Laporkan Masalah

Evaluasi hasil guna kombinasi artesunat-amodiakuin dan primakuin pada pengobatan malaria falciparum tanpa komplikasi di Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur

ARUBUSMAN, Muhidin, Prof. dr. Supargiyono, DTMH, SU, Ph.D, SpParK

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Tropis

Artemisinin Based Combination Therapy adalah terapi kombinasi antimalaria dengan turunan artemisin sebagai salah satu komponen dari kombinasi tersebut(WHO, 2000). Artemisinin-Based Combination Therapy memberi keuntungan dengan alasan : 1) memberikan kesembuhan secara klinis dan parasitologis dengan cepat, 2) menurunkan gametosit carrier sehingga diharapkan dapat menurunkan transmisi malaria, 3) belum ada laporan terjadinya resistensi, 4) secara umum toleransi obat baik. Artemisinin Based Combination Therapy yang digunakan di Kabupaten Alor saat ini adalah kombinasi antara artesunat dan amodiakuin. Namun demikian efikasi dan efek samping yang ditimbulkan belum diketahui secara pasti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hasil guna dan efek samping kombinasi artesunat-amodiakuin dan primakuin pada pengobatan malaria falciparum tanpa komplikasi di Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur. Rancangan penelitian adalah studi cross sectional. Uji efikasi sesuai protokol WHO, 2003. Subyek penelitian adalah penderita malaria falciparum tanpa komplikasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di Puskesmas Mebung Kecamatan Alor Tengah Utara Kabupaten Alor dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2008. Hasil penelitian didapatkan 57 penderita penelitian yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Dari 57 penderita, 53 orang mengikuti penelitian sampai hari ke-28, empat orang drop out oleh karena merasa sembuh 3 penderita dan dirawat di Rumah Sakit satu orang. 53 penderita menyelesaikan follow up, dengan hasil respon klinis dan parasitologis memadai pada H14 sebesar 100%, Namun evaluasi pada hari ke-28 respon klinis dan parasitologis memadai mengalami penurunan menjadi 98,11%. Tidak didapatkan kegagalan pengobatan dini (0%), tetapi 1,89% menunjukkan kegagalan pengobatan kasep. Kombinasi artesunat-amodiakuin memberikan efek samping berupa mual (20,8%), muntah (35,8%), sakit kepala (11,3%), nyeri perut (20,8%), diare (1,9%) dan pandangan kabur (1,9%). Kelompok usia kurang dari 15 tahun memberikan efek samping lebih banyak (20,8%) dibanding kelompok usia lebih dari 15 tahun (15,1%). Efek samping yang muncul pada perempuan lebih banyak dibanding laki – laki (22,6% lawan 13,2%). Kombinasi artesunat-amodiakuin dan primakuin berhasil guna untuk pengobatan malaria falciparum tanpa komplikasi dengan angka kesembuhan pada H14 sebesar 100% dan pada H28 sebesar 98,11%. Efek samping yang muncul berupa mual, muntah, nyeri perut, sakit kepala dan diare.

Artemisinin Based Combination Therapy is a combination therapy with antimalaria derivates artemisinin as one of the components of the combination (WHO, 2000). Artemisinin-based Combination Therapy profitable with reasons: 1) provide a clinical and parasitogical cure quickly, 2) reduction of gametosit carrier and therefore reduce malaria transmission, 3) there are no reports of resistance, and 4) generally well tolerated. Artemisinin Based Combination Therapy used in Alor District at this time is a combination of artesunate and amodiaquine. However, the efficacy and side effect of this combination therapy has not been studied yet. The purpose of this study is to evaluate the efficacy and side effect of combination artesunate-amoiaquine and primaquine for uncomplicated falciparum malaria in the Alor District of East Nusa Tenggara Province. The study design is cross sectional study. The study protocol was as stated in the World Health Organization protocol for the in vivo 28-days efficacy test. Study subject is the uncomplicated falciparum malaria patients in Mebung primary health center Alor District of East Nusa Tenggara Province from July to October 2008. The result indicates that among 57 subjects, 53 subjects were follow up to 28 days, four subjects were droped out because they were recovered (3 subjects) and send to hospital (1 subject). Among 53 subjects who completed study, all (100%) showed adequate clinical and parasitological responces on day 14. However on day 28 evaluation the adequate clinical and parasitological responces reduced to 98.11%. There were no early treatment failure (0%), but, 1,89% showed late treatment failure. Most of the side effects were nausea (20.8%), vomiting (35.8%), headache (11.3%), stomach pain (20.8%), diarrhea (1.9%) and blurred of view (1.9%). The side effects were more common among patients under 15 years old than older and more frequent in women than men. Combination artesunate-amodiaquine and primaquine are efficacious for treatment uncomplicated falciparum malaria with cure rate in day 14 was 100% and day 28 was 98.11%, the side effect were nausea, vomiting, stomach pain, head ache and diarrhea.

Kata Kunci : Hasil guna,Kegagalan pengobatan dini,Kegagalan pengobatan kasep,Respon klinis dan parasitologis memadai,Efek samping,efficacy,early treatment failure,late treatment failure,adequate clinical and parasitological responces,side effect


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.