Laporkan Masalah

KOMITMEN AFEKTIF MANAJEMEN, IMPLEMENTASI SISTEM PENGUKURAN KINERJA, AKUNTABILITAS DAN KINERJA ORGANISASI PUBLIK DALAM PERSPEKTIF TEORI INSTITUSIONAL DAN TEORI STRUKTURASI (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta)

INUNG PRATIWI, Dr. Rusdi Akbar, M.Sc.

2015 | Tesis | S2 Sains Akuntansi

Kondisi di Indonesia menunjukkan bahwa pemerintah daerah dalam mengembangkan indikator kinerja lebih bertujuan untuk memenuhi kebutuhan regulasi daripada membuat organisasi mereka lebih efektif dan efisien. Terdapat bukti lain pula yang menyatakan bahwa manajemen pemerintah memiliki komitmen yang kuat untuk menggunakan ukuran kinerja. Hal ini memerlihatkan adanya peran agen dalam proses implementasi di dalam sebuah organisasi. Penelitian ini bermaksud mengembangkan teoritikal model proses institusilalisasi sistem pengukuran kinerja dan akuntabilitas menggunakan perspektif teori institusional dan teori strukturasi. Penelitian menggunakan metode campuran dengan desain eksplanatori sekuensial. Pengumpulan data menggunakan survei dan wawancara. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 99 manajemen SKPD di kabupaten dan kota di DIY. Penelitian ini berkontribusi memberikan bukti empiris pengaruh mediasi komitmen afektif manajemen terhadap hubungan antara tekanan institusional, implementasi SPK dan akuntabilitas. Hasil analisis data dari kedua pendekatan menunjukkan bahwa manajemen di instansi pemerintah masih sangat mempertimbangkan tekanan institusional, khususnya koersif dan mimetik dalam mengimplementasikan SPK dan akuntabilitas. Namun, tekanan eksternal tersebut kurang mampu mempengaruhi belief dan nilai individu internal organisasi melalui rutinitas-rutinitas yang harus dilakukan. Berdasarkan perspektif teori institusional dan teori strukturasi dapat dikatakan bahwa proses institusionalisasi SPK dan akuntabilitas kurang berjalan dengan baik.

Conditions in Indonesia shows that local governments in developing performance indicators is intended to meet the regulatory requirements rather than make their organizations more effectively and efficiently. There is other evidence also stated that the government management has a strong commitment to using performance measures. It is shown to the role of agents in the implementation process within an organization. This study intends to develop a theoretical model of the process institusilalisasi performance measurement and accountability system using the perspective of institutional theory and the theory of structuration. The study used mixed methods sequential explanatory design. Data collection using surveys and interviews. The sample used in this study were 99 management sectors in the county and city in the province. This study provides empirical evidence contributes mediating influence affective commitment management to the relationship between the institutional pressure, PMS implementation and accountability. The results of the data analysis of both approaches indicate that management in government agencies still consider institutional pressures, particularly coercive and mimetic in implementing the PMS and accountability. However, the external pressure is less able to influence belief and value of the individual through the organization's internal routines to do. Based on the perspective of institutional theory and the theory of structuration can be said that the process institutionalization of PMS and accountability goes less well.

Kata Kunci : Tekanan Institusional, Komitmen Afektif Manajemen, Sistem Pengukuran Kinerja, Akuntabilitas, Kinerja


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.