Laporkan Masalah

Pengaruh asupan gizi terhadap kejadian anemia pada remaja di SMKN 2 Kabupaten Purworejo

NUZULYATI, dr. Detty Sitti Nurdiati, SpOG, MPH, Ph.D

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Remaja putri termasuk golongan yang rawan menderita anemia. Penyebab utama adalah faktor malnutrisi yaitu ketidak seimbangan asupan zat gizi yang disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) dalam makanan atau kesalahan dalam mengkonsumsi makanan dan absorpsi Fe yang rendah serta diperberat oleh adanya proses menstruasi dan penyakit infeksi. Keanekaragaman pangan berperan penting dalam membantu meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. Anemia pada remaja akan memberikan efek negatif terhadap kesehatan sehingga mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia, produktivitas dan implikasinya terhadap pembangunan ekonomi. Tujuan: Mengetahui pengaruh asupan zat gizi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMKN 2 Kabupaten Purworejo. Metode: Rancangan penelitian kohort prospektif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sampel sebanyak 110 remaja putri yang merupakan siswi SMKN 2 Kabupaten Purworejo. Asupan zat gizi diperoleh dengan menggunakan food recall 24 jam sedangkan pemeriksaan hemoglobin darah dengan metode cyanmethaemoglobin. Analisis data terdiri dari analisis univariabel, bivariabel menggunakan uji chi-square dan multivariabel menggunakan uji regresi logistik. Hasil: Analisis bivariabel menunjukkan hubungan yang bermakna antara asupan energi, protein, folat, besi (Fe) dan seng (Zn) dengan kejadian anemia masing-masing sebesar (RR=2,8; 95%CI=1,64-4,82), (RR=2,2; 95%CI=1,50- 3,26), (RR=6,6; 95%CI=1,96-22,31), (RR=4,1; 95%CI=1,91-8,76), dan (RR=3,6; 95%CI=1,67-7,83). Sebaliknya asupan vitamin A, vitamin C dan selenium tidak bermakna signifikan dengan kejadian anemia. Demikian pula faktor umur menarche, lama menstruasi, kecacingan, status gizi dan status ekonomi keluarga tidak berhubungan dengan kejadian anemia. Kesimpulan: Asupan energi, protein, folat, besi dan seng yang kurang meningkatkan risiko kejadian anemia pada remaja putri sedangkan asupan vitamin A, vitamin C dan selenium yang kurang tidak meningkatkan risiko anemia.

Background: Female adolescents are prone to anemia. Malnutrition is considered as the leading cause of anemia due to the imbalance of nutrition intake especially iron deficiency and low iron absorption. In addition, anemia can be worse because of menstrual process and infectious disease. Variety of food plays an important role in increasing the absorption of iron in human body. However, anemia in adolescents gives negative impacts toward health and this condition leads to low quality of human resources, productivity, and its implication in economic development. Objective: To study the effect of nutrition intake and factors that are related with the incidence of anemia among female students in SMKN 2 of Purworejo District. Method: This was a prospective cohort study with both quantitative and qualitative approaches. Samples were 110 female students of SMKN 2 in Purworejo District. Nutritional intake was obtained using 24 hours food recall and hemoglobin examination used a method of cyanmethaemoglobin. Data were analyzed with univariable analysis, bivariable analysis using chi-square test, and multivariable analysis using logistic regression test. Results: Bivariable analysis showed that there was a significant relationship between energy intake, protein, folic acid, iron and zinc the incidence of anemia (RR=2,8; 95%CI=1,64-4,82), (RR=2,2; 95%CI=1,50- 3,26), (RR=6,6; 95%CI=1,96-22,31), (RR=4,1; 95%CI=1,91-8,76) and (RR=3,6; 95%CI=1,67-7,83) respectively. On the other hand, the intakes of vitamin A, vitamin C and selenium were insignificantly related to the incidence of anemia. In addition, the factors of menarche age, menstrual duration, nutritional status, worm disease, and family economic status were not related to the incidence of anemia. Conclusion: The lack of energy, protein, iron, folic acid, and zinc intakes increased the risk of anemia in female adolescents. Meanwhile, the low intakes of vitamin A, vitamin C and selenium did not increase the risk of anemia.

Kata Kunci : Asupan zat gizi,Anemia,Remaja putri,Nutrition intake,anemia,female adolescents


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.