Laporkan Masalah

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSI PLASENTA PADA SAPI PERAH DI KOPERASI SUSU WARGA MULYA DAN UNIT PELAKSANA PROYEK (UPP) KALIURANG, KABUPATEN SLEMAN

RAFIKA TIARA N, Dr. drh. Surya Agus Prihatno, MP

2015 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWAN

Retensi plasenta merupakan salah satu penyakit reproduksi yang cukup menjadi masalah pada peternakan sapi terutama sapi perah. Retensi plasenta merupakan kejadian dimana plasenta mengalami kegagalan untuk dikeluarkan pada tahap ketiga proses kelahiran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat prevalensi dan faktor risiko kejadian retensi plasenta pada sapi perah di koperasi susu Warga Mulya dan Unit Pelaksana Proyek (UPP) Kaliurang, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan kajian lintas seksional yang dilakukan terhadap 244 ekor sapi perah di koperasi susu Warga Mulya dan Unit Pelaksana Proyek (UPP) Kaliurang, Kabupaten Sleman. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampling tahapan ganda secara proporsional. Random sederhana dilakukan pada tingkat kelompok ternak, sedangkan ternak sebagai unit terkecil diambil secara klaster. Objek yang digunakan adalah sapi indukan milik peternak. Kuesioner diisi dengan wawancara kepada peternak, pengamatan langsung terhadap ternak dan kandang ternak. Data dari hasil pengamatan disimpan dan diolah menggunakan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi retensi plasenta di koperasi susu Warga Mulya dan UPP Kaliurang sebesar 7,37 %. Faktor penyebab yang berasosiasi dengan retensi plasenta adalah sapi yang pernah mengalami abortus (P=0,000, OR=8,939), frekuensi pembersihan kandang (3-4 kali seminggu) (P=0,026, OR=4,230) dan sapi yang selalu dikandangkan (P=0,006, OR=0,276).

Retained placenta is one of the reproduction disease that can be a sufficient problem in the husbandry especially in dairy cattle farms. Retained placenta is a case where the placenta failed to be released in the third stage of the partus. This research aims were to determinate the prevalance and risk factor of retained placenta on the dairy cattle in Warga Mulya's milk cooperatives and Unit of Project Executor (UPP) Kaliurang, Sleman District. This research used a cross sectional study toward 244 dairy cattle at Warga Mulya's milk cooperatives and Unit of Project Executor (UPP) Kaliurang, Sleman District. The sample was collected using proportionately double stage sampling method. Simple random method was conducted in cattle group stage, while the dairy cattle as the smallest unit ware taken by cluster. The object used were cattle breeding of the farmers. The questionnaire was conducted with an interview toward the farmers, along with direct observation to the cattle and the cattle pen. The data collected was saved and processed using SPSS aplication. The result of the research showed that the prevalance of retained placenta at Warga Mulya's milk cooperatives and Unit of Project Executor (UPP) Kaliurang was in number of 7,37 %. Risk factors associated to retained placenta was dairy cattle that have experienced in abortion (P=0,000, OR=8,939), frequency of cages cleaning (3-4 times at weeks) (P=0,026, OR=4,230) and dairy cattle always in the cage (P=0,006, OR=0,276).

Kata Kunci : Sapi perah, Retensi plasenta, Prevalensi, Faktor risiko

  1. S1-2015-315608-abstract.pdf  
  2. S1-2015-315608-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-315608-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-315608-title.pdf