First, throughout the end of the Dutch East Indies in the early 20th century until the 1930s demonstrated the existence of a sugar factory production activity, which is difficult to separate from the surrounding community. While Pesantren Tebuireng started its existence through the gait of a named Kyai Hasyim Ashari. In this period a capitalistic economic institutions sugar plantation with a traditional Islamic educational institutions have an encounter. As neighbors, they represent an important social impact, one of which is the emergence of a cosmopolitan condition. Second, During the period 1940 to 1965 is War and Peace. Towards broke World War II, came the colonization and Japanese occupation. Sugar Factory death, while the boarding school into a single entity that lingers in the village Cukir. The important position of the Muslims involved in the Pesantren Tebuireng important rounds of Indonesian history, from Independence, period 'Physical Revolution', until the reign of the Republic of Indonesia. In the last sugar factory is turned on again, and the two institutions side by side back. But the events of the G-30S followed by large-scale massacres against members of the PKI, finally shows connectedness both in the political conflict. This study shows how the dynamics of institutions can be utilized as an alternative in understanding the history of a region. As this study used methods of historical research, using primary sources such as archives, secondary sources such as books, articles and the Internet, and do not miss some oral sources.
Kata Kunci : Pesantren, Pabrik Gula, Desa