Laporkan Masalah

DISMENORE DAN KECEMASAN PADA REMAJA

dr. Handayani, dr.Madarina Julia, MPH, Ph.D,Sp A(K)

2012 | Tesis | S2 Ked.Klinik/MS-PPDS

Prevalensi dismenore cukup tinggi pada remaja. Dampak yang ditimbulkan dari dismenore adalah penurunan aktifitas sehari-hari sampai penggunaan terapi. Faktor risiko dismenore tidak hanya berkaitan dengan faktor fisiologis tapi juga faktor psikologi termasuk kecemasan. Data-data tersebut diatas adalah data di negara lain dan masih sangat sedikit didapatkan data mengenai gambaran, akibat yang ditimbulkan, dan faktor terkait dengan dismenore pada remaja di Indonesia.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dismenore, mengetahui prevalensi kecemasan, dan mengetahui hubungan antara kecemasan dan dismenore pada remaja di kota Surakarta. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sembilan puluh subyek remaja putri yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi mengikuti penelitian ini, Prevalensi dismenore pada remaja di kota Surakarta adalah 87,7%. Delapan puluh tujuh koma tujuh persen remaja tetap beraktivitas saat terjadi dismenore dan 12,2% yang menggunakan analgetika untuk mengurangi rasa nyeri saat menstruasi. Rerata skor TMAS didapatkan 22,6±5,7 dan rerata skor VAS didapatkan 4,1±2,2. Pada uji Chi Square, tidak didapatkan hubungan antara tingginya skor kecemasan dengan tingginya skor dismenore (RP 1,1 (IK 95% 0,4-2,8, Pearson Chi Square = 0,05, p=0,82) dan hasil uji korelasi Spearman antara skor VAS dan skor TMAS diperoleh korelasi positif lemah dan tidak bermakna secara statistika (nilai korelasi 0,04, p = 0,74). Berat ringannya dismenore juga tidak mempengaruhi jumlah subyek yang mencari pertolongan kesehatan. (RP 4,1 (IK 95% 0,5-34), p=0,28).

The prevalence of dysmenorrhea in adolescents is quite high and may sometimes cause serious problems. Previous study in other country have shown physiological and psychological factor like anxiety are contributed in the dysmenorrhea. This study investigated the prevalence of adolescent dysmenorrhea, the prevalence of adolescent anxiety, and the relationship between adolescent anxiety and dysmenorrheal in Surakarta city. A cross sectional study was conducted among student in Junior High Scool in Surakarta city. Ninety girls asked to complete questionnaire of Taylor Manifest Anxiety Scale (T-MAS) and Visual Analog Scale (VAS) for assessing severity pain of dysmenorrhea. Score from T-MAS and VAS later being analyzed using Chi Square test. Prevalence of dysmenorrhea in Surakarta city adolescent was 87,7%. Eighty seven point eight percent girls still be able to observe the event of dysmenorrhea and 12,2% use analgesics to relieve dysmenorrhea. Mean of TMAS score was 22,6 ±5,7 and mean of VAS scores was 4,1 ± 2,2. Chi square test was found no relationship between anxiety and dysmenorrhea (RP 1,1 (IK 95% 0,4-2,8, Pearson Chi Square = 0,05, p=0,82)) and Spearman Correlation test results between VAS scores and TMAS scores obtained a weak positive correlation with no statistical significance (correlation value 0,04, p = 0,74). Severity of dysmenorrhea did not affect the number of subjects who looking for the medicine therapy (RP RP 4,1 (IK 95% 0,5-34), p=0,28).

Kata Kunci : dismenore, kecemasan, perilaku pencarian pertolongan kesehatan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.