Laporkan Masalah

BRITAIN'S GAME OF THRONE: MONARKI INGGRIS DI ERA DEMOKRATISASI GLOBAL

GUFRAN RUSANI, Dr. Nur Rachmat Yuliantoro, M.A.(IR)

2017 | Tesis | S2 Ilmu Hubungan Internasional

Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis di akhir abad ke-18 menjadi titik tolak gerakan anti monarki dalam menyebarkan demokrasi dan republikanisme sebagai perlawanan terhadap monarki di seluruh dunia yang tetap mempertahankan praktik-praktik kekuasaan disikriminatif di kehidupan sosial. Sekarang ini, setelah perjuangan selama dua ratus tahun menyisakan hanya 45 monarki dari lebih dari 900 monarki di abad ke-19, para monarki yang masih mampu bertahan ini terus menerus berjuang memperbaharui diri mereka ke dalam peran, fungsi, dan rasionalisasi yang baru bagi keberlanjutan eksistensi mereka di dunia demokrasi. Salah satu monarki paling tua di dunia yang tetap mampu mempertahankan legitimasi terhadap rakyatnya sampai hari ini adalah Monarki Inggris. Sebagai monarki terbesar dan paling terkemuka di seluruh dunia, Monarki Inggris tetap mempertahankan kekuasaan turun temurun mereka sebagai pemimpin sah dan menjadi representasi nasional Bangsa Inggris. Penelitian ini mengeksplorasi strategi Monarki Inggris dalam mengelola dan mempertahankan relevansi mereka di dunia demokrasi modern melalui arena produksi kultural Inggris. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat sebuah konstruksi sosial yang masif dan sistematis untuk menguasai aparatus ideologi negara menggunakan kekuatan simbol dalam mendefinisikan Monarki Inggris sebagai sebuah identitas nasional dan entitas alamiah.

The American Revolution and French Revolution at the end of 18th century became milestones for anti-monarchist to spread democracy and republicanism against all monarchies over the world as hereditary rights continue to uphold discriminatory practice of power in social life. Today, after two hundred years of struggle leaving only 45 legitimate monarchies from more than 900 in the 19th century, those surviving monarchies keep struggling to reinvent themselves into new roles, function, and rationales for their continued existence in democratic society. One of ancient monarchies succeed on maintain its legitimacy over the people nowadays is British monarchy. As the biggest and most prominent monarchy around the modern world, British monarchy keeps preserving their hereditary rights as legitimate leader and national representation over the British. This research explores British monarchy's strategy to maintain and preserve its relevancy in modern democratic society through Britain's cultural production fields. It is also found that there is a massive and systematic social construction to control ideological state apparatus using symbolic power in shaping British monarchy as a national identity and natural entity.

Kata Kunci : Monarki Inggris, demokrasi, legitimasi, produksi kultural, kekuatan simbol