Laporkan Masalah

PENAMBAHAN UNSUR PENGARUH TEMBAGA PERTUMBUHAN KULTUR TUNAS TERHADAP JAKA TUWA (Scoparia dulcis L.) DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA

LUTHFIANA NURUL AINI, Djoko Santosa, S.Si, M.Si

2013 | Skripsi | FARMASI

Berbagai upaya dalam bidang budidaya tanaman obat telah banyak dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman unggul serta memiliki kandungan metabolit sekunder optimal, salah satunya adalah metode kultur tunas. Unsur Cu (tembaga) merupakan unsur anorganik mikro dan berperan di dalam proses fotosintesis, pembentukan klorofil serta sintesis lignin pada tanaman. Selain itu, unsur Cu sebagai logam berat juga dapat berfungsi sebagai suatu elisitor abiotik, di mana mampu merangsang pembentukan metabolit sekunder pada tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan unsur tembaga terhadap pertumbuhan tunas dan profil kromatogram yang terbentuk pada kultur tunas jaka tuwa (Scoparia dulcis L.). Penelitian dilakukan dengan metode kultur tunas jaka tuwa pada media Murashige-Skoog (MS) padat yang sudah ditambahkan unsur Cu dengan variasi kadar 3, 5 dan 10 ppm. Tunas hasil kultur dipanen setelah 25 hari kemudian dievaluasi pertumbuhan dan perkembangannya. Profil kromatogram metabolit sekunder kultur tunas jaka tuwa didapat dengan mengelusi ekstrak kloroform dan ekstrak metanol pada plat silika GF 254 dengan fase gerak n-heksan:etil asetat (1:1) serta etil asetat:metanol:air (8:1:0,8). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada jumlah tunas, tinggi tunas dan morfologi tunas antara media kontrol dan media perlakuan Cu 3, 5, 10 ppm dengan pertumbuhan tunas optimal diperoleh pada media perlakuan Cu 5 ppm. Analisis metabolit menggunakan metode KLT menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara kualitatif kandungan metabolit sekunder tunas pada semua perlakuan dibandingkan dengan tanaman asal.

-

Kata Kunci : unsur tembaga, Scoparia dulcis L., kultur tunas, profil KLT


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.