Laporkan Masalah

Perbandingan peningkatan kadar hemoglobin antara pemberian besi sukrosa intravena demgan besi oral pada anemia post partum

BACHNAS, Muhammad Adrianes, dr. Rukmono Siswishanto, M.Kes, SpOG(K)

2010 | Tesis | S2 PPDS 1-Obstetri dan Ginekologi

Obyektif: Untuk membandingkan peningkatan kadar hemoglobin, angka eritrosit, dan hematokrit pada anemia post partum antara pemberian besi sukrosa intravena dengan besi oral. Serta mengetahui secara distributif efek samping pemberian terapi. Desain penelitian: Prospektif, Randomized Controlled Trial Tempat penelitian: RS Dr Sardjito Jogjakarta, RSUD Sleman, RSUD Panembahan Senopati Bantul, RSUD Wates Subyek: wanita dengan anemia post partum. Intervensi: Pada kelompok uji (besi sukrosa intravena) subyek penelitian diberikan besi sukrosa intravena 200 mg dalam NaCl 0,9% 100 mL dengan infus set 30-40 tetes/menit sekali pemberian pada hari pertama post partum. Pada kelompok kontrol (besi oral) subyek penelitian diberikan kapsul besi fumarat 325 mg (163 mg elemen besi), diminum rutin sekali sehari satu kapsul selama 40 hari Luaran: Nilai hemoglobin, angka eritrosit, hematokrit pada hari ke-5, ke-14, dan ke-40 Hasil: Sebanyak 60 subyek diikutkan dalam penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan terlepas dari kriteria eksklusi. Kemudian dilakukan randomisasi dengan sistem random blok menggunakan komputer. Subyek dibagi ke dalam dua kelompok sama rata (homogen) dengan masing-masing kelompok terdiri dari 30 subyek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan kedua kelompok memperlihatkan respon terapi yang baik. Baik besi sukrosa intravena maupun besi oral terbukti secara statistik bermakna dalam meningkatan nilai hemoglobin, angka eritrosit, serta hematokrit pada hari ke-5, ke-14, dan ke-40 setelah perlakuan. Besi sukrosa intravena secara bermakna menaikkan hemoglobin berturut-turut pada hari ke-5, ke-14, dan ke-40 setelah perlakuan sebesar 1,4 ± 1,5 g/dL (p < 0,05), 2,4 ± 1,1 g/dL (p < 0,05), dan 3,1 ± 1,2 g/dL (p < 0,05). Sementara besi oral secara bermakna menaikkan hemoglobin berturut-turut pada hari ke-5, ke-14, dan ke-40 setelah perlakuan sebesar 1,2 ± 1,2 g/dL (p < 0,05), 2,3 ± 1,0 g/dL (p < 0,05), dan 2,7 ± 1,7 g/dL (p < 0,05). Capaian peningkatan tersebut ketika dibandingkan antara kedua kelompok ternyata secara statistik tidak berbeda bermakna (p > 0,05). Hasil penelitian untuk distribusi efek samping terapi dilaporkan pada kelompok besi sukrosa intravena tidak ditemukan adanya efek samping terapi, sementara untuk kelompok besi oral sebagian besar subyek penelitian mengalami efek samping terapi atau sekitar 56,7% pasien pada kelompok besi oral. Efek samping pada pemberian besi oral tersebut terdiri dari: 7 orang (23,3%) mengeluh dispepsia, 7 orang (23,3%) mengeluh nausea, 6 orang (20%) mengeluh konstipasi, dan 1 orang (3,3%) mengeluhkan sensasi besi di mulut. Kesimpulan: Baik besi sukrosa intravena maupun besi oral memberikan efek terapi yang sama baiknya pada terapi anemia post partum dalam meningkatkan nilai hemoglobin, angka eritrosit, dan hematokrit. Namun bila masalah kenyamanan pasien dan kepatuhan menjadi perhitungan penting maka pemberian terapi besi sukrosa intravena lebih dianjurkan sebagai terapi anemia post partum.

Objective: Observing hemoglobin level, erythrocytes count, and hematocrit on women with post partum anemia given with intravenous iron sucrose vs. oral iron Methods: Prospective, Randomized Controlled Trial Place: Dr. Sardjito Hospital Jogjakarta, Sleman District General Hospital, Wates District General Hospital, Bantul District General Hospital. Subject: Women with post partum anemia Intervension: Intervention group get single dose infusion (200 mg iron sucrose) on day one vs. control group get oral iron (163 mg iron element in 325 mg ferrous fumarate) one capsule daily for fourty days. Outcome: Hemoglobin level, erythrocytes count, and hematocrit were observed on day-5, 14, and 40. Result: Thirty patients for each group randomized by using computerized random block. Characteristics on both group were homogen. Good results were seen in both groups. Hemoglobin level, erythrocytes count, and hematocrit increased significantly in both groups, but no differences between two groups. More side effect were seen in oral iron group than in intravenous iron sucrose group. Conclusion: Both intravenous iron sucrose and oral iron gave good results on post partum anemia therapy, but if patients’ compliance and convenience were considered, intravenous iron sucrose is more recommended

Kata Kunci : besi sukrosa intravena, besi oral, anemia post partum, intravenous iron sucrose, oral iron, post partum anemia


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.