Laporkan Masalah

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI KOTA YOGYAKARTA

Darwin Nasution, dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, Ph.D, SpOG(K)

2014 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang: Stunting merupakan salah satu permasalahan kekurangan gizi utama yang sering ditemukan pada anak balita. Dampak yang ditimbulkan antara lain lambatnya pertumbuhan anak, daya tahan tubuh yang rendah, kurangnya kecerdasan dan produktifitas yang rendah. Kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan berhubungan dengan faktor lingkungan baik prenatal maupun postnatal. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian stunting secara langsung adalah berat badan lahir rendah (BBLR), sedangkan secara tidak langsung kejadian stunting dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi seperti pendidikan ibu dan pendapatan keluarga yang rendah serta jumlah anggota keluarga yang besar. Tujuan: Menganalisis hubungan antara BBLR dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota Yogyakarta. Metode: Jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan kasus kontrol (case control study). Subjek penelitian adalah anak usia 6-24 bulan dengan kelompok kasus adalah anak stunting berdasarkan indikator PB/U dengan cut off < -2 SD z-score dan kelompok kontrol adalah anak yang normal berdasarkan indikator PB/U. Jumlah subjek penelitian untuk kelompok kasus dan kontrol sebanyak 242 dengan ibu balita sebagai responden penelitian. Pemilihan sampel menggunakan teknik non-probability sampling dengan metode consecutive sampling, data dianalisis secara univariabel, bivariabel dan multivaribel. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2013, di Kota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil Penelitian: Proporsi anak 6-24 bulan yang mengalami BBLR sebesar 15,7%. Ada hubungan bermakna antara BBLR dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan, anak yang lahir BBLR mempunyai risiko 5,6 kali lebih besar untuk menjadi stunting dibandingkan anak yang lahir berat badan normal. Ada hubungan antara tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada anak usia 6- 24 bulan, anak yang dilahirkan dari ibu yang pendek mempunyai risiko 2,14 kali lebih besar mengalami kejadian stunting dibandingkan anak yang dilahirkan dari ibu yang normal. Faktor sosial ekonomi (pendidikan ibu, pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga) tidak memiliki hubungan bermakna dengan kejadian stunting. Kesimpulan: Berat badan lahir rendah mempunyai hubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota Yogyakarta

Background: Stunting is one of the main problems of malnutrition often found in under-five children. The impacts include delayed growth, low endurance, lack of intelligence and low productivity. The incidence of stunting in children aged 6-24 months is related to environmental factors either prenatal or postnatal. One of the factors that influences the incidence of stunting directly is low birth weight (LBW), while the incidence of stunting is indirectly influenced by socioeconomic factors such as maternal education, low family income and number of family members. Objective: To analyze the relationship between LBW and the incidence of stunting in children aged 6-24 months in the city of Yogyakarta. Methods: This was an observational analytic study with a case-control design. Subjects were children aged 6-24 months with a group of cases based on indicators of body length per age with a cut-off < -2 SD Z -score and the control group were normal children based on indicators of body length per age. The number of subjects for the case and control group was 242 with the mother as research respondents. The sample selection used non-probability sampling with a consecutive sampling method. The data were analyzed using univariable, bivariable and multivariable. The study was conducted in March-June, 2013, in the city of Yogyakarta. Results: The proportion of children 6-24 months who experienced LBW was 15.7%. There was a significant relationship between LBW and the incidence of stunting in children 6-24 months of age; children born LBW was more likely to be 5.6 times risk of being stunted than children with normal birth weight. There was a relationship between maternal height and the incidence of stunting in children 6- 24 months of age; children born to mothers who had a shorter stature had a 2.14 times greater risk of experiencing stunting compared to those born of mothers with normal height. Socioeconomic factors (maternal education, family income and number of family members) did not have a significant relationship with the incidence of stunting. Conclusion: Low birth weight had a relationship with the incidence of stunting in children aged 6-24 months in the city of Yogyakarta.

Kata Kunci : Stunting, BBLR dan anak usia 6-24 bulan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.