Laporkan Masalah

Keris Jawa tradisional di daerah Yogyakarta dan Surakarta kontinuitas dan perubahannya

SOESMORO, Krishna Hutama, Promotor Prof. Dr. R.M. Soedarsono

2010 | Disertasi | S3 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Keris merupakan salah satu senjata tikam tradisional yang mempunyai tempat tersendiri dalam kebudayaan Nusantara, khususnya Jawa. Budaya keris di Jawa, diwariskan secara turun-temurun sejak zaman kerajaan kuna dinasti Mataram Hindu dan Budha, hingga kerajaan Mataram Yogyakarta dan Surakarta. Kerajaan Yogyakarta dan Surakarta sebagai pewaris terakhir dari kebudayaan Jawa tradisional, yang mendapatkan legitimasinya dari pemisahan kekuasaan yang ditetapkan oleh peijanjian Giyanti, menampilkan budaya keris dengan kekhasannya masingmasing. Hal itu membuat kontinuitas dan perubahan keris Jawa tradisional dalarn kebudayaan Yogyakarta dan Surakarta, pada konteks historis, kultural, dan estetikanya, menarik untuk ditelusuri. Sebagai suatu bentuk kebudayaan, budaya keris dapat dinyatakan sebagai suatu sistem yang terdiri dari su bsistem teknologi, su bsistem sosiologi, dan su bsistem ideologi, dan masing-masing subsistem tersebut saling berkaitan. Kajian untuk menelusuri kontinuitas dan perubahan keris Jawa Tradisional ini, merupakan penelitian kualitatif dengan mengutamakan pendekatan sejarah seni, antropologi, sosiologi serta teori seni. Beberapa hal yang dapat diambil dari hasil kajian ini adalah kenyataan bahwa tangguh adalah destination raja Jawa untuk legitimasi kebesarannya. Demikian pula ketika keris Jawa tradisional dikatakan tuntas saat raja sudah tidak mampu lagi mengangkat budaya keris seperti pendahulunya. Tangguh kerajaan Yogyakarta dan Surakarta ditemukan terb9.gi dalarn tiga fase kemunculan, dengan gaya seni yang berbeda :1esuai dengan pakem masing-masing. Akhirnya, kontinuitas <..an perubahan keris Jawa tradisional di daerah Yogyakarta dan Surakarta dapat digali dengan penelitian ini. Budaya keris dapat dijaga, bila generasi pemilik budaya keris masa kini aktif melestarikan wujud bendanya serta mendokumentasikan pengetahuan tradisinya dan merumuskan konsep-konsep baru yang cukup relevan dengan perkembangan zaman. Tinggal sekarang, ke arah mana hendak dibangun budaya perkerisan hingga masa depan, agar peninggalan adiluhung leluhur tersebut tetap dapat direvitalisasikan sepanjang masa. Kata Kunci: Keris Jawa Tradisional, Kontinuitas dan Perubahan, Gaya Seni.

Keris is one of the traditional stabbing weapon that has its own place in the culture of the Archipelago, especially Java. Keris culture in Java, bequeathed by generations since the era of the ancient kingdom of Mataram Hindu and Buddhist dynasties, until the kingdom of Mataram Yogyakarta and Surakarta. Kingdom of Yogyakarta and Surakarta, as the last heir of the traditional Javanese culture, which get the legitimacy of the separation of powers established by the Giyanti agreement, display keris with its typical culture respectively. It makes the continuity and change in traditional Javanese keris in the culture of Y ogyakarta and Surakarta, in the context of historical, cultural, and aesthetic, interesting to navigate. As a form of culture, the culture of the keris can be expressed as a system consisting of technology subsystem, sociology subsystems, and ideology subsystems, and each of these subsystems relate to each other. The study to trace continuity and change in this traditional Javanese keris is a qualitative research approach with emphasis on art history, anthropology, sociology and art theory. Some things that can be drawn from the results of this study is the fact that the tangguh is the destination of Javanese king for the legitimacy of his greatness. Similarly, the tradition of Javanese keris is said to be finished when the king is no longer able to raise the keris culture like its predecessor. The tangguh of Yogyakarta and Surakarta kingdoms was divided into three phases of emergence, with different art styles in a-;cordance with their respective grip. Finally, continuity and char_ge in traditional Javanese keris in the area of Yogyakarta and Surakarta, can be explored with this study. Keris culture can be maintained, if the generation of the present owner of the keris culture actively preserve and record the knowledge of object shape and formulate its tradition of new concepts quite relevant to the times. Now, it depends on which way the keris culture will be built in the future, so that these ancestral heritage of noble civilization can still be revitalize all time. Keywords: Traditional Javanese Keris, Continuity and Change, Style Art.

Kata Kunci : Keris Jawa tradisional,Kontinuitas,Perubahan,Gaya seni

  1. S3-PAS-2010-KrishnaHutamaSoesmoro-Abstract.pdf  
  2. S3-PAS-2010-KrishnaHutamaSoesmoro-Blibliography.pdf  
  3. S3-PAS-2010-KrishnaHutamaSoesmoro-Tableofcontent.pdf  
  4. S3-PAS-2010-KrishnaHutamaSoesmoro-Title.pdf