Laporkan Masalah

Akulturasi Pengobatan: Perpaduan Budaya Islam dan Budaya Jawa dalam Sistem Medis Masyarakat Giriloyo

RIRI DWIKA ANANDINI, Dr. Atik Triratnawati, M.A.

2016 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Selama berabad-abad, masyarakat Jawa telah mengembangkan pengetahuan lokal yang berkenaan dengan sistem medis. Sistem medis tersebut menitik beratkan pada konsep keseimbangan dimana sehat dimaknai sebagai wujud dari harmonisasi unsur jiwa, raga, dan sukma. Pengobatan ala Jawa kemudian ditempuh dengan berpedoman pada pengetahuan dari para sesepuh (tradisi turun temurun) yang meliputi teknik pengobatan maupun macam tanaman herbal yang dipercaya memiliki berbagai khasiat. Namun, masuknya Islam yang bersifat sufistik menyebabkan unsur-unsur Islam diadopsi ke dalam praktik pengobatan Jawa sehingga melahirkan metode pengobatan yang bersifat akulturasi atau sinkretis. Akulturasi pengobatan Jawa dan Islam merupakan tema yang diambil sebagai dasar dari penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui alasan diadopsinya unsur-unsur Islam ke dalam praktik pengobatan Jawa yang notabene pada masyarakat tersebut telah memiliki logika penyembuhannya sendiri. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan untuk mengetahui berbagai unsur krusial yang ditengarai dapat mempengaruhi kesembuhan penyakit, terakhir penelitian juga difokuskan untuk memahami bagaimana metode penyembuhan Islam dan Jawa bekerja dalam menyembuhkan penyakit. Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah Dusun Giriloyo yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Bantul. Dusun ini dipilih karena meyimpan banyak tradisi pengobatan tradisional sekaligus lekat dengan Islam yang bernuansa sinkretis karena dikelilingi oleh makam raja-raja Mataram sekaligus pesantren NU. Selanjutnya aksi penelitian dilakukan dengan menerapkan metode etnografis yang menuntut adanya observasi partisipatoris dan wawancara bebas mendalam selama kurun waktu dua bulan dan dilakukan kepada empat belas informan kunci yang terdiri dari lima penyembuh angkatan tua, tiga penyembuh amgkatan muda, seorang penyembuh dari luar desa, serta lima orang pasien. Data yang didapatkan kemudian melewati tahap verifikasi, analisa kemudian juga ditunjang dengan penelitian sekunder yang melibatkan data-data pustaka. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa upaya pengadopsian unsur Islam ke dalam praktik penyembuhan Jawa merupakan cermin dari karakter religio magis yang juga menjadi inti dari budaya masyarakat Giriloyo. Karakter religio magis menyebabkan Islam diterima oleh masyarakat Giriloyo bukan sebagai isi melainkan wadah yang menaungi isi berupa budaya Jawa itu sendiri. Implikasi dari karakter religio magis dalam sistem medis adalah menjadikan Islam dipandang bukan saja sebagai upaya pragmatis penyembuh untuk mendapatkan kepercayaan pasien, melainkan menjadikan praktik penyembuhan sekaligus juga sebagai sarana untuk beribadah, mendapatkan karomah, pembersihan jiwa, serta pengembangan hubungan dengan Allah dalam rangka menuju kesatuan mistis meraih manunggaling rasa antara Kawula dengan Gusti. Upaya penyembuh untuk manunggal dengan Allah menjadikan usaha seperti mengganti mantra-mantra ruwat dengan doa-doa yang berbau Islam, berguru ilmu peyembuhan kepada kyai, serta menerapkan aneka lelaku yang berfungsi untuk meningkatkan kesaktian penyembuhan sebagai aspek krusial yang tidak dapat dipisahkan dari metode pengobatan yang mengusung konsep akulturasi Jawa dan Islam.

For centuries, the Javanese community has developed local knowledge regarding the medical system. The medical system focuses on the concept of a healthy balance which is defined as a form of harmonization among these following elements : mind, body, and soul. Javanese style treatment was then taken out based on the knowledge of the elders (hereditary tradition) which includes medical techniques and the use several kinds of herbs that are believed to have various properties. However, the influx of Sufiism is causing the elements of Islam being adopted into medical practice in Java, thus giving birth to a treatment method that is acculturation or syncretic between the two. Acculturation treatment between Javanese and Islamic tradition is a theme that was taken as the basis of this study with the aim to determine why the adoption of Islamic elements into Javanese medical practice which initially has had a logic of their own healing. In addition, this study also aimed to determine the various elements considered crucial that can affect a cure of disease, past research has also focused on understanding how Islamic and Javanese healing methods worked in curing the disease. The location chosen as the place of study is located in Giriloyo, Wukirsari Village, Imogiri, Bantul. This village was chosen based on its rich heritage of Javanese traditional methods of healing as well its attachment to the nuances Islamic syncretic tradition. The village is surrounded by the tombs of the kings of Mataram as well as Nahdatul Ulama's baording school (pesantren). Further research action is carried out by applying ethnographic methods which require the participatory observation and in-depth interviews for a period of two months -which was made to fourteen key informants- consisting of nine healer as well as five patients. Data obtained then being passed to the verification stage. Later analysis was also supported by secondary research involving literature data. The results obtained from this study is that the adoption of elements of Islamic effort into healing practice in Java is a reflection of religio magical character who is also at the core of people's culture at Giriloyo. Islamic religio magical characters has made Islam's entrance to the Giriloyo community easier, not because of its teaching content, but due to its ability to become a container that hosts the indigenous Javanese culture. The implications of religio-magical character in the medical system is making Islam being seen not only as healer's pragmatic efforts to gain the trust of the patients, but also make the practice of healing a form of worship, a path to get karomah, media in cleansing the soul, as well as developing a relationship with God in order to achieve a mystical union between people with God (Manuggaling Kawulo Gusti). Healer's efforts in order to unite patients with God includes ritual such as replacing Javanese mystical spells with Islamic prayers, learning healing methods from respected Muslim clerics (kyai), as well as implementing various methods which serve to increase the miracle of healing. These steps are crucial aspect that can not be separated from the treatment method that acculturate Javanese and Islamic concepts.

Kata Kunci : kepercayaan, keseimbangan, religio-magis, akulturasi Jawa dan Islam, karomah, Manunggaling Kawula Gusti.

  1. S1-2016-318477-abstract.pdf  
  2. S1-2016-318477-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-318477-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-318477-title.pdf