Laporkan Masalah

Kearifan lokal sebagai konservasi keseimbangan ekologi :: Sasi Lola (Trochus niloticus) di Masawoy

HAULUSSY, Rais Rahman, Prof. Dr. Susetiawan

2009 | Tesis | S2 Sosiologi

Semakin gencarnya eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali menyebabkan kualitas lingkungan dan sumber-sumber kehidupan mengalami degradasi serius. Menghadapi persoalan ini maka program pembangunan dengan pertimbangan kelestarian potensi sumber daya alam adalah langkah cerdas dan strategis yang harus diutamakan. Salah satu kecerdasan strategis itu adalah memberi apresiasi yang signifikan terhadap nilai-nilai budaya (kearifan lokal) dari Aceh sampai Papua. Sasi termasuk salah satu kearifan lokal komunitas adat di Maluku berupa larangan untuk mengambil, menangkap, mengusahakan, memanfaatkan sumber daya alam tertentu pada lokasi tertentu selama selang waktu tertentu pula. Realitas saat ini menunjukkan tradisi sasi mulai mengalami degradasi, bahkan sudah banyak negerinegeri (desa adat) yang meninggalkan tradisi ini. Muncul kekhawatiran dari masyarakat Maluku akan nasib tradisi ini ke depan. Dengan latar belakang tersebut penelitian ini mengkaji : Apa makna sistem sasi lola di negeri Masawoy, apakah sasi sebagai kontinuitas tradisi lokal atau sasi sebagai konstruksi kepentingan kapital? Mengapa sasi lola di Masawoy tetap eksis? Analisis penelitian ini mengacu pada teori Pemimpin Kharismatik, teori Dominasi Lingkungan, teori Kemungkinan, dan teori Ekologi Budaya. Metode yang digunakan adalah Deskriptif Kualiitatif. Sasi lola di Masawoy dengan seperangkat aturan dalam menata kelola lingkungan hidup dan sumber daya hayati yang terdapat didalamnya, adalah tindakan konservasi keseimbangan ekologi. Hal ini bermakna bahwa masyarakat dalam beraktivitas di wilayah sasi harus mengikuti aturan-aturan sasi yang ditegakkan. Uniknya, di Masawoy tidak ada ”Kewang” (lembaga adat penegak sasi) seperti pada negeri-negeri lain di Maluku, namun tradisi sasi lola tetap eksis. Eksistensi tradisi sasi lola di Masawoy sangat ditentukan oleh peranan tokoh adat pelaksana sasi yang diakui masyarakat setempat sebagai pemimpin kharismatik yang memiliki otoritas mutlak dalam tradisi ini berdasarkan warisan garis keturunan. Sistem sasi lola dan otoritas kharismatik tokoh adat ini tidak dipengaruhi gejolak kapital. Eksisnya sasi lola di Masawoy juga ditentukan oleh faktor penting lain yaitu : manfaat sasi lola sangat signifikan bagi kehidupan masyarakat, eksistensinya didukung dengan komitmen kultural yang tinggi dari para elit desa, aplikasinya tetap indipenden dan fleksibel, masyarakat memberi respon positif dan berpartisipasi di dalamnya, sehingga tercipta siklus pewarisan secara ajeg dan alami. Realitas penelitian ini menunjukan bahwa sasi lola di Masawoy adalah kontinuitas tradisi lokal, bukan konstruksi kepentingan kapital. Kearifan lokal ini masih terjaga pada ruhnya yang asasi, yaitu kontinuitas tradisi bagi konservasi keseimbangan ekologi, yang bersendikan adat dan agama sebagai titik sentralnya dengan tujuan agar sumber daya alam menjadi lestari dan dimanfaatkan demi kemaslahatan hidup masyarakat adat secara adil dan berkesinambungan.

Widely increasing uncontrollable exploitation of natural resources causes seriously degrading quality life sources and environment. Facing this problem, development program by considering conservation of natural resources potential is an intelligent and strategic step, which must be prioritized. One of strategic intelligences is to appreciate significantly cultural values (local wisdom) from Aceh to Papua. Sasi is one of local wisdoms of traditional community in Maluku, being prohibition to take, catch, carry on, and use certain natural resources in specific location for specific time interval. Current reality indicates that sasi tradition is degrading; even many traditional villages abandon this tradition. Apprehension appears from Maluku society at the future tradition destiny. In the background, this research investigated: what is sasi lola system in Masawoy village, is sasi as local traditional continuity or as capital interest construction? Why does sasi lola in Masawoy remain to exist? Analysis of research referred to theories of Charismatic Leadership, environmental Dominance, Probability, and Cultural Ecology. Method used in this research was Descriptive-Qualitative. Sasi lola in Masawoy with set of rules to arrange bio-ecology and biological resources is conservational action with ecologic balance. It means that society in doing activities in sasi area must obey the enforced sasi rules. Traditional existence of sasi lola in Masawoy is seriously determined by role of traditional figures of sasi performer recognized by local traditional society as charismatic leaders having absolute authority in this tradition based on generational line inheritances. Existence of sasi lola in Masawoy is also determined by other important factors: benefit of sasi lola is very significant to society life, its existence is supported by high cultural commitment of village elites., its application remains independent and flexible, society responds positively and participates in it, as to create permanent and natural inheritance cycle. The research reality indicated that sasi lola in Masawoy was local traditional continuity than capital interest construction. This local wisdom was also kept for fundamental soul, namely traditional continuity to conservation of ecologic balance, based on tradition and religion as a central point whose goal is to conserve natural resources and used for benefit of traditional society life justly and sustainably.

Kata Kunci : Kearifan lokal,Sasi Lola (Trochus Niloticus),Konservasi keseimbangan ekologi, Local wisdom, sasi Lola (Trochus Niloticus), conservational action with ecologic balance


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.