Laporkan Masalah

Preeklampsia/Eklampsia dan Risiko Kelahiran Preterm di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

SETIYORINI, Ana, dr. Siswanto A. Wilopo, SU.,MSc.ScD

2007 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kes. Ibu dan Anak-Ke

Latar Belakang: Insiden kelahiran preterm di negara berkembang adalah (5%–7%) per 1000 kelahiran hidup dan prevalensi kelahiran preterm di Indonesia adalah (18,5%). Preeklampsia/ eklampsia umumya terjadi setelah kehamilan 20 minggu. Risiko kejadian kelahiran preterm yang berhubungan dengan preeklampsia/eklampsia belum banyak diketahui, maka perlu dilakukan penelitian ini. Tujuan: Mengetahui besarnya risiko preeklampsia/eklampsia terhadap kejadian kelahiran preterm dan faktor–faktor lain yang berpengaruh tarhadap kejadian kelahiran preterm. Metode: Penelitian observasional dengan rancangan case control di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dalam kurun waktu 1Januari 2000 sampai dengan 31 Desember 2006. Total kasus ada 90 orang (ibu melahirkan bayi tunggal pada usia kehamilan 20-36 minggu) dan kontrol ada 180 orang (ibu melahirkan bayi tunggal pada usia kehamilan ≥37 minggu). Analisis univariabel, bivariabel dengan uji statistik Chi Square pada tingkat kemaknaan p<0.05, 95% CI. Analisis multivariabel dengan model regresi logistik digunakan untuk memperkirakan odds ratio dan 95% CI risiko preeklampsia/eklampsia terhadap kejadian kelahiran preterm. Hasil: Ibu dengan preeklampsia ringan dan preeklampsia berat/eklampsia mempunyai risiko untuk terjadi kelahiran preterm (OR:3,33; 95% CI: 1,47- 7,56 dan OR:3,66; 95% CI: 2,06-6,50) dibanding tidak preeklampsia/ eklampsia. Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kejadian kelahiran preterm adalah riwayat persalinan preterm dan antenatal care. Kesimpulan: Ibu dengan preeklampsia/eklampsia mempunyai resiko untuk terjadi kelahiran preterm. Kejadian kelahiran preterm juga dipengaruhi oleh riwayat persalinan preterm dan antenatal care.

Background: The incidence of preterm birth in developing countries is about 5-7% per 1000 live births and the prevalence of preterm birth in Indonesia is 18.5%. Preeclampsia/ eclampsia that commonly occurs after the 20 weeks of gestation can cause preterm birth but it has not much discussed yet so that a study about it is urgently needed. Objective: To estimate the rate of risk factor of preeclampsia/eclampsia to preterm birth and other factors affecting to preterm birth. Method: It was an observational study with case control design in Panti Rapih hospital, Yogyakarta, from 1January 2000 until 31 December 2006. The case group consisted of 90 women who had delivered a single baby at 20-36 weeks’ gestatation and the control group consisted of 180 women who had delivered a single baby at ≥37 weeks’ gestation. Univariable and bivariable analysis with Chi Square test were used with p<0.05, 95% CI. Multivariable analysis with logistic regression model was used to estimate odds ratio and 95% CI on the risk of preeclampsia/eclampsia toward preterm birth. Results: Women with mild preeclampsia and severe preeclampsia/ eclampsia had risks of preterm birth (OR:3,33; 95% CI: 1,47-7,56 and OR:3,66; 95% CI: 2,06-6,50, respectively) compared to women with no preeclampsia/eclampsia. Factors affecting to preterm birth were history of previous preterm birth and antenatal care. Conclusion: Women with preeclampsia/eclampsia had risks of preterm birth. The incidence of preterm birth also was affected by history of previous preterm birth and antenatal care.

Kata Kunci : Preeklamsia/Eklamsia,Kelahiran Preterm,preterm birth, preeclampsia/eclampsia, risk factor


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.