Laporkan Masalah

Penilaian mutu makanan pada sistem penyelenggaraan makanan yang berbeda di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin dan di Rumah Sakit Kesdam Banda Aceh

YULIANI, Devi, dr. Tjahjono Kuntjoro, MPH.,DrPH

2007 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Gizi dan Kesehatan)

Latar Belakang. Pelayanan gizi yang bermutu di rumah sakit akan membantu mempercepat proses penyembuhan pasien, yang berarti memperpendek lama hari rawat sehingga dapat menghemat biaya pengobatan. Mutu penyelenggaraan makanan dapat dinilai dari keluaran (output) yaitu makanan bermutu. Terdapat dua sistem penyelenggaraan makanan di rumah sakit yaitu sistem swakelola dan sistem outsourcing. Sistem penyelenggaraan makanan yang dipilih oleh rumah sakit akan berpengaruh terhadap unsur masukan, unsur proses, dan unsur lingkungan yang akan berpengaruh terhadap mutu makanan yang dihasilkan. Tujuan Penelitian. Untuk mengetahui perbedaan mutu makanan di antara kedua sistem penyelenggaraan makanan. Rancangan Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan crosssectional. Sampel untuk pemeriksaan angka kuman makanan pada penelitian ini adalah makanan biasa. Subyek penelitian adalah pasien yang mendapatkan makanan biasa untuk penilaian kepuasan pasien. Data yang dikumpulkan meliputi proses penyelenggaraan makanan dengan menggunakan daftar tilik, sisa makanan pasien dengan menggunakan lembar visual skala comstok, kepuasan pasien dengan menggunakan kuesioner, dan angka kuman makanan dengan menggunakan metode total plate count. Data yang dikumpulkan, diolah dan dianalisis menggunakan statistik univariat dan uji Man Whitney. Hasil. Hasil analisis statistik ada perbedaan yang bermakna pada proses penyelenggaraan makanan (p=0,04), kepuasan pasien (p=0,00), dan angka kuman makanan (p=0,02) di antara kedua sistem, sedangkan pada sisa makanan menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna di antara kedua sistem dengan nilai p>0,05. Kesimpulan. Ada perbedaan yang bermakna pada proses penyelenggaraan makanan pasien, kepuasan pasien, dan angka kuman makanan di antara kedua sistem. Untuk sisa makanan pasien tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua sistem penyelenggaraan makanan.

Background: Quality nutrition service in hospitals help quick recovery of patients. This means that length of hospitalization becomes shorter thus cost of medication can be minimized. The quality of food provision can be assessed from the output; i.e. quality food . There are two systems of food provision; self provision and outsourcing. Food provision system adopted by hospitals affects input, process and environment elements which influence quality of food product. Objective: To identify differences in quality of food between the two food provision systems. Method: The study was observational with cross sectional design. Samples used to assess food's germ rate were ordinary food. Subject of the study were patients who had ordinary food to be assessed their satisfaction with the food. Data obtained comprised food provision process using checklist, leftovers using comstock scale visual sheets, patients' satisfaction using questionnaires and food's germ rate using total plate count method. Data were collected, processed and analyzed using univariable and Man Whitney test. Result: There was significant difference in food provision process (p=0.04), patients' satisfaction (p=0.00), and food's germ rate (p=0.02) between the two systems and there was no significant difference in leftovers between the two systems with p>0.05. Conclusion: There was significant difference in the process of food provision, patients' satisfaction, and food's germ rate between the two systems. There was no significant difference in leftovers between the two systems.

Kata Kunci : Makanan Rumah Sakit,Mutu Makanan, outsourcing, self provision, food provision process, leftovers, satisfaction, germ rate


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.