Laporkan Masalah

MAKNA DAN HAMBATAN PEMERANAN TANDAK LUDRUK : ANALISIS SEMIOTIK

Muhammad Dinu Imansyah, Prof. Dr. C. Soebakdi Soemanto, S.U

2012 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Dalam kesenian ludruk dikenal istilah tandak yakni aktor laki-laki yang memerankan karakter perempuan. Para aktor ludruk tersebut berpakaian dan bertingkah layaknya perempuan asli dengan tujuan menggantikan kehadiran perempuan asli di atas panggung. Hal ini dikarenakan pada masa lahirnya kesenian ludruk, terdapat norma agama maupun adat Jawa yang melarang perempuan untuk tampil di muka umum, khususnya pada malam hari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem tanda (semiotika) yang diterapkan oleh para aktor pemeran tandak dalam merepresentasikan sosok perempuan dalam pertunjukan ludruk. Sistem tanda teater yang digunakan adalah sistem tanda Tadeusz Kowzan yang berhubungan langsung dengan aktor yakni antara lain sistem tanda bahasa, nada, gesture, mimik wajah, gerak, tata rias, tata busana, serta tata rambut. Dari proses penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil yakni para tandak memanfaatkan kedelapan sistem tanda tersebut untuk merepresentasikan sosok perempuan antara lain: menggunakan ujaran-ujaran yang menunjukkan bahwa dia adalah perempuan (sistem tanda bahasa); menirukan suara perempuan khususnya ketika ngidung/bernyanyi (sistem tanda nada); bersikap dan bertingkah sesuai dengan gerakan stereotipe perempuan yang biasanya lemah lembut dan halus (sistem tanda gesture, mimik, dan gerak); menggunakan tata rias lengkap seperti maskara, lipstik, dan lain sebagainya (sistem tanda tata rias), mengenakan pakaian khusus perempuan seperti kebaya, tank top kemben, dan lain sebagainya (sistem tanda tata busana), serta memanjangkan rambut atau mengenakan sanggul (sistem tanda tata rambut). Temuan hasil penelitian ini menyatakan bahwa tandak memanfaatkan kedelapan sistem tanda teater yang disampaikan Tadeusz Kowzan tersebut untuk merepresentasikan sosok karakter perempuan di pertunjukan ludruk. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan pemerhati teater dapat memahami totalitas aktor ludruk dalam berperan khususnya dalam merepresentasikan karakter perempuan.

In ludruk, tandak is the male actor who plays female characters. The ludruk actors dressed and behaved like women to replace the original women's presence on stage. At the time of the birth of art ludruk, there are both religious and traditional Javanese norms prohibiting women to appear in public, especially at night. This study aims to analyze the system of signs (semiotics) imposed by the tandak actor in representing female figures in the ludruk show. The Theatrical sign system used is Tadeusz Kowzan system of signs that deal directly with the actors: the sign system of language, tone, gestures, facial expressions, movement, makeup, fashion and hairdressing. From the research conducted, the results obtained the eighth tandak systems utilizing these markers to represent the figures of women, among others: using utterances that show that she (he) is a woman (the sign language system); imitating women's voices, especially when ngidung / singing (system of signs tone), behave and act in accordance with the stereotype of women's movement which is usually gentle and smooth (system of signs gesture, expression, and movement); use full makeup like mascara, lipstick, etc. (a system of signs makeup), wear special clothing women like kebaya, tank top, etc. (system of signs fashion), and lengthen the hair or wear a chignon (hairdo sign systems). The findings of this study states that utilize tandak eighth theatrical sign system that delivered Tadeusz Kowzan to represent the figure of the female characters in the show ludruk. With the results of this study are expected to understand the totality of the ludruk actor in the role, especially in representing female characters.

Kata Kunci : Tandak, Ludruk, Sistem Tanda, Perempuan.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.