Laporkan Masalah

Peran Serta Masyarakat Terhadap Pelestarian Situs Warungboto di Kota Yogyakarta

PUTRI INDRADIANI, Dr. Fajar Winarni, S.H., M.Hum

2018 | Skripsi | S1 HUKUM

Cagar budaya merupakan peninggalan aktivitas manusia zaman dahulu yang keberadaannya penting dan wajib dilindungi serta dilestarikan karena memiliki nilai-nilai luhur yang menunjukkan jati diri dan kepribadian bangsa. Di Kota Yogyakarta terdapat cagar budaya yang kurang mendapatkan perhatian serta kurangnya peran serta masyarakat dalam pelestarian cagar budaya yakni Situs Warungboto. Situs Warungboto awalnya merupakan sebuah tempat peristirahatan Sultan Hamengku Buwono II. Dalam bahasa Jawa, tempat istirahat dikenal dengan sebutan pesanggrahan. Dahulu, situs bersejarah ini dikenal dengan nama Pesanggrahan Rejowinangun, awalnya pesanggrahan bersejarah ini dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono II, sekitar tahun 1880 M. Hal tersebut dibuktikan dengan catatan sejarah yang tercantum dalam sebuah tembang macapat, sebuah tembang atau lagu yang berkisah tentang kemajuan dan pencapaian dari Sultan Hamengku Buwono II. Warungboto yang merupakan sebuah pesanggrahan Sultan Hamengku Buwono II ini, dulunya merupakan sebuah tempat pemandian, hal itu bisa dilihat pada bagian tengah bangunan yang terdapat sebuah umbul atau mata air. Seiring berjalannya waktu, pesanggrahan ini tidak lagi dipergunakan oleh keluarga Keraton, sehingga pesanggrahan ini pun menjadi bangunan bersejarah yang tidak terawat dan terbengkalai.

Cultural heritage is a relic of ancient human activity whose the existence is important and must be protected also preserved because it has noble values that show the identity and personality of the nation. In Yogyakarta City there is a cultural heritage that received less attention also lack of community participation in the preservation of cultural heritage, Warungboto Site. This Warungboto Site was originally a resting place of Sultan Hamengku Buwono II. In Javanese, the resting place is known as pesanggrahan. Formerly, this historic site known as Pesanggrahan Rejowinangun, originally was built by Sultan Hamengku Buwono II, around 1880 M. Evidenced by the historical record that is listed in a tembang macapat, a song that tells about the progress and achievement from Sultan Hamengku Buwono II. Warungboto which is a pesanggrahan Sultan Hamengku Buwono II was once a bathhouse, it can be seen in the middle of the building that has umbul or springs. As time goes by, this pesanggrahan no longer used by Keraton�¢ï¿½ï¿½s family, so became a historic building that is not maintained and neglected.

Kata Kunci : pelestarian, cagar budaya, Situs Warungboto, preservation, cultural heritage, Warungboto Site

  1. S1-2018-345519-abstract.pdf  
  2. S1-2018-345519-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-345519-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-345519-title.pdf