Laporkan Masalah

HAK-HAK ANAK DALAM LIMA KELUARGA MISKIN KOTA Studi di RW. 11 Kampung Badran, Bumijo, Yogyakarta

FAHMI RAFIKA PERDANA, Prof. Dr. Tadjuddin Noer Effendi

2016 | Tesis | S2 Sosiologi

Anak merupakan masa depan sebuah bangsa. Namun, hingga saat ini posisinya masih terlihat cenderung inferior, tersubordinasi, dan termarginalkan. Terlihat dari berbagai persoalan anak yang terjadi mengindikasikan bahwa lingkungan tidak berpihak dan tidak responsif terhadap anak dan kebutuhannya, yaitu berkaitan dengan perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka sebagai anak. Pemenuhan hak anak biasanya dilakukan pertamakali dalam lingkungan keluarga. Keluarga sudah seharusnya menjadi tempat anak-anak merasa terlindungi, penuh kasih sayang, dan menjadi pranata untuk mendapatkan hak-hak mereka. Penelitian ini berusaha mengungkapkan tentang pemenuhan hak-hak anak pada keluarga miskin, yang diasumsikan lebih memiliki berbagai masalah dalam hal tersebut karena keterbatasan akses baik infrastruktur maupun suprastruktur. Penelitian dilakukan pada lima keluarga miskin pada salah satu daerah miskin kota di Kota Yogyakarta yang sering disebut sebagai Kampung Badran. Kampung Badran menjadi menarik untuk diteliti selain karena predikat masa lalunya sebagai kampung preman juga karena berbagai ciri lainnya yang mengindikasikan sebagai wilayah yang rentan dengan masalah kemiskinan. Dari penelitian ini diharapkan dapat terungkap realitas hak-hak anak pada lima keluarga miskin, proses keluarga tersebut dalam memenuhi hak-hak anak mereka serta penghambat dan pendukung dalam pemenuhannya. Untuk dapat menggambarkan hak-hak anak lima keluarga miskin kota, penelitian ini menggunakan pendekatan, konsep, dan teori-teori interaksi simbolik dari beberapa tokoh perspektif interaksi simbolik, diantaranya George Herbert Mead, Blumer, dan Cooley. Disamping itu digunakan pula teori pola asuh dalam keluarga yang dikembangkan oleh Elizabeth B. Hurlock. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk pengumpulan data dengan melihat kehidupan sehari-hari keluarga obyek penelitian. Penelitian ini menemukan realitas hak-hak anak pada lima keluarga miskin Badran telah ada yang terlihat terpenuhi, terpenuhi dengan catatan, kurang terpenuhi dan tidak terpenuhi dengan memiliki kecenderungan pada salah satu kondisi dan ada yang bervariasi. Hak-hak anak yang terpenuhi adalah hak untuk hidup dan hak mengetahui orang tuanya, dibesarkan & diasuh orang tuanya sendiri. Hak-hak anak dengan kondisi cenderung kurang terpenuhi adalah hak dalam hal tumbuh kembang, hak memperoleh kesehatan, dan hak mendapat perlindungan dari perlakuan salah. Kemudian hak-hak anak dengan kondisi cenderung terpenuhi dengan catatan adalah hak dalam hal memperoleh nama sebagai identitas diri & status kewarganegaraan, hak menyatakan & didengar pendapatnya, menerima, mencari, & memberikan informasi demi perkembangan dirinya, dan hak Beristirahat, memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan sebaya, bermain, berekreasi, & berkreasi demi pengembangan diri. Sedangkan hak memperoleh pendidikan & pengajaran demi pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai minat & bakatnya kondisinya ada yang terpenuhi dengan catatan dan ada yang tidak terpenuhi, serta ada yang kurang terpenuhi. Untuk aspek-aspek yang menjadi pendukung dan penghambat dari lima keluarga miskin tersebut dalam memenuhi hak-hak anak mereka terdiri dari aspek internal dan aspek eksternal. Aspek internal yang berasal dari dalam keluarga itu sendiri adalah aspek ekonomi keluarga dan aspek interaksi sosial dalam keluarga yang terdiri dari sosialisasi nilai dan pola sosialisasi dalam keluarga. Sedangkan aspek eksternal atau yang berada di luar keluarga akan tetapi masih berkenaan dengan keluarga tersebut adalah masyarakat dan pemerintah. Pada aspek masyarakat atau lingkungan sekitar terdiri dari unsur LSM (lembaga Swadaya Masyarakat), komunitas mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata), lembaga atau komunitas keagamaan, dan masyarakat setempat. Sedangkan pemerintah memiliki peran melalui lembaga kesehatan Puskesmas, dan program-program jaminan sosial untuk keluarga miskin.

Children are a nations future. Yet, their place in the society is apparently still inferior, subordinated, and marginalized. That is shown by the vast number of cases indicating that society does neither take immediate response nor advocate childrens interests and their needs pertaining their protection and fulfillment of their rights.It is a common sense that childrens rights are fulfilled within the family to begin with. Family is supposed to be a refuge, a place of abundant love, and the first institution in which children acquire their rights.This study tries to disclose the fulfillment of childrens right in poor family which is assumed to have more issues due to limited access to infrastructure and superstructure.The study was carried out upon five poor families in a slum urban districtin Yogyakarta familiarly named as Kampung Badran. KampungBadran has attracted researches attention as it was notorious for a village of thugs as well as its characteristics indicating tendencies to poverty issues. This study is expected to disclose the reality of how childrens rights of the five families are fulfilled, and what are the constraints and supporting factors. To be able to depict the rights of the children from the five poor urban families, this study uses symbolic interaction approach, concepts, and theories from some symbolic interaction perspective figures, such as George Herbert Mead, Blumer, and Cooley. This study also uses the Theory of Parenting Style developed by Elizabeth B. Hurlock. Methodology used in this study is qualitative using phenomenological approach for data collecting. This study finds the fact that there are rights that have been fulfilled, fulfilled with conditions, partly fulfilled, or not fulfilled at all, and sometimes varies. Rights that have been fulfilled are: the right to live and the right to know his/her parents, up brought and looked after by his/her own parents. Rights that are not completely fulfilledare: right to develop and grow, right to have adequate healthcare, and right to be protected from mistreatment. Rights that are fulfilled with conditions are: right to have a name as an identity and to have nationality status, right to express opinions and being listened to, rights to attain, seek and give information forthe childs development, and rights to recess, take advantage of their leisure time, socialize with peers, play, have some recreations, and be creative for his/her development. However, rights to acquire knowledge and be educated for the childs development and intelligence level in accordance with his/her interests and abilityare fulfilled with conditions for some children, partly fulfilled and not fulfilled at all for the others.There are internal and external aspects which constrain or support the five poor families in fulfilling their childrens right. The internal aspects, which comes from within the family themselves are economiccondition and social interaction within the family comprising socialization of values and socialization system. While the external aspects or the outside factors affecting the family are the society and government. The society aspect comprises of non-government organization, university students community service, religious organizations or communities, and local residents. The government is involvedthrough community health center and social welfare programs for poor families.

Kata Kunci : Anak, Hak anak, Keluarga, Interaksi simbolik, pola asuh, Children, Children's rights or child rights, Family, Symbolic Interaction, Educational system

  1. S2-2016-342244-abstract.pdf  
  2. S2-2016-342244-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-342244-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-342244-title.pdf