PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL MELALUI METODE EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KOMPETENSI SOSIAL ANAK USIA SEKOLAH

ISWINARTI, Prof. Dr. Endang Ekowarni; Dr. MG. Adiyanti, M.S

2015 | Disertasi | S3 Psikologi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah permainan tradisional melalui metode experiential learning dapat meningkatkan kompetensi sosial anak usia sekolah dan apakah peningkatan tersebut dimoderasi oleh jenis kelamin. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi dengan rancangan multiple tratment and control with pretest dengan melibatkan tiga kelompok subjek yaitu kelompok eksperimen I yang memperoleh perlakuan permainan tradisional melalui metode experiential learning, kelompok eksperimen II yang memperoleh perlakuan permainan tradisional tanpa melalui metode experiential learning, dan kelompok kontrol yang tidak memperoleh perlakuan. Subjek penelitian adalah anak kelas lima Sekolah Dasar yang kelompoknya dibedakan antara laki-laki dan perempuan berjumlah 168 anak. Alat ukur menggunakan dua skala kompetensi sosial yang setara yaitu skala I untuk mengukur pretes dan skala II untuk mengukur postes. Analisis data menggunakan anava multivariat dua jalan untuk mengetahui perbedaan gain score dari kelompok eskperimen I, eksperimen II, dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh permainan tradisional melalui metode experiential learning atau BERLIAN ( Bermain- ExpeRiential-LearnIng-ANak) dan tanpa metode BERLIAN terhadap peningkatan kompetensi sosial anak (F= 13,915; p < 0,01). Permainan tradisional melalui metode BERLIAN lebih dapat meningkatkan kompetensi sosial dibandingkan dengan permainan tradisional tanpa metode BERLIAN. Permainan tradisional tanpa metode BERLIAN dapat meningkatkan aspek Problem Solving, dan kerjasama, sedangkan permainan tradisional melalui metode BERLIAN dapat meningkatkan seluruh aspek kompetensi sosial yaitu aspek problem solving, pengendalian diri, kerjasama dan empati. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tidak ada perbedaan peranan jenis kelamin dalam peningkatan kompetensi sosial.

This study aimed to examine whether traditional game through experiential learning methods can increase social competence of school-age children and whether the increase was moderated by gender. Design of this research is a quasi experimental with multiple treatment and control with pretest design. There are three groups involving of this research. First group obtained the traditional game through experiential learning methods, the second group obtained the traditional game without experiential learning methods, and the control group who did not receive treatment. Subjects were 168 fifth grade elementary school children whose group distinguished between men and women. Measuring instrument used two equal social competence scale. Scale 1 was to measure pretest and scale 2 was to measure posttest. Manova (Multivariate analysis of Variance) was used to determine differences the gain scores of pretest and postest between the first, second, and control group. The results showed that traditional games through experiential learning method or BERLIAN (Bermain- ExpeRiential-LearnIng-ANak) has effects to increase the child's social competence (F = 13.915; p < 0.01). The traditional game through BERLIAN method can improve social competence more than traditional games without BERLIAN method. The traditional game without BERLIAN method can improve problem solving and cooperation aspects, while traditional games through BERLIAN methods can improve all aspects of social competence such as problem solving, self control, cooperation, and empathy. There was no difference between boys and girls in improving social competence.

Kata Kunci : permainan tradisional, kompetensi sosial, metode experiential learning , anak usia sekolah