Laporkan Masalah

Karakteristik Pengeringan Kayu Jati Cepat Tumbuh pada Berbagai Lama Teresan dari Dua Lokasi Tempat Tumbuh

SUFIE BHASKARA, Tomy Listyanto; Joko Sulistyo

2018 | Tesis | MAGISTER ILMU KEHUTANAN

Perbedaan lokasi tempat tumbuh dan perlakuan silvikultur berupa peneresan dapat memengaruhi kualitas dan pembentukan kayu jati cepat tumbuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tempat tumbuh, lama teresan, presentase kayu teras dan berat jenis terhadap karakteristik pengeringan kayu Jati Plus Perhutani (JPP). Penelitian ini menggunakan kayu JPP umur 12 tahun berasal dari KPH Ngawi dan KPH Pemalang dengan lama peneresan 0-12 bulan. Penyususnan skedul pengeringan menggunakan metode Terazawa, dengan pengeringan selama 72 jam pada suhu 100oC. Parameter yang diamati yaitu cacat retak, kolaps, honeycombing dan kadar air awal kayu. Nilai cacat digunakan untuk menyusun skedul pengeringan. Skedul pengeringan diuji hubungannya dengan tempat tumbuh, lama teresan, berat jenis, dan presentase kayu terasnya. Skedul yang paling sesuai selanjutnya diuji coba dan dievaluasi. Analisis yang digunakan adalah analisis chi-square dan ANOVA (Analyse of Variance). Berdasarkan hasil penelitian, diajukan tiga skedul pengeringan. Skedul pengeringan yang terbentuk sebanyak 3 variasi dan skedul yang terpilih merupakan skedul terkeras dengan suhu awal 70 °C, depresiasi bola basah 7 dan suhu akhir 105 °C; laju pengeringan rata-rata sebesar 0,79 %/jam; hubungan kadar air dengan waktu pengeringan membentuk grafik logaritma dengan persamaan Y = 37,206 ln (x) – 76,936 (Y= waktu pengeringan; X= kadar air). Perbedaan lokasi tempat tumbuh, lama teresan, persentase kayu teras dan berat jenis tidak berpengaruh nyata terhadap penyusunan skedul pengeringannya.

Differences of growth location and silviculture practice as girdling could affect quality and wood formation of superior teak wood. The aims of this research were to investigate the effect of relation among growth location, duration of girdling, specific grafity, and heartwood precentage on drying characteristics of Superior Teak Wood. This study used twelve years-old Jati Plus Perhutani were planted in KPH Ngawi and KPH Pemalang with duration of girdling between 0-12 months. Drying schedules was developed in accordance to Terazawa method, which dried the sample for 72 hours at temperature of 100°C. The parameters of this research were crack, collapse, honeycombing and initial moisture content were used to determine the drying schedule. The driying schedule then was related to their characteristics such us growth location, duration of girdling, density and heartwood precentage. The most appropriate schedule was applied in another sample and evaluated. Analysis used chi-square test and ANOVA (Analyse of Variance) The result showed that there were three variation of drying schedule and the selected schedule was the hardest schedule with initial temperature of 70° C; the wet bulb depression 7; final temperature of 105° C; drying rate 0.79% per hour; the interaction between moisture content with drying time formed a logarithm graphic with the equaiton Y = 37,206 ln (x) – 76,936 (Y= drying time; X= moisture content). The different of growth location, duration of girdling, specific gravity and heartwood precentage not significantly affect the proper of drying schedule.

Kata Kunci : jati cepat tumbuh, peneresan, pengeringan, skedul pengeringan, tempat tumbuh

  1. S2-2018-407491-abstract.pdf  
  2. S2-2018-407491-bibliography.pdf  
  3. S2-2018-407491-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2018-407491-title.pdf