Tingkat risiko pencemaran airtanah bebas oleh senyawa nitrat di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta :: Studi kasus Kecamatan Bantul dan Bambanglipuro

PRASTORO, Rio Adhi, Dr. Sunarto, M.S

2009 | Tesis | S2 Geo-Information for Spatial Planning and Risk M

Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengetahui sebaran tingkat kerentanan airtanah intrinsik bebas dangkal terhadap pencemaran, (2) mengetahui konsentrasi kandungan ion nitrat (NO− 3 ) di daerah penelitian dan zonasi menurut tingkat bahaya pencemarannya dan (3) menilai tingkat risiko yang ditimbulkan apabila terjadi pencemaran airtanah oleh senyawa nitrat (NO− ) di daerah penelitian. 3 Pendekatan dalam penilaian tingkat risiko ialah dengan menggunakan persamaan Risk = ƒ (Hazard, Vulnerability, Amount (element at risk)). Penilaian bahaya (hazard) diperoleh dari pendekatan teknik logical contouring dan interpolasi, penilaian kerentanan airtanah (vulnerability) diestimasi dengan Metode SVV (Simple Vertical Vulnerability) dan penentuan elemen risiko (element at risk) didasarkan pada aplikasi teknik inderaja. Tahap akhir penelitian ialah penggabungan informasi masukan dengan aplikasi SIG untuk memperoleh tingkat risiko pencemaran airtanah oleh senyawa nitrat (NO− ) dan informasi spasialnya. 3 Daerah penelitian dibagi ke dalam tiga kelas bahaya pencemaran oleh nitrat (NO ), yaitu; kelas rendah (66,10% dari luas total), sedang (32,91% dari luas total) dan tinggi (0,99% dari luas total). Penggunaan Metode SVV menghasilkan tiga kategori, yaitu; kategori sedang (34,24% dari luas total), tinggi (61,21% dari luas total) dan sangat tinggi (4,55% dari luas total). Dari informasi ini dapat diketahui waktu tinggal relatif suatu senyawa pada zona tak jenuh berada pada kisaran dari beberapa hari – 10 tahun. Interpretasi teknik inderaja menghasilkan identifikasi bangunan rumah sejumlah 22.491 unit dengan ketelitian interpretasi 82,7%. Informasi jumlah bangunan dan data penduduk digunakan untuk mengestimasi jumlah individu yang berpotensi terpengaruh dampak risiko pencemaran. Pendekatan penilaian tingkat risiko menghasilkan tiga kategori, yaitu; rendah (24,67% dari luas total) dengan 21.789 jiwa hidup aman dari risiko pencemaran nitrat (NO ), sedang (69,80% dari luas total) dengan potensi 71.995,5 jiwa terpengaruh dan tinggi (5,53% dari luas total) dengan 5.368,5 jiwa yang berpotensi terpapar dampak risiko buruk pencemaran nitrat (NO ) tinggi atau karena tinggal di lokasi dengan airtanah yang sangat rentan tercemar. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa, secara umum areal penelitian tersusun dari faktor hidrogeologi yang mengakibatkan tingkat kerentanan airtanah intrinsiknya sedang - tinggi dengan tingkat bahaya pencemaran airtanah oleh nitrat (NO ) rendah - sedang. Meskipun demikian, pada beberapa lokasi ditemukan konsentrasi yang mendekati kadar maksimum yang diperbolehkan. Oleh karena itu, interaksi kondisi-kondisi ini mengindikasikan bahwa areal penelitian memiliki tingkat risiko pencemaran dengan kecenderungan terjadi peningkatan, apabila pengolahan dan pembuangan air limbah terpadu dan terencana tidak diterapkan sedini mungkin.

This research is based on aims namely; (1) to comprehend the distribution of intrinsic groundwater vulnerability, (2) to reveal the concentrations of nitrate (NO ) distribution of all over the place and its contamination hazard zoning and (3) to assess the risk level which might emerge as the outcome of nitrate (NO ) contamination levels. − 3 − 3 The approach in risk level assessment was carried out by using the risk equation; Risk = ƒ (Hazard, Vulnerability, Amount (element at risk)). Logical Contouring and Interpolation Method was performed to assess the zoning of nitrate (NO ) potential contamination hazard, intrinsic groundwater vulnerability was estimated by using SVV (Simple Vertical Vulnerability) Method and the element at risk was determined by applying Remote Sensing Method. The final step of the assessment combined all of input information by using Geographic Information System (GIS) Method, in order to generate the new information value and mapping of risk level assessment of shallow groundwater contamination by nitrate. − 3 The research area, according to the zoning of nitrate (NO ) potential contamination hazard levels, was divided into three classes, as followed; low (66,10% of the overall wide), medium (32,91% of the overall wide) and high (0,99% of the overall wide ). The application of SVV Method was used to estimate and describe the intrinsic groundwater vulnerability and the result are; medium (34,24% of the overall wide), high (61,21% of the overall wide) and very high (4,55% of the overall wide). It can be concluded from this information that the relative residence time of seepage water in unsaturated zone of the research area has value that range from a few days to ten years. The use of Remote sensing technique identified 22.491 buildings as the element at risk with 82,7% as the result of the test of confidence. The approach of risk level assessment brought final result of the research in three categories, which are; low risk (24,67% of the overall wide) along with 21.789 lives who live safely, medium risk (69,80% of the overall wide) with 71.995,5 lives who have potentiality to be affected bigger than those in low risk and high risk (5,53% of the overall wide) with 5.368,5 lives live unsafely from a serious threat of nitrate (NO ) contamination or because of staying in location with very vulnerable groundwater beneath the soil surface. From the result of the research, it can be concluded that in general view, the research area is composed of hydrogeological factors which lead the area to have medium to high intrinsic groundwater vulnerability. On the other hand, the level of nitrate (NO ) contamination hazard of groundwater is low to medium. Nevertheless, in some places, the concentrations of nitrate (NO ) reveals almost exceed the allowed-maximum value. Therefore, the combination of those variables indicates that the research area has a rising contamination risk trend, unless a planned and comprehensive waste disposal system is applied.

Kata Kunci : Kerentanan tanah,Bahaya pencemaran nitrat,Elemen risiko,Penilaian tingkat risiko,Kabupaten Bantul, Intrinsic Groundwater Vulnerability, Nitrate Contamination Hazard, Elements at Risk, Risk Level Assessment, Bantul Regency