Laporkan Masalah

Evaluasi pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas di Kabupaten Tanah laut Propinsi Kalimantan Selatan

PRATONO, Hari, dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA

2007 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kebij. dan Manaj. Pe

Latar belakang: Setiap tahun lebih dari 12 juta anak di negara berkembang meninggal sebelum ulang tahunnya yang kelima, dan 70% dari kematiankematian tersebut disebabkan oleh pneumonia, diare, malaria dan campak dan gizi buruk. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah strategi untuk menurunkan kematian balita dengan pendekatan terpadu yang melibatkan pencegahan, promotif dan pengobatan. Isu sustainibilitas program MTBS menjadi penting oleh karena begitu banyak kendala dalam penerapan MTBS. Tujuan: Mengetahui bagaimana praktik MTBS di puskesmas dengan dukungan manajemen Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut dan mengapa puskesmas masih bisa menjaga kelangsungan penerapan MTBS. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Pengamatan langsung untuk mengetahui alur pelayanan dan keterpaduan pelayanan. Kepatuhan petugas dinilai dengan membandingkan dengan cheklis berdasar buku bagan MTBS. Wawancara dan diskusi kelompok terfokus (DKT) serta mencari dokumen pendukung dilaksanakan untuk melihat dukungan manajemen dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut terhadap praktik MTBS. Hasil: Alur pelayanan praktik MTBS sudah mengikuti pola pemeriksaan dengan pelayanan yang terintegrasi yang melibatkan tim yang dikelola oleh seorang case manager serta dengan intervensi yang terintegrasi meliputi pengobatan, promosi dan pencegahan. Kepatuhan terhadap standar MTBS cukup dengan nilai 67 persen. Praktik MTBS ini mendapat dukungan manajemen dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut. Peran seorang case manager sebagai penanggungjawab pelaksanaan MTBS yang didukung oleh manajemen puskesmas menjadikan praktik MTBS tetap terjaga kelangsungannya. Kesimpulan dan Saran: Penelitian ini membuktikan peran seorang case manager yang didukung oleh manajemen puskesmas mampu mengatasi keterbatasan dukungan manajemen dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut dalam menjaga sustainibilitas implementasi MTBS yang dilaksanakan di puskesmas. Otonomi puskesmas menjadi kebutuhan untuk dapat mengatasi keterbatasan Dinas Kesehatan dalam mendukung praktik MTBS dalam hal pengadaan sarana dan prasarana, pemberian insentif, pengelolaan pelatihan serta pelaksanaan supervisi.

Background: Every year more than 12 million children in developing countries die before their fifth birthday, and 70% of their death is caused by pneumonia, diarrhea, malaria, measles and malnutrition. Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) is a strategy to minimize infant mortality through integrated approach which includes prevention, promotion and medication. The issue of IMCI program sustainability becomes important because there are so many constraints in the implementation of IMCI. Objective: To identify the practice of IMCI at the health center with the support of the management of the Health Office at District of Tanah Laut and find out how the health center maintained the sustainability of IMCI implementation. Method: This was a descriptive study with a case study approach. Direct observation was conducted to learn the service procedure and service integration. Staff's compliance was assessed by comparing checklist based on IMCI flowchart. Interview, focus group discussion and supporting documents were used to see managerial support of the Health Office to the practice of IMCI. Result: Service procedure of IMCI practice had been conducted according to examination pattern of integrated service which involved team managed by a case manager and integrated intervention which included medication, promotion and prevention. Compliance with ICMI standard belonged to adequate category (67%). The practice of IMCI was supported by the management of the health office of Tanah Laut District although some shortcomings still existed. The role of a case manager as the one responsible for the practice of IMCI was sustained. Conclusion and Suggestion: The role of a case manager supported by the health center management could overcome limitation of managerial support of Tanah Laut District Health Office in keeping the sustainability in IMCI implementation carried out at the health center. Health center autonomy was required to overcome limitation of the health office in supporting the practice of IMCI in aspects of facility procurement, provision of incentives, training management and supervision implementation.

Kata Kunci : Manajemen Terpadu Balita Sakit,Puskesmas, integrated management of childhood illness, managerial support, Tanah Laut


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.