PENGARUH METODE EKSTRAKSI SECARA INFUNDASI DAN MASERASI DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica L.) TERHADAP KADAR FLAVONOID TOTAL

HANNY LUTHFINA FARDHANI, Prof. Dr. Suwijoyo Pramono, DEA, Apt

2014 | Skripsi | FARMASI

Tumbuhan obat yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional salah satunya adalah asam jawa (Tamarindus indica L.). Daunnya kaya akan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan dan diteliti dapat menurunkan kolesterol. Tingginya kadar flavonoid dalam ekstrak daun asam jawa dipengaruhi oleh proses ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode ekstraksi secara infundasi dan maserasi. Penelitian ini digunakan daun asam jawa segar yang diambil dari Kecamatan Mergangsan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Proses ekstraksi secara infundasi menggunakan pelarut akuades dan maserasi menggunakan pelarut etanol teknik 96% (1:10). Fraksinasi dilakukan dengan etanol teknik 96% dan n-heksan. Perhitungan kadar dilakukan setelah uji profil kromatografi lapis tipis (KLT). Sampel yang diukur kadar flavonoid totalnya adalah ekstrak dekokta (ED), fraksi larut etanol (FLE), ekstrak maserat (EM) dan fraksi tak larut n-heksan (FTLH) dengan pembanding rutin. Kurva baku dibuat seri kadar 0,045; 0,0675; 0,09; 0,1125; 0,135; 0,1575; 0,18; 0,2025 dan 0,225 mg/mL. Analisis statistika One-way ANOVA Post-hoc Games-howell digunakan untuk membandingkan kadar flavonoid total antar sampel. EM memberikan nilai kadar flavonoid total paling tinggi dibandingkan ED, FLE, dan FTLH dengan perbedaan yang sangat signifikan (Sig.<0,05), sebesar 5,32 %b/b ER. Proses fraksinasi kurang efektif untuk diterapkan pada EM. Metode ekstraksi yang efektif untuk mendapatkan kadar flavonoid total yang tinggi adalah secara maserasi tanpa melakukan fraksinasi dengan n-heksan

Tamarind (Tamarindus indica L.) can be used as traditional medicine. The leaves rich in flavonoids which has function as antioxidant and has been researched could decrease cholesterol. The high level of flavonoids in tamarind leaves’ extract influenced by the extraction process. This study aims to determine the effect of the extraction method of maceration and infundation. This study used fresh tamarind leaves which were taken from Kecamatan Mergangsan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Extraction process of infundation method used aquadest as solvent while maceration method used ethanol 96% (1:10). Fractination was performed with ethanol 96% and n-hexane. After getting thin-layer chromatography (TLC) profiles, the level of total flavonoids calculated. Samples which the level of total flavonoids was calculated were decoction extract (ED), maceration extract (EM), ethanolic fraction (FLE) and non n–hexane fraction (FTLH) with rutin as marker. Standard curve has been made from concentration series of 0,045; 0,0675; 0,09; 0,1125; 0,135; 0,1575; 0,18; 0,2025 and 0,225 mg/mL. One-way ANOVA Post-hoc Games-howell’s statistic analysis is used to compared the level of total flavonoids in each samples. EM gives the highest amount of total flavonoids content compared to ED, FLE, and FTLH with a significant difference (Sig.<0,05), as high as 5,32 %b/b ER. Fractination process was less effectively applied to EM. The most effective extraction method to obtain high level of total flavonoids is by maceration without fractination with n-hexane.

Kata Kunci : Tamarindus indica L., daun asam jawa, infundasi, maserasi, flavonoid total