Laporkan Masalah

Pengaruh konservatisma laporan keuangan terhadap eanrnings response coeffecient

DEWI, Anak Agung Ayu Ratna, Dr. Suwardjono, M.Sc

2003 | Tesis | S2 Akuntasi

Pengguna laporan keuangan akan berhadapan dengan masalah konservatisma ketika menghadapi laporan keuangan yang merupakan salah satu sumber informasi untuk mendukung pengambilan keputusan. Konsep konservatisma menyatakan bahwa dalam keadaan yang tidak pasti maka manajemen akan memilih metoda atau perlakuan akuntansi yang mempertimbangkan keadaan, harapan hasil, serta kejadian yang kurang menguntungkan. Implikasi konsep konservatisma adalah segera mengakui rugi atau biaya yang akan terjadi, akan tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba walaupun kemungkinan terjadinya cukup besar. Konsep konservatisma menimbulkan dua pendapat yang bertentangan, yaitu pendapat pertama yang menyatakan bahwa akuntansi konservatif akan menghasilkan laba yang berkualitas, dan pendapat kedua yang menyatakan akuntansi konservatif akan menghasilkan laba yang bias. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan antara konservatisma laporan keuangan dengan akrual diskresioner, serta hubungan antara konservatisma laporan keuangan dengan earnings response coefficient. Hipotesis yang diajukan adalah: (1) Ada hubungan (dependensi) antara konservatisma laporan keuangan dengan akrual diskresioner, (2) ada hubungan (dependensi) antara earnings response coefficient dengan konservatisma laporan keuangan, khususnya bahwa earnings response coefficient laporan optimis lebih besar dibandingkan earnings response coefficient laporan konservatif. Hipotesis pertama didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas laporan keuangan, khususnya laba yang menjadi pertentangan dalam masalah konservatisma tidak dapat dilepaskan dari masalah akrual diskresioner yang dalam literatur manajemen disebutkan sebagai akrual yang dalam jangka pendek dapat dikendalikan oleh manajemen. Hipotesis kedua timbul dari pemikiran bahwa earnings response coefficient yang merupakan salah satu pengukur reaksi pasar berbeda baik secara cross sectional maupun time series. Proksi konservatisma yang digunakan dalam penelitian ini adalah akrual yang diperoleh dari selisih antara net income dan cash flow. Sampel penelitian berjumlah 61 perusahaan yang sahamnya terdaftar dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta, yang dipilih berdasarkan purposive sampling. Data yang digunakan adalah data kuartalan dari tahun 1996—2000. Analisis untuk menguji hipotesis pertama menggunakan chi square karena kedua variabel yang diuji merupakan variabel dummy, sedangkan analisis kedua menggunakan uji beda (t-test). Kecenderungan konservatisma masing-masing perusahaan dengan lebih kurang 19 amatan berbasis data kuartalan diketahui dengan membuat grafik serta menarik garis linear atas amatan tersebut. Persistensi konservatisma laporan keuangan diketahui dengan melakukan run test terhadap 19 amatan untuk masing-masing sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan yang secara statistis signifikan antara konservatisma laporan keuangan dengan akrual diskresioner. Walaupun secara statistis hubungan tersebut signifikan, namun besarnya korelasi yang ditunjukkan oleh nilai Phi, Cramer’s V, dan contingency coefficient sebesar 0.057 mengindikasikan hubungan tersebut lemah. (2) Earnings response coefficient laporan yang cenderung persisten optimis berbeda dengan earnings response coefficient laporan yang cenderung persisten konservatif yang secara statistis signifikan pada a=5%, khususnya bahwa earnings response coefficient laporan yang cenderung optimis lebih tinggi dibandingkan earnings response coefficient laporan yang cenderung konservatif.

Financial statement user would face conservatism problem when concerning to financial statement, which is one of informational sources to support decisions making. Conservatism concept revealed that in uncertainty condition management would choose methods or accounting procedures which consider condition, expected output, as well as event which less benefit. The conservatism concept implication is immediately recognizing losses or cost that would occur, but it is not immediately recognizing income or profit although it would possibly to occur. Conservatism concept result in two conflicted stances, that is first stance asserted that conservative accounting would produce highquality profit, and second stance that assert would produce bias profit. This research has a purpose to provide empirical evident about relationship between the financial statement conservatism with discretionary accruals as well as relationship between financial statement conservatism with earnings response coefficient. The hypothesis proposed are: (1) There is a relationship (dependency) between earnings response coefficient with discretionary accruals, (2) there is a relationship (dependency) between earnings response coefficient of conservatism financial statement, especially that earnings response coefficient of the optimist financial statement is larger than earnings response coefficient of conservative financial statement. First hypothesis based on consideration that quality of financial statement especially the profit which become controversy in conservatism problem could not be separated from discretionary accruals in which earnings management literatures called as accruals that in short-term could be controlled by management. The second hypothesis resulted from consideration the earnings response coefficient differ both from cross sectional and time series perspectives. The conservatism proxy used in this research is accruals obtained from differences between net income and cash flow. The research sample totalled 61 companies which listed and traded in Jakarta Stock Exchange, selected based on purposive sampling. The data used is quarterly data from 1996-2000. The statistical analysis for the first hypothesis is chi-square, and the second hypothesis is t-test. The conservatism tendency of financial statement for each entity is known by making a graph and draw a linear- line. The persistence of financial statement conservatism is known by performing run test for each sample. The result of research shows that: (1) there is a significant relationship between conservatism of financial statement with discretionary accruals (2) the earnings response coefficient of a statement tend to be optimist and persistent differ from the statement tend to be conservative and persistent, especially that the earnings response coefficient of a statement tend to be optimist is higher compared to the earnings response coefficient of a statement tend to be conservative.

Kata Kunci : Laporan Keuangan,Earnings Response Coefficient, Financial statement conservatism, earnings response coefficient, discretionary accruals, earnings management


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.